Peran Perawat dalam Keperawatan Pariwisata: Pentingkah untuk Wisata Pesisir?

Wisata pantai selalu menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya, tetapi apakah kita benar-benar siap menghadapi risiko yang datang bersamanya? Tenggelam, sengatan ubur-ubur, dan cidera akibat aktivitas wisata air tidak dapat dipungkiri. Meski pariwisata pesisir menjadi tulang punggung ekonomi, aspek keselamatan masih kerap diabaikan. Sudah saatnya kehadiran tenaga keperawatan kegawatdaruratan di destinasi wisata pesisir sebagai bagian dari standar keselamatan wisata.

Simulasi penanganan korban di pesisir Pangandaran (Foto: Donny Nurhamsyah)

Risiko Nyata di Pantai

Mengapa Kita Harus Peduli? Berbagai insiden darurat sering terjadi di pantai, tetapi langkah pencegahannya belum optimal. Kasus tenggelam, sengatan ubur-ubur, kecelakaan saat bermain wahana air, atau wisatawan yang terjebak dalam kondisi cuaca ekstrem adalah contoh nyata dari risiko yang sering terjadi. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah minimnya tenaga kesehatan seperti perawat yang siap siaga di lokasi. Kita tidak bisa terus berharap hanya pada satu pihak tanpa dukungan sistem kesehatan yang lebih baik. Jika ada perawat dengan keahlian salah satunya keperawatan kegawatdaruratan di setiap pantai, banyak nyawa bisa diselamatkan.

Mengapa Perawat Kegawatdaruratan Dibutuhkan di Pantai?

Pantai Madasari yang ada di Pangandaran (Foto: Donny Nurhamsyah)

Bayangkan sebagai contoh jika di Pantai Pangandaran yang setiap tahun mengalami peningkatan wisatawan, tersedia tim tenaga kesehatan khusus dengan keahlian kegawatdaruratan. Mereka tidak hanya siap menangani korban dengan cepat, tetapi juga bisa memberikan edukasi kepada wisatawan tentang keselamatan di laut. Ini bukan hanya soal reaksi terhadap kecelakaan, tetapi juga pencegahan.

Keperawatan kegawatdaruratan dalam konteks keperawatan pariwisata memiliki peran penting dalam meningkatkan keselamatan wisatawan. Keperawatan pariwisata adalah bidang yang mengintegrasikan layanan kesehatan dengan sektor pariwisata, memastikan wisatawan mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan yang cepat dan efektif. Dalam konteks wisata pantai, perawat kegawatdaruratan dapat berperan sebagai penyedia layanan pertolongan pertama, edukator keselamatan, serta bagian dari sistem kesiapsiagaan bencana di wilayah pesisir.

Sebagai dosen keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, kami telah berupaya mengintegrasikan aspek keperawatan kegawatdaruratan dalam konteks pariwisata pesisir ke dalam kurikulum. Melalui pendekatan Project-Based Learning dalam mata kuliah terkait, mahasiswa tidak hanya mempelajari teori tetapi juga menerapkannya secara langsung di lapangan. Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat juga telah difokuskan untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan wisatawan pesisir serta memberikan pelatihan pertolongan pertama bagi masyarakat dan pelaku wisata di kawasan pantai Pangandaran. Upaya ini merupakan bagian dari pengembangan keperawatan pariwisata yang berorientasi pada peningkatan kualitas layanan kesehatan di destinasi wisata.

Kita tidak bisa terus menutup mata terhadap ancaman keselamatan wisatawan pesisir. Beberapa langkah yang harus segera diterapkan meliputi:

Sudah Saatnya Bertindak

Keselamatan wisatawan pesisir bukanlah sesuatu yang bisa ditawar. Jika sektor pariwisata ingin terus berkembang, kita harus memastikan bahwa wisatawan merasa aman dan terlindungi. Keperawatan kegawatdaruratan dalam konteks keperawatan pariwisata bukan hanya diperlukan di rumah sakit atau ambulans, tenaga kesehatan harus hadir di tempat-tempat dengan risiko tinggi seperti wisata pantai. Pariwisata yang aman adalah investasi jangka panjang yang harus segera kita wujudkan.