Konten dari Pengguna

Memaknai Puisi Sementara Kita Saling Berbisik Karya Sapardi Djoko Damono

Dora Hatika Pertiwi
Menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
12 Desember 2021 19:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dora Hatika Pertiwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Langit di Sore Hari (Gambar Diambil dari Dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Langit di Sore Hari (Gambar Diambil dari Dokumen Pribadi)
ADVERTISEMENT
Puisi adalah hasil karya sastra dari ungkapan atau perasaan seseorang yang dituangkan menggunakan bahasa, rima, dan irama yang terikat serta memiliki makna. Dalam isinya, puisi menggunakan bahasa yang indah sehingga siapapun yang membacanya akan tertarik baik sebagai nilai keindahan saja, maupun tertarik dengan makna yang terkandung dalam puisi. Setiap pembaca memiliki pandangan yang berbeda dalam memaknai puisi yang dibacanya untuk mendapatkan pesan yang disampaikan melalui puisi. Setiap pembaca dapat menemukan makna atau nilai-nilai kehidupan dari setiap sajak-sajak yang dibacanya. Hal ini juga terjadi dalam memaknai puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono.
ADVERTISEMENT
Sapardi Djoko Damono adalah sastrawan yang menghasilkan banyak karya sastra berbentuk puisi. Puisi-puisi Sapardi selalu dikenal dan memiliki nilai-nilai kehidupan dalam setiap makna yang ditulisnya. Tidak jarang puisi Sapardi dijadikan sebagai contoh dalam pembelajaran mengenai puisi. Salah satu puisi Sapardi yang banyak dijadikan untuk perkenalan terkait puisi adalah kumpulan puisi Sapardi dalam antologinya: Hujan Bulan Juni.
Hujan Bulan Juni adalah puisi Sapardi yang paling banyak menggunakan kata "hujan" pada setiap sajak puisinya. Tema yang digunakan dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni didominasi tentang percintaan. Oleh karena itu, nama Sapardi Djoko Damono lebih mudah dikenal oleh para pembaca karya sastra. Selain itu, sajak-sajak yang digunakan Sapardi Dj0ko Damono adalah sajak sepi yang memiliki ciri khas bahasa yang lembut dan tenang.
ADVERTISEMENT
Sapardi Djoko Damono adalah sastrawan yang menggunakan bahasa tulis yang lembut, sehingga puisinya dikenal puisi yang lembut. Salah satu puisinya yang menggunakan sajak sepi adalah puisi Sementara Kita Saling Berbisik. Puisi ini merupakan bagian dari kumpulan puisi Hujan Bulan Juni. Puisi Sementara Kita Saling Berbisik terdiri dari dua bait dan menggunakan sajak puisi yang tenang dan diksi yang indah. Oleh karena itu, puisi Sapardi selalu menampilkan makna yang dapat dijadikan nilai-nilai kehidupan di dalamnya.
Puisi Sementara Kita Saling Berbisik apabila dilihat dari judulnya Sapardi memberikan makna tersirat untuk pembaca dalam menemukan arti puisi tersebut. Sementara Kita Saling Berbisik memiliki makna dua jiwa menjalani cinta dalam diam. Hal ini dapat dilihat dari kata "berbisik" yang memiliki arti mencintai secara diam-diam dan tidak harus diketahui oleh khalayak ramai.
ADVERTISEMENT
Puisi Sementara Kita Saling Berbisik mengangkat tema percintaan yang selalu melekat dalam diri anak muda. Menjalani cinta dalam diam, memberikan warna baru dalam perjalanan cinta muda-mudi sekarang. Cinta dalam diam sendiri memiliki arti sebuah tindakan mencintai seseorang ketika hati dan diri ingin mengungkapkan, namun hanya bisa memendam dengan mengutarakannya dalam doa.
Sementara kita saling berbisik
untuk lebih lama tinggal
pada debu, cinta yang tinggal serupa
bunga kertas dan lintasan angka-angka angka
Penggalan bait pertama pada puisi Sementara Kita Saling Berbisik di atas menyiratkan dahsyatnya kekuatan cinta dalam diam yang diperjuangkan melalui doa. Pada baris pertama, memiliki arti dua jiwa saling berjuang menengadahkan tangan kepada Tuhan dalam sepertiga malam dan sajak baris kedua artinya memohon pada Tuhan untuk ditetapkan kepada siapa berhak menetapkan hatinya karena petunjuk Tuhan adalah sebaik-baiknya dari seluruh petunjuk dan pada sajak baris ketiga memiliki arti berjuang dalam doa meskipun mencintai dalam diam.
ADVERTISEMENT
Ketika kita saling berbisik
di luar semakin sengit malam hari
memadamkan bekas-bekas telapak kaki, menyekap sisa-sisa unggun api
sebelum fajar. Ada yang masih bersikeras abadi
Penggalan bait kedua puisi Sementara Kita Saling Berbisik di atas juga memiliki arti yang sama dengan bait pertama. Pada baris pertama dan kedua sajak tersebut memiliki arti tentang waktu. Semakin khusyuk berdoa di penghujung malam, maka semakin merasakan besarnya kekuatan cinta dalam diam. Sedangkan arti sajak baris keempat adalah dua jiwa yang tidak pernah usai mencintai dalam diam.
Dapat diambil kesimpulan makna yang didapatkan dari puisi Sapardi Djoko Damono ini adalah mencintai tidak harus diketahui oleh orang lain dan diumumkan di depan banyak orang. Mencintai dalam diam adalah cara terbaik menjaga fitrah wajar manusia dalam hal mencintai seseorang. Sebab tidak ada cinta yang lebih baik daripada cinta Tuhan kepada hamba-Nya.
ADVERTISEMENT