Ketika Liburan Menjadi Rasa Ketakutan

Dwi Putri Handayani
IBU RUMAH TANGGA QC Inspection Bidang Farmasi
Konten dari Pengguna
6 Oktober 2022 20:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Putri Handayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Profesionalisme adalah kunci keberhasilan.
Sebagai seorang Panitia suatu kegiatan, seringkali seseorang dituntut secara profesional, namun ada kala nya "Profesionalisme" itu berujung suatu masalah.
ADVERTISEMENT
Sebut saja Dinar (nama samaran) dia adalah salah seorang teman SMA narasumber. Setelah Ujian Nasional berakhir, Dinar mengajak teman-teman nya untuk menyewa villa di pinggiran desa. Lokasi villa ini sendiri bukan di daerah dekat tempat wisata, sehingga jarang sekali diketahui oleh pengunjung domestik, yang berarti sangat jarang terjamah oleh orang banyak.
Dinar dan geng nya berjumlah 12 orang, 5 laki-laki dan 7 perempuan. Saat pertama kali datang, mereka melihat bangunan 2 lantai yang lumayan bagus. Dinar yang hanya sekali datang saat survey sekaligus pemesanan kepada pengurus, merasa ada perasaan tidak enak dihati nya. Namun demi kelangsungan acara, dia tidak menggubris nya.
Setelah berbenah, anak-anak baru gede itu langsung beraksi, mereka ada yang mencari sungai atau tempat yang bisa mereka ekplorasi. Masa muda memang seru, bahkan Dinar yang sempat merasa bimbang pun larut dalam kesenangan. Karena status panitia nya, Dinar kembali lebih awal ke villa, sedangkan teman-teman nya masih sibuk bermain.
ADVERTISEMENT
Saat dia kembali, hanya ada dia seorang. Dia menuju ke kamar untuk mengambil minum. Dari ruang tamu ke kamar, dia harus melewati lorong yang hanya selebar satu meter. Saat dia tiba dilorong itu, dia melihat benda hitam panjang bergerak seperti diseret menuju dapur. Saat itu dia hampir teriak, tapi dia tahan karena bisa saja teriakan nya terdengar sampai depan dan membuat kehebohan.
Setelah kondisi nya kembali stabil, Dinar segera berlari ke kamar dan mengambil minuman, lalu bergabung dengan teman-teman nya. Sore hari pun tiba, mereka sudah sedikit lelah, kemudian mereka berkumpul di ruang tamu dan mengobrol sambil bersenda gurau.
Tiba-tiba salah seorang teman Dinar, sebut saja Arif (nama samaran) menunjukan sesuatu di dompet nya. Dia bilang kalau itu jimat dari kakek nya dulu. Di tengah kondisi yang meriah, salah satu teman Dinar, sebut saja Ani (nama samaran), meminta untuk diantar ke toilet.
ADVERTISEMENT
Awalnya kondisi sangat ramai, bahkan suara tawa mereka terdengar dari bilik kamar mandi, namun tiba-tiba terdengar gebrakan kencang. Dinar terkejut dan melihat ke arah sumber suara, tapi disana tidak ada apa-apa. Ani pun keluar dari toilet dan dilihat dari ekspresi nya, seperti nya dia tidak mendengar suara gebrakan. Dinar hendak menanyakan tapi takut merusak suasana hati nya, secara dia itu panitia acara tersebut. Ada satu hal lagi yang membuat Dinar heran, suara tawa teman nya sudah tak terdengar lagi, tapi ekspresi Ani seakan tidak menaruh curiga, dia tetap terlihat senang.
Sampai sana teman-teman nya diam saja, beberapa dari mereka ada yang tampak tiduran. Dinar lalu menyarankan untuk pindah ke kamar saja, tapi beberapa dari mereka menolak, lebih enak begitu terasa meriah, seperti belum puas main saja. Saat itu kondisi Dinar juga sudah mulai kurang baik, beberapa kejadian aneh membuat nya ketakutan, tapi dia menahan nya agar tidak merusak suasana liburan nya bersama teman-teman nya.
ADVERTISEMENT
Malam pun tiba, mereka sudah pergi ke kamar masing-masing (Laki-laki dan perempuan terpisah). Di saat seperti ini pasti saja ada yang pergi ke toilet, teman nya Risa dan Hana (nama samaran). Dinar merasa ada perasaan tidak enak, dia ikut pergi tapi setelah mereka keluar dari kamar. Saat dilorong, Dinar bertemu pacar nya Adam (nama samaran), lalu Adam ini mengajak Dinar untuk ke depan, seperti obrolan romantis di bawah sinar bulan.
Saat Adam membuka pintu depan dan keluar, lalu meraih tangan Dinar, saat itu juga terdengar tawa tidak asing dari kamar. Suara tawa Adam dari arah kamar, saat itu Dinar sempat menoleh ke arah kamar anak laki-laki, dan saat dia kembali menoleh, tampak makhluk botak kurus, dengan taring dan mata menyala. Dengan jari-jari nya yang kurus dia memegang tangan Dinar. Lalu makhluk itu berusaha menarik Dinar keluar rumah.
ADVERTISEMENT
Dinar memberontak dan berhasil lepas, lalu diraih nya daun pintu dan dibanting sehingga tertutup. Benar-benar aksi bertahan hidup yang berdasarkan insting belaka. Karena bunyi bantingan pintu, semua nya keluar dari kamar. Dinar terduduk di depan pintu dengan badan yang lemas dan ketakutan.
Saat Adam mendekati Dinar, Dinar merasa takut dan refleks mundur, tetapi saat dia melihat teman nya yang lain, akhir nya dia sedikit tenang. Saat Adam bertanya apa yang terjadi, Dinar bilang tidak apa-apa sambil berusaha tersenyum, tapi sesaat kemudian air mata nya turun, dan yang sebelumnya tersenyum lalu menangis.
Saat itu juga salah satu dari teman nya bilang "ayo kita pulang". Dinar senang sekaligus sedih juga, kalau mereka pulang, berarti acara nya gagal. Dinar lantas mencegah tapi dengan masih sesenggukan. Lalu teman nya yang lain menyahuti, bahwa mereka sepakat memilih untuk pulang.
ADVERTISEMENT
Saat itu juga mereka mengemasi perlengkapan mereka, dan berlari masuk ke mobil. Mereka pergi dengan tergesa-gesa. Salah satu dari mereka terkejut, Dinar menoleh kebelakang, lampu di rumah itu semua nya padam. Tiba-tiba dari dalam rumah dan sekeliling nya, keluar bayangan hitam yang mengejar mobil mereka.
Mereka tiba di desa lebih tepat nya di sebuah warung pinggir jalan, di sana masih ada beberapa bapak-bapak yang duduk sambil minum mengobrol. Mereka berhambur keluar dan memesan minuman dari pemilik warung kopi. Bapak-bapak itu bertanya dari mana mereka, mereka menjawab dari villa. Beberapa orang terkejut dengan omongan mereka, pasalnya villa itu terkenal angker dikalangan penduduk, rumor nya, si pengurus yang merangkap sebagai dukun itu sengaja menaruh peliharaan nya supaya tamu nya kabur dan villa bisa disewakan lagi.
ADVERTISEMENT
Saat itulah tiba-tiba Dinar menangis, dia yang sudah menahan dari tadi, sudah tak sanggup lagi. Dia merasa jera dan mengaku sudah tidak kuat harus menahan rasa takut nya. Teman-teman perempuan nya pun menghibur, mereka bilang juga sudah tidak kuat. Kemudian, masing-masing dari mereka mulai bercerita perihal yang dialami.
Ani saat di toilet sebenarnya mendengar suara gebrakan itu, namun melihat Dinar yang baik-baik saja, dia merasa sungkan untuk bertanya. Lalu alasan mengapa anak-anak diam, karena saat mereka di ruang tamu, ada suara orang marah-marah dan suara seperti orang bertengkar di luar rumah.
Lalu saat Dinar membanting pintu, teman nya Risa dan Hana sebenarnya mengintip dari balik tembok lorong, mereka melihat Dinar digandeng oleh sosok yang menyeramkan, mereka ingin berteriak namun mulut mereka seperti bungkam. Dan saat mereka di sungai, kata anak laki-laki ada seorang wanita yang melambai-lambai dari jauh, sehingga mereka panik dan segera menepi.
ADVERTISEMENT
Setelah perjalanan yang melelahkan itu akhirnya mereka tiba di rumah masing-masing dengan selamat, tetapi Arif sempat sakit selama 3 hari, katanya dia mengigau dan meminta ampun saat tidur.
Sekian cerita yang dapat disampaikan, atas perhatian nya saya ucapkan terima kasih.