Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mematahkan Stereotip: Menjelajahi Keragaman dalam Gen Z
29 April 2025 15:45 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Davina Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Stereotip adalah ide atau pendekatan yang tidak memiliki dasar yang tepat untuk sesuatu atau suatu kelompok. Stereotip dapat dianggap sebagai fakta yang benar, meskipun tidak memiliki dasar yang kuat. Stereotip dapat menjadi masalah serius ketika disajikan sebagai fakta yang benar, karena dapat menyebabkan kesimpulan yang salah atau keputusan yang buruk.
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, Generasi Z sering distereotipkan negatif sebagai generasi yang lemah, apatis, dan kurang peduli. Namun, kenyataannya mereka adalah generasi yang sangat melek teknologi dan memiliki keberagaman yang luas. Melalui media sosial, Gen Z aktif menantang stereotip tersebut dengan berbagi pengalaman secara terbuka dan mengekspresikan diri secara otentik. Mereka tidak hanya menginginkan toleransi, tetapi juga memperjuangkan kebebasan, keadilan, dan inklusivitas. Peran Gen Z sangat penting dalam membentuk masa depan yang lebih berkeadilan dan menghargai keberagaman.
Stereotip Umum yang Melekat pada Generasi Z
Generasi Z sering dihadapkan pada beberapa stereotip umum yang dapat memengaruhi persepsi tentang mereka. Stereotip pertama dari Gen Z adalah dicap sebagai pekerja yang malas dan komunikator yang kasar, sehingga terkesan bahwa mereka menggunakan kesehatan mental sebagai alasan untuk menghindari tanggung jawab mereka. Mereka juga sering dianggap apatis karena tidak mau bekerja di bawah tekanan dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar karena kecanduan teknologi. Namun, stereotip ini tidak akurat dan didasarkan pada generalisasi dan bias. Gen Z sangat mementingkan lingkungan kerja yang mendukung, budaya perusahaan yang positif, dan kesempatan untuk kemajuan karier. Aspek-aspek ini sangat penting untuk kepuasan kerja dan pertumbuhan profesional mereka. Selain itu, banyak milenial menganggap Gen Z sebagai generasi yang terampil dalam komunikasi digital, dengan penggunaan berbagai platform media sosial dan aplikasi pesan instan. Mereka ingin memiliki karir yang sukses namun tetap realistis untuk mereka dan juga jangka panjang, karena mereka mengutamakan kenyamanan diri sendiri dan juga kelayakan hidup untuk keluarga mereka, yang dikenal dengan istilah "Work Life Balance."
ADVERTISEMENT
Stereotip Negatif dan Realitas Kesejahteraan Mental Gen Z
Gen Z sangat sadar akan masalah kesehatan mental dan menekankan pentingnya hal tersebut. Namun, hal ini dianggap remeh dan menimbulkan stereotip negatif tentang Gen Z, mereka dianggap mudah stres dan memiliki tingkat kesejahteraan mental yang lebih rendah, sementara itu banyak Gen Z yang aktif dalam upaya meningkatkan kesadaran akan isu-isu kesehatan mental dan mencoba mengatasi stigma ini. Kesadaran ini tercermin dalam platform media sosial mereka, di mana mereka secara terbuka mendiskusikan kesehatan mental dan berbagi sumber daya. Menurut Judithya Pitana, Pemimpin Redaksi POPBELA.com, mengakui bahwa Generasi Z memiliki peran yang dominan dalam mendestigmatisasi kesehatan mental melalui media sosial mereka. "Mereka dengan berani membagikan perjuangan pribadi mereka, bahkan yang mungkin dianggap tabu atau memalukan oleh generasi yang lebih tua, di platform media sosial seperti Instagram, Twitter, dan TikTok," ujar Judith. Salah satu inisiatif penting dalam hal ini adalah platform "Pejuang Pulih," di mana mereka secara terbuka mendiskusikan pengalaman mereka dengan depresi, kecemasan, dan tantangan kesehatan mental lainnya.
ADVERTISEMENT
Kesadaran dan Strategi Gen Z dalam Menggunakan Media Sosial
Karena Gen Z hidup di era digital dan mereka selalu fokus dengan gadget mereka, mereka memiliki stereotip "Gen Z tidak terfilter dan terlalu bergantung pada media sosial." Stereotip ini berlaku sebaliknya, Gen Z menyaring semua media sosial mereka dan menggunakan aplikasi yang berbeda dengan tujuan yang berbeda pula. Misalnya, mereka menggunakan Facebook untuk mengetahui isu-isu global dan lokal, lalu Instagram untuk mengunggah kegiatan sehari-hari, Twitter untuk didengar oleh banyak orang atau mencari informasi terbaru, dan TikTok untuk hiburan. Gen Z selalu sadar akan penggunaan media sosial, tidak hanya menggunakan berbagai aplikasi tetapi juga membedakan antara akun publik dan privasi atau sering disebut “second account,” mereka mengkurasi citra positif di akun Instagram publik mereka, sementara akun privasi mereka memungkinkan mereka untuk memposting apapun yang mereka sukai. Hal ini menunjukkan bahwa Gen Z tidak hanya sadar akan media sosial tetapi juga tahu bagaimana menggunakannya secara efektif. Mereka sangat senang mengekspresikan diri melalui media sosial dan tidak segan-segan menyuarakan pendapatnya, karena mereka memiliki pengalaman teknologi yang canggih, memiliki pandangan yang inklusif dan mereka dikenal sebagai generasi yang aktif dan tanggap terhadap masalah sosial seperti BlackLiveMatters, Women Support Women, LGBTQ+, dan lain-lain. Mereka cenderung berpikiran terbuka, mereka berusaha untuk membantu mengatasi masalah sosial tersebut meskipun mereka tidak terdampak secara langsung. Dengan intensitas penggunaan teknologi dan media sosial untuk berkomunikasi, hal ini dapat membuat Gen Z lebih terbuka terhadap berbagai pandangan dan pengalaman, meskipun stereotip mungkin menggambarkan mereka sebagai generasi yang kurang berinteraksi di dunia nyata.
ADVERTISEMENT
Gen Z adalah generasi yang beragam dengan karakteristik dan nilai nilai yang unik. Gen Z sering distereotipkan sebagai generasi yang lemah, apatis, dan terlalu bergantung pada media sosial. Namun, stereotip ini sebagian besar tidak akurat, mereka menghargai lingkungan kerja yang mendukung, budaya perusahaan yang positif, dan peluang untuk kemajuan karier. Mereka sangat peduli dengan keadilan sosial, keberlanjutan, dan teknologi, serta memprioritaskan kenyamanan diri sendiri dan kelayakan hidup untuk keluarga mereka. Gen Z sangat sadar akan masalah kesehatan mental dan menekankan pentingnya hal tersebut. Mereka juga terampil dalam komunikasi digital dan menggunakan berbagai platform media sosial secara efektif. Terakhir, Generasi Z memainkan peran penting dalam mendobrak stereotip, menunjukkan apresiasi terhadap keberagaman, kebebasan, dan keadilan, serta secara aktif menantang kesalahpahaman melalui tindakan dan nilai-nilai mereka. Melalui tulisan ini, kita dapat memahami sifat alami mereka dan menghargai kontribusi penting mereka.
ADVERTISEMENT
Davina Putri Wiendien, Mahasiswi S1 Sastra Inggris Universitas Negeri Semarang.