Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Museum Prabu Siliwangi sebagai Ikon Kebudayaan Sunda di Kota Sukabumi
13 Maret 2022 21:08 WIB
Tulisan dari Saepudiqri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sukabumi – Museum Prabu Siliwangi berada di Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi. Museum ini memiliki nama asli “Museum Sejarah Sunda Prabu Siliwangi”, tetapi masyarakat lebih mengenalnya dengan nama “Museum Prabu Siliwangi”.
ADVERTISEMENT
Sejarah Museum
Museum Prabu Siliwangi didirikan oleh salah satu keturunan dari Prabu Siliwangi sendiri yaitu Bapak Kyai M Fajar Laksana. Beliau keturunan ke- 17 dari Prabu Siliwangi. Museum ini berdiri secara resmi pada tahun 2011 yang diresmikan oleh Walikota Sukabumi dengan turunnya SK dari Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga). Museum Prabu Siliwangi berada di satu lokasi dengan Pesantren Dzikir Al-Fath.
Tahun 2011 menjadi awal berdirinya Museum Prabu Siliwangi sampai bisa bertahan hingga sekarang. Hal itu disebabkan karena Museum Prabu Siliwangi menggunakan konsep terpadu yaitu berada di komplek pendidikan Dzikir Al-Fath, sehingga siswa/siswinya diwajibkan untuk berkunjung ke Museum tersebut. Masyarakat luas pun dapat merasakan berkunjung ke Museum Prabu Siliwangi.
“Museum ini dibuka setiap hari, tetapi selama pandemi dibatasi untuk kunjungan. Selama pandemi ini banyak kunjungan hanya dari siswa/siswi yang berada di sekitar Pesantren Dzikir Al-Fath saja. Biaya masuk ke Museum itu sebesar Rp10.000,-/orang untuk masyarakat umum dan pelajar/mahasiswa itu Rp5.000,-/orang,” kata Irwan Ketua 3 Bidang Operasional Museum Prabu Siliwangi.
Koleksi Museum
ADVERTISEMENT
Museum Prabu Siliwangi dibedakan dalam tiga ruangan, ada ruangan sejarah Islam, sejarah Prabu Siliwangi, dan juga sejarah Kemerdekaan. Berbicara mengenai sejarah Prabu Siliwangi, di museum ini terdapat warisan budaya benda dan tak benda. Warisan budaya benda berupa naskah, arkeologika, seni rupa, teknologika, pusaka-pusaka peninggalan Prabu Siliwangi dan Kerajaannya. Lalu, warisan budaya tak benda yang dimiliki Museum Prabu Siliwangi yaitu kebudayaan pencak silat, boles (bola api), ‘ngagotong lisung’ (menggotong lisung).
Boles dan ‘ngagotong lisung’ sudah mendapatkan HKI (Hak Kekayaan Intelektual) warisan budaya tak benda Provinsi Jawa Barat. Warisan budaya tak benda tersebut menjadi ikon Kebudayaan Sunda di Kota Sukabumi.
“Ada 800 koleksi dari semua koleksi dari berbagai jenis koleksi dan sudah terinventaris di dalam buku. Kitab Suasit menjadi icon dari semua koleksi yang ada. Kitab Suasit ini menceritakan tentang sejarah Prabu Siliwangi termasuk di dalamnya cerita dari Raden Kian Santang, Syekh Quro, dan sejarah Nyai Sumbang Larang, itu untuk koleksi ditingkat Jawa Barat,” kata Irwan dalam penjelasannya.
ADVERTISEMENT
Terdapat banyak sekali koleksi warisan budaya benda nasional dan internasional. Warisan budaya benda secara nasional banyak tersapat di dalam Museum, sedangkan yang menariknya warisan budaya benda internasional yaitu terdapat replika Rambut Nabi Muhammad SAW.
Keunikan Museum
Tentunya setiap unsur kebudayaan pasti melekat dengan keunikan atau kekhasannya tersendiri, begitu juga dengan Museum Prabu Siliwangi. “Museum ini di samping memiliki benda-benda yang bersifat kesundaan, museum pun mengembangkan seni budaya. Ketika ada pengunjung yang datang berkunjung akan disambut dengan seni budaya seperti penampilan pencak silat, boles, dan ‘ngagotong lisung’. Serta pengunjung di sini akan mendapatkan wisata sejarah, wisata religi, wisata pendidikan, dan juga mendapatkan wisata silaturahmi,” kata Irwan.
Penghargaan Museum
Banyak sekali penghargaan yang didapatkan oleh Museum Prabu Siliwangi dari tahun 2011 hingga sekarang. Terbaru, pimpinan dari Museum Prabu Siliwangi mendapatkan penghargaan dari Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) yaitu sebagai pencipta budaya ‘ngagotong lisung’. Penghargaan lainnya dapat di lihat di dalam Museum.
ADVERTISEMENT
Selain penghargaan, dari segi pembangunan pun dapat dikatakan maju yaitu dari pembangunan sektor ekonomi kreatif. Ekonomi dari masyarakat sekitar sangat terbantu dengan adanya Museum Prabu Siliwangi ini. Terdapat toko cendera mata di depan Museum yang berisikan hasil-hasil karya atau kerajinan dari masyarakat. Masyarakat dapat menitipkan produk atau barangnya di toko tersebut.
Wisata sejarah memiliki makna dan manfaatnya seperti kita akan mengetahui mana yang benar dan mana yang salah dan akan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.