Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
200 Paket Pendidikan dibagikan Palang Merah Korea
21 Februari 2025 14:47 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dr CSP Wekadigunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Relawan Palang Merah Korea (Korean Red Cross) yang dipimpin oleh Suh Jeong Ah , Kepala Tim Relawan untuk kebencanaan memberikan 200 paket berisi buku, pensil dan lain-lain kepada 200 murid sekolah dasar negeri (SDN) 01 Pulau Untung Jawa – Kepulauan Seribu, Daerah Khusus Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pagi ini, 19 Februari 2025 cuaca Jakarta dan sekitarnya cerah bersahabat. Meski hujan cukup deras sejak semalam, namun pihak Dermaga 16 - Marina Ancol menyatakan bahwa tidak akan ada badai di laut, sehingga ‘speed boat’ kami dapat menyeberang ke Pulau Untung Jawa. Waktu yang ditempuh oleh ‘speed boat’ kami adalah sekitar 25 menit, dan kita sudah sampai tepat di dekat pintu gerbang sekolah SDN 01 Untung Jawa, tersedia dermaga di sana. Ibu Cri Sajjana Prajna Wekadigunawan sebagai pengurus pusat Palang Merah Indonesia (PMI) ditemani oleh Pak Angger Sutawijaya dan Pak Uceng dari PMI DKI-Jakarta beserta tim relawan PMI-DKI Jaya. Kami juga didampingi oleh pengurus PMI Kepulauan Seribu, bapak Fahrul, bapak Jasmani dan bapak Furqon.

Kami diterima oleh Kepala Sekolah SDN 01 Untung Jawa, bapak Haeruddin beserta para guru sekolah dasar yang kebanyakan perempuan. Para guru tersebut tampak cantik. Sementara, sekolah dasar 01 Untung Jawa ini terlihat besar, bersih dan bagus. Tersedia musholla berpendingin udara. Para murid terlihat antusias, dan mata mereka berbinar-binar melihat orang-orang Korea yang mungkin, selama ini, hanya mereka lihat di drama-drama Korea di televisi. Mereka menyambut kami dengan tarian selamat datang dan kemudian mempersilahkan kami menuju Aula di lantai dua. Semua kelas memang berada di atas, untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi banjir rob yang menerjang sekolah. Sekolah ini memang dibangun hanya sekitar 10 meter dari laut.
Acara hari Rabu ini adalah para remaja Korea dan para lansia Korea yang ikut dalam rombongan Palang Merah Korea menyajikan presentasi kebudayaan (Cultural Performance) mereka kepada anak-anak sekolah di Pulau Untung Jawa. Diawali dengan kami semua menyanyikan lagu tradisional Betawi yakni Kicir-kicir. Kemudian anggota Karang Taruna Pulau Untung Jawa menyajikan tarian Topeng Betawi, tapi mereka tidak memakai topengnya. Kemudian barulah para remaja relawan Korean Red Cross menari ala K-Pop. Dan semua orang bertepuk-tangan. Relawan lansia Korean Red Cross tak mau ketinggalan! Mereka menari gerakan dengan lagu yang popular juga di Indonesia yakni APT (A pe teu). Seru sekali. Penampilan remaja Korea ini ditutup dengan Tae-Kwondo, sebuah olah-raga tradisional Korea yang anak-anak muda Indonesia juga menyukainya.
ADVERTISEMENT
Acara sempat ada jeda istirahat, orang-orang Korea tersebut bergabung duduk di lantai dan makan bersama anak-anak sekolah itu. Anak-anak langsung merasa dekat, kemudian mereka sibuk berfoto dan meminta tanda-tangan dari mereka, yang menarik tanda-tangan itu ditulis dengan huruf Korea.
Para relawan ini kemudian berjalan kaki sekitar 200 meter dari sekolah, menuju pantai Sakura. Mereka mengadakan ‘games’ yang seru sambil berbagi hadiah-hadiah kecil. Sebenarnya, banyak mereka hendak berenang di laut, namun waktunya tak sempat. Mereka harus kembali ke Jakarta daratan, untuk sebuah keperluan. Mereka akan kembali lagi pada hari Kamis, keesokan harinya.
Kami juga diterima oleh Bapak Sidartawan, Lurah Untung Jawa yang mengatakan akan berada di pulau Untung Jawa sampai hari Jum’at. Sidartawan menyampaikan bahwa penduduk pulau Untung Jawa hanya sekitar 2900 jiwa, dan mata pencaharian mereka lebih banyak menjadi pegawai negeri sipil, sebagai nelayan sudah tak banyak. Orang-orang Kepulauan lebih suka bekerja di Jakarta daratan dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
-----------------------------------