Konten dari Pengguna

Keracunan Makanan pada Awak TNI, Polri, dan Pengawal Presiden

Dr Sudjoko Kuswadji SpOk
Dokter Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran UI (1972), TNI AU Wamil (1974-1980), Chief Medical Officer Indomedika, Trainer dan Konsultan
2 September 2024 8:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr Sudjoko Kuswadji SpOk tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keracunan makanan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keracunan makanan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Keracunan makanan sering sekali terjadi. Beritanya selalu sama, makan bersama, lalu beberapa jam kemudian korban muntah dan mencret. Ada yang dibawa ke RS, ada yang ke Puskesmas. Lalu janji diadakan penelitian penyebab keracunan. Sesudah itu tak ada berita lagi. Hasil penelitiannya tidak jelas dan hilang ditelan waktu. Demikian juga dengan kasus yang menyangkut presiden ini.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini bermula saat jajaran prajurit dari Kodam III/Siliwangi bersama pasukan dari Polri dan instansi lainnya mengikuti apel gelar pasukan di pusat kota Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu, 28 Agustus 2024.
Mereka tengah melakukan persiapan pengamanan menyambut kunjungan kerja Presiden Jokowi ke bendungan Leuwikeris esoknya. Setelah apel, para peserta upacara, yang jumlahnya kurang lebih 500 orang, mendapatkan makanan dan santap bersama. Menu makanan yang diberikan kepada peserta apel itu ialah nasi kuning, telur, perkedel, sambal, dan potongan timun.
Sekitar pukul 12:00 WIB, para peserta yang menyantap makanan itu banyak yang muntah-muntah dan lemas, pusing, dan mual. Beberapa dari mereka dilarikan ke Puskesmas Manonjay dan ada juga yang dibawa ke RSUD Kota Banjar serta RS Mitra Idaman Kota Banjar, untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan. Disebutkan ada sekitar 49 peserta apel keracunan makanan. Mereka merupakan gabungan pasukan TNI, Polri, dan instansi lainnya.
ADVERTISEMENT
Penentuan penyebab keracunan makanan harus diteliti dengan mencatat masa inkubasi nya. Mereka makan selesai apel sekitar pukul 0900 dan gejala muncul sekitar pukul 1200. Masa inkubasinya 3 jam.
(saya coba minta bantuan Gemini)
Keracunan makanan dengan inkubasi 1-3 jam umumnya disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh bakteri tertentu, bukan oleh bakteri itu sendiri. Toksin ini sudah terbentuk di dalam makanan sebelum dikonsumsi dan dapat menyebabkan gejala dengan sangat cepat.
Bakteri yang paling sering menyebabkan keracunan makanan dengan masa inkubasi singkat ini adalah:
* Staphylococcus aureus: Bakteri ini sering ditemukan pada kulit dan hidung manusia. Biasa disebut sebagai bisul bernanah. Jika makanan yang telah terkontaminasi bakteri ini tidak disimpan dengan benar (misalnya, pada suhu ruangan, tak lebih dari 4 jam), bakteri akan menghasilkan toksin yang tahan panas. Toksin inilah yang menyebabkan gejala keracunan makanan.
ADVERTISEMENT
* Bacillus cereus: Bakteri ini sering ditemukan pada tanah, debu, dan makanan seperti beras, tepung, dan sayuran. Toksin yang dihasilkan oleh bakteri ini juga tahan panas dan dapat menyebabkan dua jenis keracunan makanan: diare dan muntah.
Sampel makan atau muntahan atau tinja dikirimkan ke laboratorium makanan BP POM untuk dilakukan pemeriksaan kultur. Lama pemeriksaan pembiakan sekitar 1 minggu.
Meskipun makanan sudah dipanaskan ulang, bakteri akan mati namun toxin tetap utuh. Pemanasan percuma saja
Gejala keracunan makanan akibat toksin biasanya muncul secara tiba-tiba dan meliputi:
* Muntah: Seringkali merupakan gejala pertama dan paling dominan.
* Diare: Bisa berupa diare encer atau diare berdarah.
* Sakit perut: Kram perut yang hebat.
* Mual: Rasa tidak nyaman di perut.
ADVERTISEMENT
Makanan tempat berlindung kuman yang sering menjadi penyebab:
* Makanan yang mengandung protein: Seperti daging, unggas, produk susu, dan salad. Pada kasus ini telur.
* Makanan yang dimasak dan didinginkan: Jika makanan tidak didinginkan dengan cepat dan benar, bakteri dapat berkembang biak dan menghasilkan toksin.
* Makanan yang disiapkan dalam jumlah besar: Seperti makanan katering atau makanan di restoran.
Pencegahan:
* Masak makanan hingga matang sempurna: Suhu memasak yang cukup dapat membunuh bakteri. Minimum 60 derajad Celcius
* Dinginkan makanan dengan cepat: Setelah dimasak, segera dinginkan makanan dan simpan dalam lemari pendingin.
* Hindari kontaminasi silang: Pisahkan makanan mentah dan matang.
* Penjamah makanan harus mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir: Sebelum dan sesudah menyiapkan makanan. Penjamah makan tidak boleh mengidap bisul bernanah. Jerawat bernanah sering juga menjadi penyebab keracunan makanan.
ADVERTISEMENT
* Perhatikan tanggal kadaluarsa: Jangan konsumsi makanan yang sudah melewati tanggal kadaluarsa, atau lewat 4 jam.
Jika ada yang mengalami gejala keracunan makanan, segera konsultasikan dengan dokter, terutama jika gejala sangat parah atau disertai demam tinggi. Ganti cairan yang keluar dengan larutan oralit. Antibiotika tidak bermanfaat. Jika parah perlu diinfus.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua keracunan makanan memiliki masa inkubasi yang singkat. Beberapa jenis bakteri, seperti Salmonella dan E. coli, dapat menyebabkan gejala setelah beberapa hari.
(akhir dari Gemini dengan beberapa modifikasi dan tambahan)
Ini sebuah tulisan yang dibantu artificial intelligent. Penulis tetap berperanan besar dalam mengoreksi hasil penelusuran artificial intelligent. Mestinya wartawan harus mengusut follow up kasus itu sehingga kejadian berikut tidak muncul lagi.***
ADVERTISEMENT