Konten dari Pengguna

Bagaimana Menilai Orisinalitas dari Karya Seni Artificial Intelligence?

Dram Renaldi
Dosen (Universitas Buddhi Dharma)
5 Maret 2023 5:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dram Renaldi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lukisan Monalisa dengan dengan teknologi AI. Dokumentasi Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan Monalisa dengan dengan teknologi AI. Dokumentasi Pribadi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kaya seni yang dibuat oleh teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kercerdasan buatan kini kian diminati oleh berbagai seniman dan masyarakat awam lainnya.
ADVERTISEMENT
Kemunculan berbagai generator AI seperti Midjourney, DreamDeep, DALL-E, DeepAi, dan lain sejenisnya membuat banyak kemudahan bagi kita semua untuk membuat sebuah karya seni dengan perhitungan algoritma komputer.
Tentu saja hal tersebut akan jadi dengan sangat cepat dan mengkalkulasikan instruksi teks menjadi sebuah karya seni indah, bahkan memiliki konsep unik yang tentu saja orang-orang belum pernah memikirkannya.
Kecanggihan teknologi ini menjadi polemik bagi sebagian besar seniman karena dipertanyakan tentang sisi orisinalitas karya seni AI tersebut.
Armor ksatria Nusantara dengan konsep teknologi AI. Dokumentasi Pribadi
Munculnya teknologi baru ini tentu saja memberikan dampak negatif, yaitu kurangnya penghargaan karya seniman konvensional itu sendiri, yang mana karya seni yang dibuat secara konvensional membutuhkan waktu, tenaga, pikiran dan biaya yang cukup besar.
ADVERTISEMENT
Sehingga masyarakat awam yang tak begitu memahami seni akan lebih tertarik menggunakan generator AI yang tersedia secara gratis dan mudah diakses kapan pun dan di mana pun, serta hanya butuh beberapa saat saja untuk menciptakan suatu karya seni.
Meskipun karya seni AI saat ini lebih banyak diminati oleh masyarakat karena kemudahannya, namun karya tersebut bukanlah sebuah “Masterpiece” yang mampu menandingi karya seni konvensional.
Karya seni konvensional itu sendiri dibuat secara teliti dan menaruh emosi pada setiap goresan karyanya, juga turut serta ide – ide kreatif seniman yang membuatnya. Tentunya karya seni konvensional ini tak diragukan lagi terkait orisinalitasnya.
Namun, di balik itu semua banyak pengorbanan bagi para seniman seperti halnya membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup besar untuk membuatnya.
Masa depan Indonesia dengan konsep teknologi AI. Dokumentasi Pribadi
Lalu, selain munculnya karya seni AI yang sedikit mengganggu pikiran para seniman ini, ada pula kendala lainnya yang membuat karya seni konvensional kurang dihargai, yaitu kreativitas dan inovasi para seniman yang dituntut cepat untuk menciptakan originalitas setiap karya barunya.
ADVERTISEMENT
Permasalahan di atas tentunya ada solusi yang cukup bijak jika para seniman konvensional mau menerima perubahan pola pikir, yaitu dengan mempelajari dan menggunakan teknologi generator AI sebagai konsep dasar ide kreativitas itu sendiri.
Sehingga para seniman konvensional tak lagi membutuhkan waktu lama untuk menciptakan kreativitas baru sebagai bentuk orisinalitas karya seni. Dengan begini, karya seni yang diciptakan AI bisa dibilang memiliki peran penting untuk terciptanya orisinalitas karya seni tersebut.
Lalu bagaimana kita menilai karya AI sebagai bentuk orisinalitas? Ada beberapa tahapan yang menjadi panduan seniman untuk menilai orisinalitas karya seni AI, yaitu:

1. Evaluasi Proses Kreativitas

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Shutterstock
Dalam upaya menilai orisinalitas karya seni AI adalah dengan mengevaluasi suatu proses kreativitas penciptaan karya seni itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Evaluasi ini terdiri dari keunikan karya dan kontribusi pencitraan karya oleh seniman. Proses evaluasi ini melihat apakah seniman memegang kendali atas karya seni yang diciptakannya.

2. Keunikan Hasil Akhir

Ilustrasi seniman. Foto: Oleksandr Filatov/Shutterstock
Faktor penting lainnya dalam penilaian orisinalitas adalah keunikan hasil akhir karya seni itu sendiri. Karya seni yang memiliki ciri khas yang berbeda dari lainnya adalah poin penting dari orisinalitas. Algoritma AI tersebut dibuat untuk selalu belajar dari pengalaman sebelumnya, sehingga akan ada selalu data–data baru, dan memunculkan keunikan dari hasil karyanya.

3. Kontribusi Seniman dalam Proses Pembuatan Karya Seni

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Shutterstock
Kontribusi seniman dalam proses pembuatan karya seni AI juga dapat menjadi faktor penentu tingkat orisinalitasnya. Seniman yang dapat memilih algoritma yang spesifik dan menyesuaikan parameter dalam proses pembuatan karya seni menunjukkan bahwa meskipun teknologi ini AI digunakan, seniman tetap memegang kendali atas hasil akhir karya seni tersebut.
ADVERTISEMENT

4. Pendapat atau Respons dari Komunitas Seni

Ilustrasi Robot AI buat musik. Foto: Iaremenko Sergii/Shutterstock
Pendapat atau respons dari komunitas seni juga dapat menjadi indikator tingkat orisinalitasnya. Jika karya seni tersebut dianggap sebagai sesuatu yang baru dan inovatif, serta mempengaruhi tren dalam seni, maka karya seni tersebut dapat dianggap memiliki tingkat orisinalitas yang tinggi.
Kesimpulannya, menilai orisinalitas karya seni AI memerlukan pemahaman yang mendalam tentang evaluasi proses kreativitas, keunikan hasil akhir, kontribusi seniman dalam proses pembuatan karya seni, serta pendapat dan respons dari komunitas seni. Hal ini dapat membantu dalam menilai tingkat orisinalitas karya seni yang dibuat dengan teknologi AI.