Aktivitas Online dan Dampak Perilaku Anti Sosial

Enrico A Rinaldi
Dokter dan Doktor Ilmu Komunikasi dan pemerhati masalah hukum kesehatan serta praktisi sumber daya manusia
Konten dari Pengguna
13 Agustus 2020 6:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Enrico A Rinaldi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Ilustrasi wanita yang sedang melakukan online meeting. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi wanita yang sedang melakukan online meeting. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bentuk komunikasi massa di era saat ini berevolusi menjadi beragam jenis media baru yang berbasis internet. Dalam McQuail (2011), media baru adalah berbagai perangkat teknologi komunikasi yang berbagi ciri yang sama yang mana selain baru dimungkinkan dengan digitalisasi dan ketersediaannya yang luas untuk pengguna pribadi sebagai alat komunikasi. Fokus perhatian utama pada aktivitas kolektif bersama yang berjudul internet, terutama pada penggunaan publik seperti berita daring, iklan, aplikasi penyiaran (termasuk mengunduh musik dan lain-lain), forum dan aktivitas diskusi, World Wide Web, pencarian informasi, dan potensi pembentukan komunitas tertentu.
ADVERTISEMENT
Dalam perkembangan internet, apa yang disampaikan McQuail tersebut new media kemudian memunculkan beragam platform digital yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di seluruh dunia untuk beragam aktivitas komunikasi maupun interaksi antara kelompok atau individu di mana mereka menghasilkan, berbagi, bertukar ide, gambar, video dan banyak lagi lainnya di komunitas virtual berbasis internet sehingga hampir seluruh aspek kehidupan manusia tergantung kepada aplikasi platform digital tersebut.
Saat online, banyak orang menemukan keasyikan dan fantasi yang mungkin tidak pernah mereka dapatkan sebelumnya. Bagaimana keasyikan bersosialisasi melalui beraneka ragam aplikasi media sosial, mendokumentasikan dan mengedit diri maupun beragam kegiatan dengan aplikasi foto maupun video yang mengasyikkan. Kemudian meramalkan nasib, tanggal kelahiran, kapan harus melakukan pindahan rumah, tentang karier, jodoh, urusan kesehatan, keuangan, hiburan, transportasi, akomodasi, makan, hingga mengatur schedule kegiatan. Semua tersedia dengan aplikasi digital. Selama perangkat telepon seluler maupun personal komputer terhubung dengan internet, cukup energi baterai, dan ter-instal aplikasi yang diinginkan tersebut, tentunya berada di sebuah lorong dengan kesendirian bukanlah hal yang menakutkan lagi pada era saat ini.
ADVERTISEMENT
Efek komunikasi massa dari penggunaan media sosial terhadap perilaku remaja memberikan efek negatif di antaranya pertama, kecenderungan remaja saat ini menghabiskan waktu di media sosial sehingga membuat mereka kehilangan waktu maupun keahlian bersosialisasi di dunia nyata, dan kedua, memberi pengaruh negatif di mana para remaja melakukan imitasi atau meniru perilaku maupun tontonan orang dewasa dari apa yang mereka ketahui melalui media sosial yang dinilai belum waktunya.Studi terbaru menunjukkan bahwa media sosial dapat meningkatkan kadar depresi, di mana pengguna lebih sering melakukan perbandingan sosial yang tidak realistis.
dr. Enrico A. Rinaldi,M.A.R.S.,M.H.,CHRM
Morahan Martin dan Schumacher (2000) dalam Thurlow et al (2004) menambahkan bahwa kecanduan internet digambarkan sebagai kegiatan penggunaan internet terpola yang mengganggu, dengan gejala-gejala yang mengubah suasana hati, ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban peran utama, perasaan bersalah dan keinginan untuk mendapatkan lebih banyak. Hakim dan Raj (2017), bahwa kondisi kecanduan apabila rata-rata subjek mengakses internet sebanyak 10 jam perhari, subjek tidak pernah berhenti lebih cepat ketika mengakses internet karena adanya keinginan mereka yang terus-menerus ingin menggunakan internet seperti telah membuka sosial media yang satu, nanti buka yang lain. Kemudian sudah dibuka nanti dibuka lagi ditutup dan dibuka lagi begitu terus-menerus, subjek merasa setengah dari kebutuhannya itu bisa terpenuhi lewat internet dan dengan kehadiran internet membuat subjek merasa tidak kesepian.Seiring perkembangan teknologi, beragam platform digital berbasis internet telah mengubah rutinitas setiap individu. Dari beragam dampaknya, setiap individu disarankan untuk mengadopsi aspek positif dan menghindari efek negatif digitalisasi.
ADVERTISEMENT
Dari beragam paparan hasil penelitian mengenai dampak internet dan ulasan, pada akhirnya berusaha ingin memberikan pencerahan bahwa kita perlu memperluas pemahaman tentang interaksi sosial dan mengkategorikan pemakaian internet sebagai perilaku biasa, tanpa membuat kecanduan dan kompulsif (berulang-ulang). Internet sebagai media yang memudahkan kita menjangkau orang lain, menjawab kepenasaran kita dan mengefisienkan pekerjaan. Dengan internet menemukan yang selama ini terpisah atau menemukan kawan baru berdasarkan kesamaan kesenangan. Namun menyadari bahwa sebenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan dalam interaksi langsung dengan orang lain tanpa termediasi oleh internet dan menjadi sebuah aktivitas yang produktif, menyenangkan, bermanfaat dan sehat. Pengendalian emosi dan kesadaran akan keberadaan orang lain di sekitar kita kiranya menjadi titik awal dalam memotivasi diri agar melakukan tindakan offline dan mengurangi tindakan online dengan tidak menjadi candu terhadap internet dan menghindari individu yang anti sosial.
ADVERTISEMENT
Semoga tulisan ini dapat berguna.
Oleh : dr. Enrico A. Rinaldi,M.A.R.S.,M.H.,CHRM
Mahasiswa Doktoral Ilmu Komunikasi,praktisi SDM Rumah Sakit dan pemerhati Hukum Kesehatan.