Menjadi Penerjun Terakhir

Enrico A Rinaldi
Dokter dan Doktor Ilmu Komunikasi dan pemerhati masalah hukum kesehatan serta praktisi sumber daya manusia
Konten dari Pengguna
2 September 2020 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Enrico A Rinaldi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penerjun Bebas
zoom-in-whitePerbesar
Penerjun Bebas
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Adhi adalah seorang penerjun payung dengan rekor terbanyak di antara rekan-rekan penerjun seangkatannya. Bagi Adhi, kegiatan terjun adalah kegiatan yang menyenangkan dan membuatnya lepas bebas dari segala kepenatan yang ada di keseharian kerjanya. Tiap weekend dia selalu berkumpul bersama rekan sehobinya ini entah berdiskusi tentang teknik atau jenis payung terbaru atau bahkan pesawat pengangkut para penerjun ini. Dan Adhi sangat menikmati hobby nya ini bahkan sudah sangat serius dengan hobbynya ini bukan hanya sekali dua kali tapi bahkan rutin mengasah kemampuan terjun payungnya ini dari mulai hanya melihat, mencoba bahkan sampai berguru dengan para pelatih yang sangat kompeten. Indah sekali bukan?
ADVERTISEMENT
Tak dinyana menjadi seorang penerjun handal ternyata memerlukan banyak perhitungan matang dalam melakukan pekerjaan tersebut. Dari mulai persiapan,pelaksanaan dan setelah acara berakhir. Semua dikerjakan dengan perhitungan dan matang. Dari mulai menghitung arah angin,kesiapan jasmani dan rohani sampai tali payung pun diperiksa teliti satu demi satu. Adhi melakukannya sendiri dan dalam kesendiriannya ini didapatinya sesuatu kedamaian dalam hatinya,semua satu persatu.
Banyak dia melihat rekan2 pemula berlomba2 di awal, tapi saat akan dilaksanakan,kemudian batal start. Kemudian saat terjun berebut menjadi yang pertama keluar, pokoknya yang pertama dan tidak jelas apakah sampai ditujuan atau tidak, tidak peduli, yang jelas disebut pertama itu yang penting.Ada yang menyerahkan pemeriksaan payungnya kepada orang lain tanpa pernah mengeceknya sendiri apakah ada masalah atau tidak, maka risiko besar akan mengadang, bisa sampai atau bahkan bisa tidak. Sampai pun tidak akan pernah punya rasa kebanggaan dalam dirinya. Bagi Adhi tidak masalah menjadi penerjun terakhir tetapi dia yakin apa yang dilakukannya,persiapannya,kemampuannya,perhitungannya akan membawanya mendarat tepat di titik garis akhir dan selamat.
ADVERTISEMENT
Orang banyak tidak melihat saat start, bahkan saat perlombaan yang dilihat hanyalah rekan di kiri dan kanan depan dan belakang sebagai patokan, buru-buru tanpa sempat melihat garis finish. Seorang juara adalah yang menyelesaikan semua pertandingan, juara satu,dua dan seterusnya hanyalah angka. Tidak masalah jika start atau mulai dengan sangat lambat dan finish dengan lambat dari yang lain, tidak ada yang salah dengan itu. Yang salah adalah menerima itu sebagai pembenaran. Menjadi diri sendiri dengan segala keunikan yang ada di dirimu menjadi hal yang sangat berharga.
Tidak ada salahnya menjadi penerjun terakhir……
Demikian catatan singkat saya, yang terus mencoba berbagi pengalaman dengan semiotika yang dipelajarinya saat ini.
----------------------------------------------------------------------
Enrico A. Rinaldi, dokter,mahasiswa doktoral ilmu komunikasi dan praktisi HRD Rumah Sakit.
ADVERTISEMENT