5 Hal Ini Bisa Kamu Lakukan di Belitung

Konten dari Pengguna
5 Juli 2019 11:51 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Driana Rini Handayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Museum Kata Andrea Hirata, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Museum Kata Andrea Hirata, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sudah pernah ke Belitung? Kota ini naik pamor setelah buku karya Andrea Hirata, Laskar Pelangi, terbit pada 2005. Novel ini diikuti oleh 3 sekuelnya, yaitu Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov, harus diakui ketiga karya itu membuat Belitung bersinar sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Umumnya, para pelancong pergi ke Belitung dengan satu tujuan wajib: menyambangi Desa Gantung di Belitung Timur, yang merupakan setting utama dari tetralogi Laskar Pelangi.
Novel yang sudah diterjemahkan ke dalam 24 bahasa selain bahasa Indonesia ini, tak pelak mengangkat kembali nama Belitung yang dulu pernah berjaya di era pertambangan timah.
Tapi, tahukah kamu, bahwa di Belitung, kamu bisa melakukan hal lain dari sekadar wisata Laskar Pelangi? Apa saja sih, yang bisa kamu lakukan untuk mengisi waktu liburanmu di sana? Berikut ini di antaranya:
Di sini, kamu bisa melihat berbagai benda bersejarah, senjata, dan perabotan dari masa penjajahan Jepang dan Belanda. Selain itu, ada hewan purba yang diawetkan, juga banyak sekali keramik yang berasal dari kapal-kapal niaga yang karam di perairan sekitar Belitung. Kamu juga bisa melihat berbagai senjata tradisional seperti tombak lade, golok, dan keris.
ADVERTISEMENT
Museum yang terletak di Jalan Melati A41 Tanjung Pandan ini buka setiap hari dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB, dengan harga tiket masuk antara Rp 3.000 hingga Rp 5.000.
Seporsi Mie Atep.
Apa artinya jalan-jalan tanpa mencicipi kuliner khas daerah yang kita kunjungi, ya kan?
Jika satu saat nanti kamu liburan ke Belitung, jangan lupa mencoba berbagai makanan hasil laut yang nikmat dan segar. Banyak sekali tempat yang bisa kamu tuju untuk memanjakan lidah. Salah satunya, cobalah ke restoran Mr Jo Seafood di Jalan Ali Uyub, Tanjung Pandan. Restoran ini buka hingga pukul 10 malam setiap harinya.
Suka mencoba berbagai mi yang punya rasa khas dari tiap daerah? Kamu wajib ke Mie Atep yang berlokasi di Jalan Sriwijaya no 27. Sensasi kuah manis gurihnya ditambah potongan timun, kentang, telur rebus, dan emping melinjo ini sungguh menggoda. Jangan lupa memesan es jeruk kunci yang menjadi minuman khasnya, ya!
ADVERTISEMENT
Kelenteng Sijuk di Belitung.
Belitung sejak berabad-abad silam telah mengalami akulturasi budaya yang luar biasa, hasil dari aktivitas perdagangan Jalur Rempah dengan berbagai pedagang dari negeri-negeri jauh. Madagaskar, China, Filipina, bahkan dengan negara-negara Eropa.
Kalau ke Belitung, pergilah ke Kelenteng Hok Tek Ce di kawasan kota tua, persisnya di dekat Pelabuhan Tanjung Pandan. Tak jauh dari situ, ada Gedung Kian Sien, yang dulunya adalah bangunan sekolah, namun sejak 2010 telah menjadi cagar budaya.
Lalu ada Gedung Nasional. Bangunan dengan fasad kokoh dan masih cantik ini sayangnya kondisinya kurang terawat. Namun sampai hari ini, kabarnya gedung ini masih digunakan sebagai gedung pertunjukan dan acara-acara penting lainnya.
Jangan lupa luangkan waktu berkunjung ke Sijuk. Di sini ada Kelenteng Sijuk dan beberapa puluh meter dari kelenteng terdapat juga sebuah masjid tua. Konon, dua rumah ibadah dari dua agama yang berbeda ini dibangun oleh dua orang kakak beradik.
ADVERTISEMENT
Bukit yang dari asal namanya berarti Bukit Peramuan ini sungguh cantik. Udaranya sejuk, segar, dan lokasinya juga tidak terlalu jauh dari kota.
Yang lebih menarik lagi, di kawasan wisata Bukit Peramun ini, 60 persen dari total 147 jenis tumbuhannya, telah menggunakan QRcode yang dipasang di batang pohon. Jadi dengan membaca QRcode lewat gawai, pengunjung bisa mengetahui jenis, asal tanaman, dan kegunaan tanaman tersebut.
Untuk yang suka night safari, kamu juga bisa ke Bukit Peramun dan minta diantar oleh tour guide yang disediakan oleh pengelola kawasan wisata ini. Menurut Yudi, koordinator tour guide Bukit Peramun, pada malam hari pengunjung bisa bertemu dengan Tarsius (nama aslinya Cephalopachus bancanus, namun warga lokal telanjur mengenalnya sebagai Tarsius) yang populasinya tinggal 80 ekor.
ADVERTISEMENT
Harga tiket masuk ke area ini dipatok Rp 10 ribu per orang, dan Rp 100 ribu per orang untuk safari malam.
Kopi Kong Djie yang legendaris, kedai kopi tertua di Belitung.
Last but not least, jangan sampai lupa ngopi di Kedai Kopi Kong Djie yang legendaris itu, ya! Kong Djie memang banyak sekali bertebaran kedainya, bahkan di Jakarta pun ada.
Tapi kalau sudah ke Belitung, tentu rugi sekali kalau tidak mencoba memahami kebiasaan masyarakat Belitung yang gemar ngopi, bertemu, dan berinteraksi dengan warga lain di warung kopi.
Jadi cobalah luangkan sejenak waktumu untuk mencicipi kopi khas yang disajikan dengan susu kental manis, dan kudapan pisang atau singkong gorengnya yang sedap. Ada pula kopi bubuk (dan bubuk cokelat Kong Djie) yang biasa dibeli wisatawan sebagai buah tangan untuk keluarga dan teman kantor.
ADVERTISEMENT
Selamat jalan-jalan ke Belitung!