Konten dari Pengguna

Bu Susi Makan Ikan Bersama 12.110 Santri di Paiton, Probolinggo

10 November 2018 10:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Driana Rini Handayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selama 3 hari berturut-turut pada minggu lalu, kumparan punya acara istimewa: Makan Ikan Bersama Santri. Selama 3 (tiga) hari, yakni pada 2 hingga 4 November 2018, kumparan bersama Ibu Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan, berkunjung ke 4 (empat) pondok pesantren yang tersebar di 4 kota di Jawa Timur.
Bu Susi Makan Ikan Bersama 12.110 Santri di Paiton, Probolinggo
zoom-in-whitePerbesar
Kota-kota ini adalah Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi, dan Pasuruan sebagai kota terakhir dalam rangkaian program makan ikan bareng santri yang diselenggarakan dalam rangka Hari Santri tanggal 22 Oktober 2018 yang lalu.
ADVERTISEMENT
Selain dalam rangka Hari Santri, gerakan makan ikan ini juga dimaksudkan untuk mendukung program Bu Susi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan tingkat konsumsi ikan pada masyarakat Indoensia.
Seperti yang kita tahu, sebagian besar wilayah negeri kita ini adalah laut, yang luasannya mencapai 3.25 juta km2. Sedihnya, sebagai negara maritim dengan jumlah pulau lebih dari 14 ribu pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke di ujung Timur sana, tingkat konsumsi ikan orang Indonesia justru jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain, yang wilayah lautnya tidak seluas lautan kita.
Dalam satu kesempatan, Ibu Susi menyebut bahwa penduduk di sekitar daerah tapal kuda (Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso) yang notabene adalah daerah pesisisr yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa yang kaya akan ikan, justru konsumsi ikannya lebih rendah dibanding daerah-daerah lain. Dengan nada canda beliau menyentil bahwa warga Probolinggo dan sekitarnya justru lebih menyukai makanan olahan daging dan unggas.
ADVERTISEMENT
“Saya heran, kenapa kita yang ikannya berlimpah justru lebih suka makan rawon, kikil, gulai kambing”, demikian ibu Susi yang lantas disambut gelak tawa hadirin.
Bu Susi Makan Ikan Bersama 12.110 Santri di Paiton, Probolinggo (1)
zoom-in-whitePerbesar
Masih menurut Ibu Susi, rendahnya tingkat konsumsi ikan ini pulalah yang menyebabkan daerah-daerah tapal kuda ini lebih tinggi tingkat stunting-nya. Artinya, secara statistik, warga Jawa Timur (juga Jawa Tengah) relatif lebih pendek dibanding masyarakat daerah lain di Indonesia. Ini juga yang membuat Bu Susi gencar mempromosikan pentingnya makan ikan.
Bu Susi Makan Ikan Bersama 12.110 Santri di Paiton, Probolinggo (2)
zoom-in-whitePerbesar
Bu Susi Makan Ikan Bersama 12.110 Santri di Paiton, Probolinggo (3)
zoom-in-whitePerbesar
Lalu kenapa santri? Menurut penuturan Ibu Susi, santri sebagai calon pemimpin masa depan, generasi yang akan berperan sangat besar bagi Indonesia kelak, harus tumbuh menjadi generasi yang pintar, cerdas, kuat. Kandungan nutrisi yang terdapat pada ikan sangat bagus untuk meningkatkan kecerdasan para santri. Selain kaya akan omega 3 dan protein, ikan juga tidak mengandung kolesterol yang berbahaya untuk tubuh kita dalam jangka panjang. Khusus untuk masyarakat daerah Jawa Timur, ikan juga sangat mudah didapat, dan harganya jauh lebih murah dibandingkan harga daging ayam, kambing, atau sapi.
Bu Susi Makan Ikan Bersama 12.110 Santri di Paiton, Probolinggo (4)
zoom-in-whitePerbesar
Dengan suara lantangnya yang khas, Ibu Susi berpesan kepada para santri yang menyimak dengan tertib di lapangan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, pagi itu.
ADVERTISEMENT
“Mulai hari ini, sampaikan kepada yang berbelanja di rumah, yang memasak di rumah. Ganti daging ayam, daging sapi, dengan ikan. Selain lebih murah, lebih sehat, ikan juga membuat kalian cerdas dan pintar. Sebagai pemimpin masa depan, kalian harus pintar. Karena kalau tidak pintar, nanti tidak berguna“
Bu Susi Makan Ikan Bersama 12.110 Santri di Paiton, Probolinggo (5)
zoom-in-whitePerbesar
Dalam acara di Nurul Jadid ini, Ibu Susi sekaligus menyerahkan 4,5 ton ikan untuk disantap bersama dengan para santri. Acara yang diinisiasi oleh Kumparan dan Ibu Susi Pudjiastuti ini juga dikukuhkan sebagai pemecah rekor makan ikan oleh santri terbanyak versi MURI, yaitu 12.110 orang santri.