Konten dari Pengguna

Disrupsi di Dunia Digital

Revi Yudhistira
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
22 Januari 2021 7:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Revi Yudhistira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Teknologi mengalami perkembangan pesat pada saat ini
zoom-in-whitePerbesar
Teknologi mengalami perkembangan pesat pada saat ini
ADVERTISEMENT
Di era sekarang, teknologi mengalami perkembangan yang pesat. Hampir seluruh kegiatan manusia didukung dengan yang namanya teknologi. Memang dengan adanya hal ini dapat mempermudah kegiatan manusia, namun tetap saja ada dampak buruk yang disebabkan oleh perkembangan teknologi ini. Sejarah menyebutkan bahwa dunia mengalami revolusi teknologi secara bertahap. Revolusi teknologi gelombang pertama terjadi karena ditemukannya mesin uap, gelombang kedua karena ditemukannya mesin tenaga listrik sedangkan revolusi teknologi gelombang 3.0 dan 4.0 terjadi dengan ditemukannya digital, semua kehidupan manusia berbasis digital.
ADVERTISEMENT
Meluasnya jaringan internet di berbagai belahan dunia merupakan sebuah tanda dari perkembangan teknologi digital ini. Tentu saja hal ini dapat membuat masyarakat di suatu negara atau suatu kota dengan kota lain dapat dengan mudah berbagi informasi. Sebuah era baru pun muncul karena adanya perkembangan ini. Era ini bernama Cyber Communication Era, yang ditandai dengan berkembangnya berbagai platform media sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada saat ini, komunikasi bukan lagi hanya sebatas interaktif tapi juga dapat berjejaring. Misalnya, jika kita sedang mengakses media sosial bukan berarti kita hanya sebagai konsumen informasi dan bukan hanya terlibat dalam komunikasi tersebut, namun kita juga berjejaring atau membuat jaringan dengan orang lain. Ada jaringan followers atau saling tag satu dengan yang lain sehingga muncul jejaring sosial tersebut. Pada Cyber Communication Era, juga bisa membuat setiap individu menjadi produsen informasi, seperti membuat akun di berbagai media sosial atau membuat channel di Youtube sehingga batas antara produsen dan konsumen informasi semakin tipis.
ADVERTISEMENT
Kemudian, perkembangan yang terjadi sangatlah berperan aktif dan memberikan pengaruh dalam segala bidang kehidupan manusia, baik pengaruh positif maupun negatif. Di era digitalisasi sekarang, jaringan internet dapat mempermudah segala kebutuhan manusia, baik dari informasi hingga kebutuhan sehari-hari dapat dijangkau dengan mudah. Dampak dari dunia digital saat ini, bisa diibaratkan dengan frenemy yaitu “Friend” dan “Enemy”. “Friend” berarti teman yang mana memiliki maksud bahwa dunia digital bisa mempermudah pekerjaan manusia dan menjadikan pekerjaan seseorang menjadi lebih efisien. Sedangkan kata “Enemy” berarti musuh yang memiliki maksud bahwa dunia digital bisa menjadi musuh karena mereka terlalu banyak mengambil privasi kita.
Seiring berkembangnya zaman, hampir semua orang masuk ke dalam dunia digital untuk mencari informasi dan untuk saling berinteraksi antar sesama. Padahal, hal tersebut dapat membuat privasi seseorang menjadi konsumsi publik. Hal ini dikarenakan hampir semua kegiatan manusia dilakukan dan dituangkan ke dalam perangkat elektronik sehingga hal tersebut menjadi perihal yang biasa. Contohnya saja ketika seseorang menuangkan atau menceritakan masalah pribadi atau keluh kesah kehidupannya ke dalam media sosial seperti Facebook, Instagram, Google, dan Whatsapp. Semakin lama kita menggunakan media sosial, semakin lama pula privasi kita diawasi. Ditambah lagi masyarakat sekarang ini banyak yang menggunakan gadget tanpa kenal waktu. Seharusnya, masyarakat era ini mencontoh negara lain khususnya Eropa, di mana mereka menerapkan diet internet atau penggunaan internet yang dibatasi.
ADVERTISEMENT
Sebelum adanya era digitalisasi seperti saat ini, masyarakat dulu lebih mengenal dan akrab dengan namanya media mainstream seperti radio, televisi, koran, dan majalah. Namun seiring berkembangnya teknologi dan munculnya media baru (new media), nasib media tersebut seperti di ujung tanduk. Era digital telah mengubah pola kehidupan manusia. Khalayak cenderung mencari informasi melalui media baru (new media), baik melalui media online maupun media sosial. Khalayak beranggapan bahwa media baru menyajikan keleluasaan dan kemudahan. Semua informasi ada dalam genggaman yaitu melalui perangkat gadged. Waktu dan tempat tidak menjadi halangan bagi khalayak dalam mengakses sebuah informasi. Kapanpun dan di manapun, dapat dengan mudah mengakses informasi melalui perangkat elektronik berbasis internet.
Pesatnya kemajuan dan perkembangan teknologi pada awal abad ke-21 itu juga pula melahirkan fenomena era disrupsi. Disrupsi tidak hanya sekedar perubahan, tetapi perubahan besar yang mengubah tatanan dan sesuatu yang berubah dari hal yang bersifat fundamental dan mendasar. Era disrupsi bukan hanya mengubah wajah media serta industri yang menyertainya, tapi juga mengubah cara, sikap, dan perilaku kita dalam berkomunikasi. Penggunaan alat sebagai bagian dari cara berkomunikasi yang berubah merupakan tanda dari pergeseran-pergeseran dalam berkomunikasi. Pergeseran mendasar tersebut satu di antaranya ialah perkembangan atau evolusi teknologi yang bertujuan untuk mencari celah kehidupan manusia. Keadaan ini mendorong digitalisasi yang berakibat dari evolusi teknologi (terutama informasi). Digitalisasi ini hampir mengubah semua tatanan kehidupan termasuk dalam dunia pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Disrupsi menunjukkan bahwa adanya pergeseran aktivitas masyarakat dari dunia nyata ke dunia maya, pergeseran dari tenaga manusia menjadi tenaga mesin, komputer hingga robot sehingga hal tersebut merusak tatanan yang ada. Hal ini dapat membuat banyaknya penyebaran hoax dan fake news, data dan privasi pengguna terekam, produktivitas menurun hingga banyak pengangguran. Contohnya terjadi pada tukang ojek yang pada awalnya harus menunggu di suatu tempat terlebih dahulu dan menunggu costumer-nya. Namun, ketika teknologi semakin maju, hal tersebut telah tergantikan, ojek yang kita kenal dahulu sudah berubah nama sebagai ojek online, di mana ketika seseorang ingin menggunakan jasa ojek, mereka cukup memesan melalui aplikasi yang ada di gadget mereka saja. Hal tersebut pun sempat mengakibatkan konflik antara ojek pangkalan dengan ojek daring, karena adanya perubahan yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui bersama, era digital merupakan era berbasis daring atau internet, di mana aktivitas dunia nyata dipindah ke dunia maya. Hampir seluruh kegiatan manusia tidak terlepas dengan perkembangan teknologi ini. Fenomena yang sedang ngetren antara lahirnya berbagai aplikasi yang dapat diakses melalui handphone mempermudah manusia melakukan aktivitas. Contohnya saja saat ini banyak sekali aplikasi daring belanja secara online seperti shopee, lazada, buka lapak, tokopedia, dan lain-lain. Pada bidang kesehatan saja ada disrupsi di dalamnya, awalnya ketika orang sakit atau ingin memeriksakan kesehatannya, biasanya mereka langsung menemui dokter atau pergi ke pusat kesehatan tempatnya, namun karena adanya perkembangan teknologi, pemeriksaan kesehatan dapat diakses, melalui aplikasi seperti halo doc, alodokter atau aplikasi semacamnya. Hal tersebut merupakan contoh yang dari disrupsi akibat pesatnya perkembangan digital. Dalam era digital, semua aktivitas dalam bisnis, transaksi, belanja, interaksi sosial, transportasi, dan semua segi kehidupan dapat dilakukan melalui digital, yang lambat laun akan menghilangkan sisi kemanusiaan manusianya itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Yang perlu diingat, semakin pesat perkembangan teknologi, semakin canggih pula teknologi yang tercipta sehingga dapat mempermudah pekerjaan kita, bukan malah membuat kita menjadi sibuk dan asik dengan diri sendiri. Memang kemajuan digital akan menumbuhkan disrupsi teknologi, yang mempengaruhi kehidupan manusia. Namun, dalam menjawab tantangan disrupsi, masyarakat harus memposisikan manusia sebagai subyek dari perubahan itu sendiri. Pada era disrupsi seperti ini, seharusnya bisa menjadi peluang dan kesempatan untuk berkembang, kritis dalam memberikan informasi, dan mampu memanfaatkan teknologi yang ada.
Dalam hal ini, manusia juga harus arif, meletakkan manusia dalam kapasitas manusia sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Pengertian sebagai makhluk biologis, menyadarkan manusia akan kodratnya yang dapat menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan. Mahluk sosial menumbuhkan kesadaran akan pengorganisasian manusia sebagai modal sosial. Jadi kemajuan teknologi perlu diimbangi dengan pemahaman manusia sebagai makhluk biologis yang sadar akan kodratnya dan manusia sebagai makhluk sosial yang sadar untuk membentuk tatanan sosial (Fukuyama, 1999). Oleh karena itu, gunakanlah media dari perkembangan teknologi secara bijak dan tepat agar fenomena disrupsi dunia digital ini bisa menjadi kesempatan serta bisa dimanfaatkan untuk kemaslahatan bersama.
ADVERTISEMENT