Penggunaan Bahasa Kasar di Tempat yang Tepat

Daniel valentino Simamora
Mahasiswa di Universitas Pamulang, Jurusan Sastra Indonesia
Konten dari Pengguna
28 Juni 2022 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daniel valentino Simamora tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Kampus Production from pexels
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Kampus Production from pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bahasa kasar merupakan bahasa yang sering digunakan kaum milenial. Hal ini terjadi karena kaum milenial hidup dengan penuh gurauan, sehingga penggunaan bahasa kasar menjadi hal yang lumrah dan menjadi kebiasaan dalam berkomunikasi sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Banyak orang menganggap bahwa bahasa kasar sebagai bahasa yang tidak pantas untuk diucapkan atau digunakan dalam berkomunikasi. Namun, bagi sebagian generasi milenial, yang terjadi justru sebaliknya, tanpa bahasa kasar komunikasi menjadi hambar.
Biasanya para generasi milenial ini menggunakan bahasa kasar saat berkumpul dengan teman-teman, namun penggunaan bahasa kasar lambat laun menjadi kebiasaan dan akhirnya mereka secara tidak sengaja mengucapkannya di mana saja.
Maka dari itu, penggunaan bahasa kasar juga harus di tempat yang tepat. mengapa demikian? Karena tidak semua tempat berisi orang yang menerima bahasa kasar. Oleh karena itu, penting sekali bagi generasi milenial untuk memilih tempat yang tepat ketika hendak berbahasa kasar.
Jika hal ini tidak diperhatikan, maka akan ada konflik di tempat itu. Misalnya, ketika berbicara kasar di tempat ibadah. Tempat ibadah merupakan tempat yang suci, tempat yang berisi orang-orang beriman dan sangat memperhatikan tata bahasa. Jika secara tidak sengaja berbicara dengan bahasa kasar dan didengar oleh orang-orang ini,dapat dipastikan terjadi sebuah konflik.
ADVERTISEMENT
Penggunaan bahasa kasar di media sosial juga perlu diperhatikan, karena media sosial merupakan platform digital yang memberikan fasilitas bagi para penggunanya untuk berkomunikasi. Pengguna sosial tidak hanya kalangan milenial saja, tetapi banyak kalangan orang tua juga. Sehingga sangat tidak pantas menggunakan bahasa kasar di media sosial yang dapat di lihat oleh orang tua.
Penggunaan bahasa kasar juga harus digunakan di lingkungan bebas anak, karena jika bahasa kasar tersebut di dengar oleh mereka, maka bahasa kasar tersebut akan ditiru oleh mereka dan menjadi semakin menyebar. Para orang tua pasti kaget ketika mendengar anak-anaknya menggunakan bahasa yang kasar.
Sebagai bagian dari generasi milenial, marilah kita menjaga tata bahasa berbicara kita. Jangan sampai kebiasaan berbahasa tersebut tidak sengaja terucapkan di tempat yang berisi orang tua atau orang - orang yang tidak menerima penggunaan bahasa kasar, dan juga jangan sampai penggunaan bahasa kasar ini di dengar oleh anak - anak, karena sangatlah berpengaruh besar kepada bahasa anak sehari hari.
ADVERTISEMENT