Konten dari Pengguna

Menerka Keberlanjutan Transportasi DKI Jakarta di Masa Depan

Dewan Transportasi Kota Jakarta
merupakan lembaga merupakan lembaga independen yang berkedudukan di daerah sebagai forum konsultasi dan koordinasi antara masyarakat dan Pemerintah Daerah.
16 Juli 2021 10:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menerka Keberlanjutan Transportasi DKI Jakarta di Masa Depan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Penulis:
Gomos Anditio Purba, Universitas Gadjah Mada, Jurusan Pembangunan Wilayah
ADVERTISEMENT
Namira Ghanimi, Universitas Indonesia, Jurusan Teknik Lingkungan
Sofiana, Universitas Gunadarma, Jurusan Ilmu Komunikasi
Di DKI Jakarta, sebagian besar masyarakat masih cenderung melakukan mobilitas sehari-hari mereka menggunakan kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi dianggap sebagai pilihan mobilitas yang baik untuk berpindah dari tempat asal ke berbagai tempat tujuan atas alasan kecepatan dan kenyamanannya. Namun hal tersebut tentu akan sirna ketika dihadapkan dengan kemacetan di berbagai ruas jalan di wilayah perkotaan. Saat hal tersebut terjadi, pengguna kendaraan pribadi tentu akan membayangkan kondisi-kondisi yang diharapkan agar perjalanan mereka dapat menjadi lebih cepat dan nyaman.
Beberapa pengguna kendaraan pribadi akan berasumsi bahwa perjalanan mereka dapat menjadi lebih cepat dan nyaman jika orang lain tidak menggunakan kendaraan pribadi seperti mereka. Namun, asumsi tersebut juga dimiliki oleh mayoritas pengguna kendaraan pribadi lainnya, yang kelak akan melestarikan kemacetan di wilayah perkotaan.
ADVERTISEMENT
Penggunaan kendaraan bermotor mengeluarkan jejak emisi karbon yang dapat menyebabkan degradasi lingkungan, serta permasalahan kesehatan bagi masyarakat. Dalam volume yang besar, jejak emisi karbon tersebut akan memberikan dampak negatif yang semakin besar
Climate Action Moreland
Penggunaan kendaraan bermotor dalam volume yang besar akan berbanding lurus dengan jumlah emisi karbon yang diproduksi, yang tentunya dapat menimbulkan dampak negatif yang lama-kelamaan akan semakin signifikan.
Agar kebutuhan mobilitas di perkotaan tidak terus mengorbankan beberapa elemen penting yang berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat umum, maka diperlukan adanya perubahan dan pembenahan terkait dengan sistem transportasi yang ada.
Untuk menjaga dan meningkatkan kenyamanan dan kesehatan di Kota Jakarta, tren transportasi yang buruk bagi lingkungan dan kualitas hidup masyarakat tersebut perlu diintervensi dengan mengembangkan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan tetap nyaman. Untuk mewujudkannya, salah satu strategi yang tepat adalah dengan mengimplementasikan konsep green transportation.
ADVERTISEMENT
Sustainable Princeton
Dalam mengimplementasikan konsep green transportation, pengambilan langkah pembenahan perlu dilakukan dengan memperhatikan hierarki prioritas terhadap moda transportasi utama, yakni prioritas pertama adalah pejalan kaki, pesepeda, kemudian mengerucut ke transportasi publik, kendaraan sewa, dan terakhir adalah kendaraan pribadi. Untuk dapat mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan sesuai dengan konsep green transportation, Kota Jakarta juga perlu untuk melakukan perubahan paradigma yang sebelumnya berorientasi kendaraan bermotor, menjadi berorientasi pejalan kaki, pesepeda, serta pengguna transportasi publik.
Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ)
Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Kota Jakarta untuk mewujudkan konsep tersebut yakni dengan menyediakan berbagai moda transportasi publik, seperti Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT), Kereta Rel Listrik (KRL), Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta, Bus Rapid Transit (BRT), angkutan pengumpan (feeder), serta angkutan pemadu moda (APM). Penyediaan sarana transportasi tersebut juga disertai dengan pengembangan integrasi intermoda hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mendukung kebutuhan mobilitas masyarakat secara komprehensif. Integrasi yang dilakukan meliputi integrasi fisik (integrasi rute, fasilitas penunjang, dsb.), serta integrasi non-fisik (integrasi sistem pembayaran, aplikasi, dsb.).
ADVERTISEMENT
Upaya-upaya yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir membuat Kota Jakarta mengalami peningkatan jumlah pengguna transportasi publik. Perkembangan transportasi di Jakarta juga mendapat penilaian positif dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP), sekaligus mendapatkan penghargaan pada Sustainable Transport Award 2021, sebagai kota dengan perbaikan dan inovasi terbaik dalam hal pengembangan sistem transportasi perkotaan.
Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa beberapa langkah baik telah berhasil dilakukan oleh Kota Jakarta. Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa masih terdapat “ruang” untuk pengembangan sistem transportasi yang lebih baik.
Kota Jakarta kedepannya perlu memberi perhatian prioritas terhadap kebutuhan-kebutuhan mobilitas pejalan kaki, pesepeda, dan pengguna transportasi publik. Dengan menyediakan moda transportasi massal, Kota Jakarta perlu untuk menyediakan fasilitas penunjang mobilitas sebelum dan sesudah dari layanan transit yang ada, atau yang juga dikenal dengan istilah first-mile and last-mile. Penyediaan prasarana tersebut sangat krusial untuk menopang keberadaan layanan transportasi publik yang sedang dikembangkan di Jakarta, sebagai keterpaduan penyediaan fasilitas untuk karakteristik mobilitas yang beragam dan fleksibel.
ADVERTISEMENT
Pengembangan sistem transportasi yang berkelanjutan memerlukan strategi yang komprehensif untuk dapat mengurangi kebutuhan akan kendaraan pribadi, bahkan penggunaan kendaraan pribadi untuk mengakses suatu layanan transit.
Strategi tersebut perlu dilakukan dengan menyediakan dukungan yang baik seperti fasilitas pedestrian yang nyaman untuk berjalan kaki, serta diiringi pula dengan ketersediaan fasilitas pendukung pesepeda. Hal ini dilakukan untuk dapat mendorong masyarakat beralih menuju transportasi yang berkelanjutan dengan meningkatkan kenyamanan dalam menggunakan moda-moda yang baik bagi keberlanjutan sistem perkotaan.
Masyarakat umum tentu tidak bisa beralih kepada moda yang lebih ramah lingkungan hanya dengan alasan lingkungan. Penyediaan fasilitas bertujuan untuk meningkatkan nilai kenyamanan, keamanan, keselamatan, aksesibilitas, serta efisiensi dari mobilitas yang dilakukan. Ketika berjalan kaki, bersepeda, dan menggunakan transportasi publik sudah menjadi pilihan mobilitas yang terbaik bagi masyarakat, maka green transportation akan dapat terwujud, dan Kota Jakarta akan menjadi kota yang lebih nyaman, sehat, serta layak huni.
ADVERTISEMENT
Selain itu, strategi lain seperti peralihan dari kendaraan berbasis bahan bakar menuju kendaraan berbasis baterai/listrik merupakan hal yang baik untuk mengurangi tingkat emisi karbon di Kota Jakarta. Namun pada skala yang lebih luas, peralihan tersebut perlu didukung oleh pembangkit listrik yang juga ramah lingkungan. Agar tidak hanya memindahkan proses pembakaran, melainkan mampu melakukan strategi yang komprehensif dalam beralih ke pemanfaatan energi untuk transportasi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Perubahan yang efektif hanya dapat terjadi apabila dilakukan secara komprehensif. Dalam menjalankan strategi tersebut, tentunya diperlukan adanya sinergi serta kesepahaman tujuan yang baik dari seluruh pihak yang terlibat. Sinergi dan kesepahaman tersebut juga tidak kalah penting dibandingkan sebuah gagasan mengenai transportasi yang berkelanjutan. Gagasan yang baik perlu dilaksanakan dengan sepenuh hati, baik pada tahap penentuan arah pengembangan sistem transportasi hingga tahap pemantauan serta evaluasi yang terus dilakukan.
ADVERTISEMENT