Konten dari Pengguna

Mengenal Transportasi Umum Jakarta dengan Peta , Signage dan Wayfinding

Dewan Transportasi Kota Jakarta
merupakan lembaga merupakan lembaga independen yang berkedudukan di daerah sebagai forum konsultasi dan koordinasi antara masyarakat dan Pemerintah Daerah.
12 Juli 2021 12:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto : Adriansyah Yasin
zoom-in-whitePerbesar
foto : Adriansyah Yasin
ADVERTISEMENT
Perkenalkan, nama saya Adrianus Satrio Adi Nugroho, pendiri dari Forum Diskusi Transportasi Jakarta yang biasa dikenal dengan Transport For Jakarta. Selain itu saya juga anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta periode 2020-2023. Dalam kesempatan kali ini, saya ingin menceritakan sedikit mengenai transportasi umum di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Sejak tahun 2014, perkembangan transportasi umum di Jakarta tuh pesat banget, sebut saja perbaikan layanan Commuter Line, beroperasinya MRT Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia), LRT Fase 1 (Velodrome-Pegangsaan), serta revitalisasi bus kota oleh Transjakarta. Semua hal ini memulai era baru transportasi modern di Jakarta.
Jakarta masih mempunyai banyak rencana pembangunan transportasi massal. Dalam waktu dekat ini malah bakal dibangun MRT Fase 2 (Bundaran HI-Ancol) yang sudah mulai dilaksanakan pembangunannya, hingga LRT Fase 2A (Kelapa Gading-JIS di Sunter). Pembangunan infrastruktur transportasi yang pesat ini tentu dibarengi minat masyarakat menggunakan angkutan umum sehingga masyarakat bisa berpindah—yang tadinya lebih suka pakai transportasi pribadi jadi pengguna transportasi umum.
Integrasi Transportasi
Mengapa integrasi transportasi sangat penting untuk Jabodetabek? Karena hampir 11 juta penduduk siang yang berada di Jakarta, selain dari dalam Jakarta juga berasal dari kota penyangga (Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Bekasi, Bogor, Depok, dan sekitarnya). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik—basis data yang jadi pijakan laporan kali ini—pada siang hari penduduk Jakarta diperkirakan 11,2 juta orang, sementara pada malam ada sekitar 10 juta orang penduduk. Artinya, ada 1,2 juta jiwa yang bolak-balik masuk dan keluar Jakarta setiap harinya. Dari Jutaan warga ini hanya 19% warga yang menggunakan angkutan umum. Nah, bagaimana caranya meningkatkan persentase tersebut? Salah satunya adalah dengan cara integrasi. Integrasi ini ada dua jenius: integrasi fisik dan integrasi nonfisik.
ADVERTISEMENT
Forum Diskusi Transportasi Jakarta
Kami berdiri sejak tahun 2014, yang berawal dari sebuah forum diskusi di Facebook. Kami kepingin mempunyai forum diskusi yang membahas mengenai perkembangan transportasi di Jakarta. Kala itu rencana pembangunan transportasi di Jakarta sangatlah banyak.
Pada tahun 2016 kami ingin bergerak membuat informasi rute bus gratis di Sudirman. Waktu itu kami berharap bisa menginspirasi Pemprov DKI untuk membuat hal serupa. Dan pada tahun ini pula kami meluncurkan peta jaringan BRT Jabodetabek.
Ketika Asian Games 2018, kami membuat peta saku transportasi umum terintegrasi dengan modal penggalangan dana di salah satu platform untuk dibagikan kepada warga masyarakat, terutama warga asing yang sedang berkunjung di ibu kota ini. Kala itu kami juga berkolaborasi dengan Jenius. Ini adalah peta pertama yang menggabungkan semua moda transportasi populer Jakarta seperti bus TransJakarta, kereta Commuter Line, kereta jarak jauh Jabodetabek, serta transportasi berbasis rel di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Selain dapat berguna bagi 17.000 tamu pendatang dan 11.000 jurnalis yang menikmati dan meliput Asian Games 2018 lalu, peta transportasi massal terintegrasi ini juga diharapkan bermanfaat bagi penduduk kota-kota penyangga yang sehari-hari beraktivitas di ibu kota.
ADVERTISEMENT
Kami memiliki misi ingin membuat kota ini penuh dengan informasi dan memudahkan orang untuk mau naik angkutan umum yang dikelola dengan benar dan efektif. Jakarta merupakan kota megapolitan yang butuh perubahan ke arah informatif dan modern. Dan saat itu kami berhasil mencetak 20 ribu peta saku.
Kami pun membagikannya di jalan, halte bus, stasiun kereta, juga hotel. Masyarakat sangat menginginkan pemerintah sebagai solusi dari masalah ini. Namun, kami sadar kami bisa menjadi wadah berkokreasi, dalam artian kami membuat ide dan memberi solusi dan pemerintah yang mengeksekusinya.
Kami terus berjuang di dalam penyampaian informasi dengan menggabungkan desain grafis dengan informasi transportasi agar masyarakat tertarik membaca dan Pemerintah Provinsi DKI semakin tergerak membuat modernisasi di sektor informasi tersebut. Pada 17 Agustus 2019 kami dengan suara lantang akhirnya didengar oleh Pemprov DKI. Entah merasa kurang berkenan dengan kritik yang kami lontarkan atau bukan, kami diajak berkolaborasi dalam pemasangan signage di sepanjang halte Sudirman Thamrin. Tahun 2020 ini merupakan tahun kolaborasi bagi kami. Buku Panduan Tertib Bersepeda kami luncurkan bersama Dewan Transportasi Kota Jakarta, Bike to Work, dan MTI Jakarta.
ADVERTISEMENT
2021 kami berkolaborasi dengan PT Transjakarta untuk membuat kawasan CSW sesuai dengan standar signage dan wayfinding yang ada di Pergub .
foto : Adriansyah Yasin