Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Transjabodetabek , Jurus Andalan Pramono Anung Atasi Kemacetan
29 Desember 2024 23:05 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pramono Anung punya tugas berat untuk menjadikan transportasi publik Jakarta pilihan utama masyarakat dalam bermobilitas .
Oleh ADRIANUS SATRIO ADI NUGROHO
Sekretaris Dewan Transportasi Kota Jakarta
ADVERTISEMENT
“Saya akan paksa orang untuk menggunakan transportasi umum. Caranya bagaimana? Transjakarta sudah gak bisa lagi. Harus Transjabodetabek. Kalau Transjabodetabek, supaya orang merasa nyaman, gampang untuk naik kendaraan umum,"Pramono Anung
Secercah harapan ketika membaca salah satu program transportasi Mas Pramono Anung yaitu Transjabodetabek. Sejak jakarta mulai memperbaiki transportasi umum nya dengan membangun Busway di 2004, MRT di 2013 hingga LRT Jakarta di 2016. Pembangunan moda transportasi umum masal itu tentunya tidak sertamerta dapat langsung mengatasi kemacetan. Kita melihat Jakarta sudah berada di jalur yang tepat . Perubahan paradigma dari Car Oriented Development ke Transit Oriented Development sudah mulai berjalan dengan segala kesulitan belum lagi perubahan perilaku masyarakat yang harus terus di advokasi. Jakarta bukan hanya Jakarta sendiri tapi berjalan bersama kota penyangga yang selama ini terkesan berjalan tanpa arah dalam kebijakan transportasi umum nya. Jumlah perjalanan harian yang dilakukan masyarakat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) terus menunjukkan tren peningkatan. Dalam sepuluh tahun terakhir, total mobilitas harian meningkat dari 45 juta perjalanan menjadi 88 juta perjalanan di tahun 2018 dan mungkin sekarang bisa diatas 100 juta perjalanan .
ADVERTISEMENT
Keterbatasan APBD di Kota Penyangga dan Tantangan Keuangan
Salah satu tantangan utama dalam mewujudkan Transjabodetabek adalah keterbatasan anggaran daerah (APBD) di kota-kota penyangga. Kota-kota seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi memiliki anggaran yang jauh lebih kecil dibandingkan Jakarta, sehingga mereka kesulitan untuk membiayai pengembangan dan pemeliharaan transportasi umum. Walaupun demikian, beberapa kota penyangga, seperti Tangerang dan Bekasi, sudah mulai berupaya untuk memperbaiki sistem transportasi umum mereka. Tangerang, misalnya, telah mengembangkan sistem transportasi umum yang lebih baik meskipun masih perlu banyak perbaikan. Begitu juga dengan Kota Bekasi, yang mulai melakukan langkah-langkah untuk mendorong masyarakat beralih ke transportasi umum.
Selain itu, program Kementerian Perhubungan seperti Teman Bus yang sudah mulai diluncurkan di kota-kota seperti Bogor, Bekasi, dan Depok, memberikan harapan untuk memperbaiki kualitas transportasi publik di kawasan penyangga Jakarta. Meskipun begitu, keberhasilan program ini sangat bergantung pada dukungan lebih lanjut dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta.
ADVERTISEMENT
Transjabodetabek: Integrasi Transportasi di Kawasan Jabodetabek
Program Transjabodetabek yang diusung oleh Pramono Anung berpotensi menjadi solusi penting untuk mengatasi kemacetan di kawasan aglomerasi ini. Transjabodetabek bukan hanya perluasan jaringan transportasi umum, tetapi juga langkah besar dalam mengintegrasikan moda transportasi di Jakarta dan kota-kota penyangga agar lebih efisien dan terhubung satu sama lain.
Integrasi antar moda transportasi di Jabodetabek sangatlah penting. Kawasan ini merupakan aglomerasi terbesar di Indonesia, dengan jutaan orang bepergian dari satu kota ke kota lainnya setiap harinya. Tanpa sistem transportasi yang terkoordinasi dengan baik, kemacetan akan semakin parah. Dengan Transjabodetabek, penduduk di kota-kota penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi bisa lebih mudah mengakses Jakarta menggunakan transportasi umum yang terintegrasi, sehingga mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
ADVERTISEMENT
Penting juga untuk mengembangkan konektivitas antar moda transportasi, seperti menghubungkan MRT, LRT, Transjakarta, dan kereta komuter sehingga penumpang dapat berpindah moda dengan mudah. Pembangunan stasiun transit di titik strategis luar Jakarta serta peningkatan kualitas angkutan umum di kota-kota penyangga harus menjadi prioritas untuk mewujudkan Transjabodetabek yang efektif.
Tantangan dan Peluang: Mewujudkan Mobilitas Berkelanjutan di Masa Depan
Tantangan terbesar dalam mewujudkan Transjabodetabek adalah perubahan perilaku masyarakat. Banyak penduduk Jabodetabek yang masih mengutamakan kenyamanan mobil pribadi. Oleh karena itu, penting untuk memberikan edukasi dan pemahaman mengenai manfaat transportasi massal yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, masalah terkait penolakan terhadap angkutan umum tradisional seperti angkot juga perlu diselesaikan dengan pendekatan yang lebih bijak, melalui perencanaan yang melibatkan semua pihak terkait.
ADVERTISEMENT
Untuk mendorong masyarakat beralih ke transportasi massal, pemerintah perlu memberikan insentif, seperti tarif yang lebih terjangkau, fasilitas yang lebih nyaman, dan konektivitas antar moda yang lebih baik. Sektor swasta juga harus dilibatkan dalam mendukung pembiayaan dan pengelolaan transportasi umum, guna mempercepat implementasi program ini.
Dengan pemahaman mendalam tentang tantangan yang dihadapi Jakarta dan kota-kota penyangga, serta upaya untuk mengatasi keterbatasan anggaran di daerah, Gubernur terpilih Pramono Anung menunjukkan bahwa ia memiliki visi yang holistik untuk memperbaiki mobilitas masyarakat. Pembangunan transportasi yang terintegrasi, penguatan konektivitas antar moda, serta edukasi untuk perubahan perilaku masyarakat adalah kunci untuk menciptakan sistem transportasi umum yang dapat diandalkan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Namun, tantangan terbesar tetaplah perubahan perilaku masyarakat yang harus terus diadvokasi. Untuk itu, sosok Gubernur yang paham kebutuhan masyarakat adalah kunci. Dengan kepemimpinan yang responsif dan berpihak pada kepentingan rakyat, Pramono Anung bisa menjadi figur yang tepat untuk mengarahkan Jakarta dan kawasan Jabodetabek menuju sistem transportasi yang lebih baik. Harapan besar ada pada beliau, sebagai pemimpin yang mampu memadukan kebijakan yang realistis dengan keberpihakan pada kemajuan masyarakat secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Melalui pemahaman mendalam terhadap kebutuhan masyarakat dan keinginannya untuk membawa perubahan positif, Pramono Anung berpotensi menjadi gubernur yang tidak hanya memimpin Jakarta, tetapi juga memastikan bahwa perkembangan dan inovasi transportasi yang telah dimulai akan terus memberi manfaat besar bagi jutaan warganya. Di tangan beliau, Transjabodetabek bisa menjadi cermin dari perubahan yang diinginkan, menjadikan Jakarta dan kawasan penyangga sebagai model kota masa depan yang lebih terhubung, lebih hijau, dan lebih manusiawi.