Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
7 Ramadhan 1446 HJumat, 07 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
BOJ Naikkan Suku Bunga: Dampaknya terhadap Ekonomi Jepang dan Perdagangan Global
6 Maret 2025 15:49 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Aurell Safa Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Aurell Safa Salsabila, Universitas Sriwijaya
Bank of Japan (BOJ) baru-baru ini mengumumkan kenaikan suku bunga, dari sebelumnya 0-0,1% menjadi 0,25% . Keputusan BoJ ini di luar ekspektasi pasar yang semula memproyeksi bank sentral akan mempertahankan suku bunga. BoJ dikenal luas sangat konvensional dan lebih mempertahankan suku bunga ultra rendahnya, bahkan di tengah lonjakan suku bunga global. Kebijakan ini diambil di tengah inflasi yang meningkat dan upaya untuk menstabilkan nilai yen. Kenaikan suku bunga BOJ tidak hanya berdampak pada perekonomian domestik Jepang, tetapi juga memiliki implikasi bagi pasar global, termasuk sektor perdagangan dan investasi internasional.
ADVERTISEMENT
Penulis berpendapat bahwa keputusan ini akan membawa dampak signifikan dalam beberapa aspek utama. Untuk itu, penulis akan memusatkan fokus pada tiga argumen utama, yaitu (1) dampak terhadap perekonomian domestik Jepang, (2) efeknya terhadap perdagangan internasional, (3) serta konsekuensinya bagi investor global dan pasar keuangan dunia.
1. Dampak Terhadap Ekonomi Domestik Jepang
Keputusan Bank Sentral Jepang (BOJ) untuk menaikkan suku bunga jangka pendek sebesar 25 basis poin menjadi 0,5% merupakan langkah signifikan yang akan berdampak besar pada ekonomi domestik Jepang. Kenaikan suku bunga ini diperkirakan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, karena biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat mengurangi pengeluaran konsumen dan investasi. Lebih jauh lagi, pelemahan yen akan menyebabkan harga impor yang lebih tinggi, yang mengakibatkan biaya yang lebih tinggi bagi bisnis Jepang dan berpotensi menimbulkan tekanan inflasi.
ADVERTISEMENT
Keputusan BOJ didasarkan pada keyakinannya terhadap stabilitas inflasi di sekitar target 2%, yang didorong oleh kenaikan upah yang semakin besar. Gubernur Kazuo Ueda menyebutkan bahwa ekonomi bergerak menuju inflasi yang berkelanjutan, yang akan memungkinkan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga rendah. Hal ini akan mendukung ekonomi Jepang untuk keluar dari periode deflasi dan stagnasi, yang mengarah ke lingkungan ekonomi yang lebih stabil dalam jangka panjang. Sebagai kesimpulan, kenaikan suku bunga BOJ akan berdampak signifikan terhadap ekonomi domestik Jepang.
Meskipun dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, kenaikan ini diharapkan akan menghasilkan lingkungan ekonomi yang lebih stabil dalam jangka panjang, yang mendukung ekonomi Jepang untuk keluar dari deflasi dan stagnasi. Jika berhasil, biaya impor menjadi lebih murah, yang dapat membantu meredam inflasi domestik. Keputusan BOJ merupakan langkah penting dalam menormalisasi kebijakan moneter, yang kemungkinan akan berdampak positif pada ekonomi Jepang dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
2. Efeknya terhadap nilai tukar yen dan perdagangan internasional
Kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan (BOJ) memiliki dampak langsung terhadap nilai tukar yen. Yen Jepang telah mengalami penurunan nilai lebih dari 20% terhadap dolar sejak awal tahun 2022. Tokyo telah melakukan beberapa intervensi untuk menopang nilai yen, namun tidak efektif. Pada April dan Mei 2024, yen terus jatuh dan mencapai level terendah dalam 38 tahun pada tanggal 3 Juli sebesar 161,96 terhadap dolar. Jepang diyakini telah melakukan intervensi lagi pada pertenghan Juli untuk menekan nilai yen. Melemahnya yen dapat meningkatkan inflasi karena harga barang impor, termasuk energi dan bahan baku, menjadi lebih mahal, memaksa BOJ untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga yang lebih agresif di masa depan.
ADVERTISEMENT
Dalam perdagangan internasional, pelemahan yen dapat memberikan keuntungan bagi eksportir Jepang. Produk Jepang menjadi lebih kompetitif di pasar global karena harga yang lebih murah dalam mata uang asing, yang dapat meningkatkan volume ekspor. Namun, bagi perusahaan yang sangat bergantung pada impor bahan baku, pelemahan yen justru meningkatkan biaya produksi, yang dapat mengurangi margin keuntungan atau memaksa perusahaan untuk menaikkan harga jual. Akibatnya, tekanan inflasi domestik bisa meningkat, berpotensi mengurangi daya beli masyarakat dan melemahkan konsumsi domestik.
Jika BOJ menaikkan suku bunga secara agresif untuk menstabilkan yen dan mengendalikan inflasi, dampaknya terhadap perdagangan internasional bisa berbalik. Jika kenaikan suku bunga BOJ dianggap tidak cukup agresif dibandingkan dengan negara lain seperti Amerika Serikat atau Uni Eropa, yen mungkin tetap melemah atau hanya menguat secara terbatas. Yen yang lebih kuat membuat ekspor Jepang menjadi lebih mahal bagi pembeli asing, yang dapat mengurangi daya saing produk Jepang di pasar global. Oleh karena itu, BOJ harus menyeimbangkan kebijakan suku bunganya dengan cermat agar tidak menghambat pertumbuhan ekonomi Jepang di tengah ketidakpastian global.
ADVERTISEMENT
3. Konsekuensi bagi investor global dan pasar keuangan dunia
Kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan (BOJ) dapat mengubah dinamika investasi global, terutama bagi investor yang selama ini memanfaatkan yen sebagai sumber pendanaan murah. Yen yang lemah telah lama menjadi alat carry trade, di mana investor meminjam dalam yen dengan biaya rendah dan menginvestasikannya dalam aset dengan imbal hasil lebih tinggi di negara lain. Jika BOJ menaikkan suku bunga, biaya pinjaman dalam yen akan meningkat, yang dapat menyebabkan investor mengurangi posisi leverage mereka, memicu tekanan likuiditas di pasar keuangan global.
Selain itu, penguatan yen akibat kenaikan suku bunga dapat memengaruhi daya saing ekspor Jepang. Produk-produk unggulan Jepang seperti robotika, mobil, dan permainan komputer yang selama ini lebih murah di pasar global karena yen yang lemah dapat menjadi lebih mahal, yang berpotensi menekan keuntungan perusahaan Jepang dan harga saham mereka. Investor global yang selama ini optimis terhadap sektor ekspor Jepang mungkin harus mempertimbangkan ulang strategi mereka, terutama jika penguatan yen berlanjut dan mengurangi daya saing produk Jepang di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Dari sisi kebijakan moneter global, kenaikan suku bunga BOJ juga dapat memicu arus modal kembali ke Jepang, terutama jika investor global mulai melihat aset berbasis yen sebagai investasi yang lebih menarik . Hal ini bisa menyebabkan volatilitas di pasar keuangan global, terutama di negara berkembang yang selama ini menerima aliran modal dari investor yang memanfaatkan suku bunga rendah di Jepang. Jika yen menguat secara signifikan, investor yang sebelumnya memanfaatkan kebijakan moneter longgar Jepang mungkin perlu melakukan penyesuaian portofolio besar-besaran, yang dapat meningkatkan volatilitas di berbagai aset, termasuk saham, obligasi, dan mata uang global.
Berdasarkan tiga argumen di atas, dapat disimpulkan bahwa kenaikan suku bunga BOJ memiliki dampak yang luas terhadap ekonomi domestik Jepang, perdagangan internasional, serta investor global dan pasar keuangan dunia. Dalam jangka pendek, kebijakan ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi Jepang akibat meningkatnya biaya pinjaman dan tekanan inflasi dari pelemahan yen. Namun, dalam jangka panjang, jika dikelola dengan baik, kebijakan ini dapat membantu stabilisasi ekonomi Jepang dan menekan risiko deflasi yang telah lama menjadi tantangan utama.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, dampaknya terhadap perdagangan internasional menunjukkan dinamika yang kompleks. Yen yang lebih kuat dapat mengurangi daya saing ekspor Jepang, sementara yen yang lemah dapat meningkatkan tekanan inflasi domestik. Oleh karena itu, keseimbangan kebijakan BOJ menjadi krusial untuk menjaga stabilitas ekonomi dan perdagangan global. Sementara itu, bagi investor global, perubahan kebijakan ini dapat menyebabkan volatilitas di pasar keuangan, terutama dalam strategi investasi berbasis yen seperti carry trade.
Secara keseluruhan, keputusan BOJ untuk menaikkan suku bunga menandai perubahan signifikan dalam kebijakan moneter Jepang yang telah lama akomodatif. Implikasinya terhadap perekonomian global memerlukan respons hati-hati dari pelaku pasar dan pemerintah di berbagai negara. BOJ harus tetap mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap stabilitas ekonomi Jepang dan memastikan bahwa kebijakan ini tidak menghambat pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi
ADVERTISEMENT
Gard, James. 2024. What Does Japan's Rate Rise Means for Investors? morningstar.co.uk.
Kihara, Leika. 2024. BOJ debated weak yen's impact on inflation. reuters.com.
Leika Kihara, Pasit Kongkunakornkul, Vineet Sachdev and Kripa Jayaram. 2024. Explainer The yen’s rollercoaster ride. Reuters.com.
Lestarini, Ade Hapsari. 2025. Bank Sentral Jepang Naikkan Suku Bunga ke Level Tertinggi dalam 17 Tahun. January 24.
M, Revo. 2024. Bank Sentral Jepang Bikin Kaget Dunia, RI Mesti Waspada Tinggi! CNBC Indonesia.
Ratnaningsih, Ayu. 202. BANK OF JAPAN (BOJ) NAIKKAN SUKU BUNGA KE LEVEL TERTINGGI SEJAK KRISIS KEUANGAN 2008. Unesa.ac.id.
Think.ing.com. 2024. The yen weakens as the BoJ holds. think.ing.com.