Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Aden-Aden: Siluman Muka Rata Yang Jenaka
10 September 2017 15:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hantu ini, kendati bentuk fisiknya tetap saja tidak lazim, tingkah dan polahnya begitu jenaka. Ia konon tidak memiliki tendensi buruk terhadap manusia.
(Foto: wattpad.com)
ADVERTISEMENT
Selama ini, telinga dan pikiran kita dipenuhi oleh cerita-cerita tentang astral yang bersifat horror. Sampai kita lupa esensinya, bahwa kehadiran mereka tidak sama dengan itu. Eksistensi mereka sama saja dengan eksistensi kita, penuh dengan warna-warna kehidupan. Entah apa gerangan yang membuat kita seolah memiliki persamaan arbitrer, bahwa penampakan astral sama dengan kisah horor. Rumus itu memang begitu adanya, popular dalam masyarakat kita. Tak heran jika kemudian kita menemui, dalam setiap perkumpulan apapun yang membicarakan soal peretmuan dengan astral, banyak orang memeluk pahanya, menunjukan atau mempersiapkan seberapa tinggi kadar horor yang sampai pada pikiran mereka.
Kisah yang satu ini tentunya akan menjadi ‘pelemas’ kita. Pelemas atas tegangnya relasi antara kisah astral dan horor yang berkelindan dalam kategori-kategori imajiner kita. Kali ini, gue akan menceritakan sebuah urban legend lokal yang jenaka. Namanya ‘Aden-Aden’. Cerita tentangnya sudah banyak terseber, namun yang paling dekat dengan gue adalah cerita dari temen gue sendiri yang bernama Iwan. Konon ia pernah bertemu dengan sosok astral yang ‘katanya’ jenaka itu.
ADVERTISEMENT
Suatu sore Iwan sedang bermalas-malasan di teras rumahnya. Ia kemudian mendengar seruan Ibunya yang memarahinya. Ibunya menyuruh Iwan untuk segera mandi karena sebentar lagi Iwan harus shalat Maghrib berjamaah di mesjid. Dengan enggan ia pun akhirnya berangkat. Berbekal handuk dan peralatan mandi, ia harus berjalan sepanjang 700 meter menuju sumur milik keluarganya.
Saat Iwan hendak mandi, hari memang sudah menjelang gelap. Kendati begitu Iwan tidak langsung mandi, ia menyempatkan diri untuk melamun sesaat. Ia malah melihat-lihat ikan-ikan yang berenang di kolam orangtuanya, yang berlokasi persis di samping sumur tempatnya harus mandi. Agak lama ia menatap ikan-ikan itu, hingga suara adzan berkumandang. Iwan pun terperangah dan segera menghentikan lamunannya.
Tepat saat itu, Iwan dikagetkan oleh sesosok manusia dengan muka rata. Sosok itulah yang populer disebut sebagai ‘Aden-Aden’. Sosok itu tiba-tiba ada di samping Iwan yang sedang melamun dan bertanya seolah hendak mengajak bicara Iwan.
ADVERTISEMENT
“Lagi apa a?” Tanya Aden-Aden itu dengan suaranya yang sumbing.
Lantas Iwan pun kaget dan terperanjat. Ia malah loncat dan jatuh ke kolam ikan orangtuanya sambil berteriak dengan keras. Lucunya, Aden-Aden justru malah terlihat kaget juga. Mendengar Iwan yang berteriak dengan keras dan jatuh terperosok seketika ke dalam kolam membuatnya lari terbirit-birit. Adapun Iwan, ia sama kocaknya. Melihat Aden-Aden itu lari terbirit-birit ke tengah kebun, Iwan juga berlari terbirit-birit ke rumahnya. Hasilnya, bukannya Iwan pulang dengan keadaan bersih dan wangi, ia malah pulang dengan keadaan baud an berlumpur.