Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Benang Putih
1 Maret 2018 11:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Inilah salah satu urban legend yang terkenal di kalangan muda Jepang era 90-an.

Ilustrasi Urban Legend Benang Putih (Gambar: www.urbanlegend.id)
ADVERTISEMENT
Al kisah, hiduplah seorang gadis muda di daratan Jepang. Gadis itu masih muda, masih seumuran anak SMP. Ia masih begitu polos dan sering terpukau oleh dinamika budaya dan sosial yang terjelma dalam pergaulannya dengan masyarakat, termasuk dengan temannya sendiri.
Suatu hari, ia mengiba pada Ibunya untuk membelikan dan memasangkan sepasang anting di telinganya. Hal itu ia lakukan karena ia iri dengan apa yang telah dimiliki teman-temannya. Teman-temannya kala itu telah memiliki anting di telinga mereka.
Awalnya, Ibu si gadis tidak mengizinkannya untuk beranting. Namun, sebab si gadis terus menerus merengek, ia akhirnya mendapatkan apa yang ia inginkan. Ibunya memberinya sejumlah uang dan menyuruhnya untuk membeli anting. Ibunya berpesan untuk membeli dan menindik di suatu toko perhiasan yang terpercaya, di mall terdekat dari rumahnya. Namun si gadis berpikiran lain.
ADVERTISEMENT
Si gadis berencana untuk membeli anting dan menindiknya sendiri. Dengan begitu, ia dapat menyimpan sisa uang yang diberikan Ibunya. Ia pun membeli sepasang anting, dan menyuruh temannya untuk membantunya menindik.
Mereka pun menggunakan jarum yang dipanaskan untuk menindik. Si gadis merasa kesakitan, namun ia tetap sabar. Akhirnya ia nampak puas dengan hasilnya, ia kini dapat bergaya seperti kebanyakan temannya yang juga bergaya dengan anting-antingnya. Namun, sebuah kejadian aneh terjadi keesokan harinya.
Ia mendapati telinganya begitu gatal dan meradang, nampak daun telingnya memerah. Tak hanya itu, ia juga mendapati ada seutas benang berwarna putih yang muncul dari daun telinganya. Ia pun lantas memegang benang putih itu dan menariknya. Begitu ajaib, benang itu seolah tak habis-habis. Semakin ditarik maka semakin nampak begitu panjangnya benang itu. Hingga akhirnya si gadis memutuskan untuk memotong benang itu dengan gunting.
ADVERTISEMENT
Seketika penglihatan si gadis menjadi gelap. Ia berteriak histeris dan memanggil Ibunya. Ibunya yang tampak panik segera melarikan anaknya ke rumah sakit. Disana, ia dilayani oleh seorang dokter.
“Apa yang membuat kamu seperti ini?” tanya si dokter.
Si gadis pun menceritakan semua yang ia alami kepada dokter itu. Berharap dengan begitu, si dokter dapat memberikan tindakan yang tepat.
“Sayang sekali, kamu akan menghabiskan seluruh sisa hidup mu seperti ini,” ujar si dokter.
Begitu terkejutnya si gadis dan Ibunya. Ia pun dengan hati yang pilu bertanya kepada dokter tentang apa yang sebenarnya terjadi padanya. Si dokter pun mengingatkan si gadis tentang benang putih yang ia potong.
“Itu adalah saraf penglihatanmu.”
ADVERTISEMENT