Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Buto Ijo di Serambi Rumah
19 Februari 2017 4:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Timun Mas, cerita rakyat Indonesia. (Foto: ncipto.deviantart.com)
Pasangan suami istri yang tidak bisa punya anak meminta tolong kepada raksasa sakti untuk mengaruniai mereka anak. Permintaan itu dikabulkan, dengan syarat anak itu harus dikembalikan kepada sang raksasa ketika sudah mencapai umur 17 tahun. Sang anak tumbuh menjadi gadis muda yang harus menumpas sang raksasa untuk memenangkan hidupnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Apakah kamu masih ingat ini cerita apa? Katakan lebih keras! Benar sekali! Ini cerita Timun Mas! Dan raksasa hijau yang mengerikan itu namanya Buto Ijo. Saking menyeramkannya, si Buto Ijo suka dipake orang tua buat nakut-nakutin anak-anaknya, “He kalau bandel nanti kamu dijadiin kudapan, dimakan sama Buto Ijo, mau? Mau?? Biar nyaho!!”
Tapi sebenernya Buto Ijo ini beneran ada gak sih? Temen gue, sebut saja Yenti, akan menjawab pertanyaan ini dengan ceritanya ketika kecil. Yenti tumbuh besar di Solo, dan sejak kecil dia juga ditakut-takuti dengan kisah menyeramkan Buto Ijo. Tapi, Yenti gak percaya, karena kakak-kakak sepupunya selalu ngajarin ke Yenti bahwa itu semua cerita isapan jempol biar dia jadi anak penurut yang cemen.
Tiba-tiba gelap, kayak gerhana di depan rumah. (Foto: fabelio.com)
ADVERTISEMENT
Namun, suatu kali, Yenti lagi lari-lari di rumah siang-siang, ceritanya main pesawat tempur di luar angkasa gitu. Tapi, dia kaget pas di depan rumah, dari jendela, dia liat gelap di luar. Apa lagi gerhana gitu kan dia pikir. Dengan semangat dia lari keluar, mastiin kenapa gelap. Dan dia liat dengan mata kepala sendiri, di depan rumahnya ada jempol kaki gede warna ijo.
Yenti langsung teriak ke dapur, narik-narik nyokapnya. Nyokapnya, guru ngaji yang dipandang di sekitar rumahnya, ngikut Yenti dengan tenang ke depan rumah, “Sebentar ya Nduk.”
Yenti juga gak bisa bener-bener ngejelasin gimana prosesnya. Pokoknya, sambil baca-baca gak tau ayat apa, nyokapnya mindahin raksasa ijo yang kakinya aja segede rumah mereka dengan tangan kosong. Raksasanya, si Buto Ijo, dikecilin jadi segede telapak tangan, terus dipindahin ke belakang rumah.
ADVERTISEMENT
Yenti cuma bisa terbengong-bengong. Nyokapnya bilang, “Bohong itu kalau Buto Ijo bakal makan kamu. Tapi, Buto Ijo beneran ada dan gede banget loh. Makanya kamu jangan bandel-bandel.”
Buto Ijo, raksasa hijau itu, betulan ada… (Foto: tokopedia.com/jeniartshop)
Yenti tetep cuma bisa terbengong-bengong.