Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
'Ditemenin' di Belakang Panggung
9 Februari 2017 18:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Graha Bhakti Budaya, TIM. Di sini ada panggung gede buat pertunjukan. Kadang yang bukan orang juga tampil kali ya... Sumber: indonesiakaya.com
ADVERTISEMENT
Kalian akrab gak dengan Taman Ismail Marzuki (TIM)? TIM itu Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) yang letaknya di Cikini. Punggung-punggungan sama Institut Kesenian Jakarta, IKJ. Di sana tuh kalian bisa nonton screening film, pameran seni rupa, pertunjukan teater, tari, dan lain-lain. Tempat yang nyeni banget deh. Tapi, gedung-gedungnya jarang diurusin. Misalnya aja Gedung Graha Bhakti Budaya atau GBB, gedung pusat pertunjukan di sana. Alhasil, gedung yang guede ini... jadi rada angker gitu...
Gue liat dengan mata kepala gue sendiri, junior gue kenapa-napa di sana. Ceritanya itu tahun 2014. Kami lagi hendak pentas teater bareng komunitas teater kampus kami. Saat itu gue udah dapet peran, jadi dengan badan yang penuh riasan gue harus selalu siap sedia fokus ke pertunjukannya.

Belakang Panggung semua orang pasti ribet. Junior gue yang ngurus konsumsi itu... ya jadi nganggur. Sumber: teatersastraui.org
ADVERTISEMENT
Junior gue baru banget gabung, jadi doi gak dapet peran, dan gak semua harus dapet peran juga di atas panggung. Kerjaan doi belakang panggung, ngurus konsumsi. Tapi, pada dasarnya, ketika pertunjukan berjalan kan doi mayan nganggur. Yang kudu dikasih makan pada lagi fokus tampil semua kan. Jadi doi duduk aja di bagian belakang panggung GBB, menghadap cermin segede-gede gaban kayak yang di sanggar-sanggar balet gitu.
Entah doi lagi capek atau lagi bengong, ternyata doi menarik... buat entah apa yang ada di sana. Doi cerita, doi berasa ada keberadaan baru aja gitu duduk di samping, di lantai. Pas doi nengok... ada makhluk, laki-laki, botak, kulit full putih, cuma pake celana dalem, duduk meringkuk sambil senyum lebar. Kayak tuyul, tapi gedean...
ADVERTISEMENT
Ngeliat itu junior gue langsung sesek napas sampe nangis kejer tanpa suara. Semua ngira doi asma, di tengah-tengah pertunjukan. Akhirnya kru panggung lain ngurusin doi. Usut punya usut, ternyata makhluk itu muncul dari ruangan sebelah yang isinya ada piano. Ruangan itu emang gak boleh dibuka sembarangan, tapi ada yang kelepasan buka.

Ada tuyul... putih... tapi gede... Sumber: novel.id
Gue tanya sama junior gue, terus dia gimana pas itu. Apa yang terjadi dengan si makhluk itu. Doi jawab, "Gak pergi-pergi lah kak. Yauda di situ aja terus dia. Pas kalian pada foto-foto. Pas kalian apus make up. Di situ terus. Senyum. Makanya gue duduk doang di pojok gak berani ngapa-ngapain..."