Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Edisi Hari Aksara Internasional: Tomino’s Hell
8 September 2017 21:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Puisi yang tak boleh dibaca keras-keras. Ia mempunyai kutukan. Seseorang telah meninggal karena membaca puisi itu keras-keras.

Ilustrasi Sosok Tomino (Foto: wattpad.com)
ADVERTISEMENT
Memperingati hari aksara internasional, gue akan membagi kisah mistis yang berkaitan dengan hal tulis-menulis dan karya sastra. Banyak sekali kisah-kisah dan urban legend yang berkaitan dengan karya-karya sastra, namun di antara semua itu, yang paling mengerikan (dan paling dipercaya bisa memberikan kutukan) yaitu “Tomino’s Hell”.
Tomino’s Hell adalah sebuah karya sastra dari Jepang (dalam bahasa Jepang menjadi “Tomino no Jigoku”) berupa puisi yang tidak boleh dibaca keras-keras karena dipercaya bisa memberikan kutukan. Kutukannya bisa bermacam-macam, yang paling parah konon dapat menyebabkan kematian. Puisi ini dimuat oleh Yomota Inuhiko pada bukunya yang berjudul “The Heart is Like Rolling Stone”, juga termasuk dalam kumpulan puisi Saizo Yaso dalam kumpulan puisinya yang ke 27 pada tahun 1919.
ADVERTISEMENT
Asal-usul dari puisi ini telah menjadi legenda bersama masyarakat Jepang (kendati ada kontroversi tentang kebenaran kekuatan mistisnya). Konon dahulu kala ada sepasang suami istri yang memiliki seorang anak, anak itu bernama Tomino. Tomino lahir dengan keadaan fisik (juga mungkin psikis) yang tidak sempurna. Kendati begitu, Tomino merupakan seorang anak yang sangat kreatif dan pintar. Ia kemudian mencurahkan kreativitasnya dengan membuat sebuah puisi. Alih-alih puisnya itu indah atau mengharukan, ternyata puisi itu sangat mengerikan. Hingga orangtuanya, yang mengetahui anaknya membuat puisi semacam itu, mengurungnya tanpa memberinya makan. Sehingga Tomino berakhir meninggal karena kelaparan. Nah, itulah mengapa eksistensi Tomino’s Hell sampai saat ini selalu membawa kutukannya.
Bagi kalian yang ingin membaca Tomino’s Hell, silahkan saja asal tidak dibaca dengan keras-keras. Gue telah menyediakannya disini, yang gue ambil dari merdeka.com. Namun jika kalian membacanya dengan keras-keras, tanggung sendiri resikonya. Ya, kendati memang sampai saat ini orang percaya ga percaya sih. Tapi ya apa salahnya jaga-jaga.
ADVERTISEMENT
Tomino’s Hell (Bahasa Indonesia)
"Kakak perempuan muntah darah, adik perempuan memuntahkan api,
Tomino yang lucu memuntahkan manik-manik kaca,
Tomino jatuh ke neraka sendirian,
Neraka yang gelap dan tak ditumbuhi bunga,
Apakah itu kakak Tomino yang membawa cambuk?
Cambukan meninggalkan bekas memerah yang mengerikan
Mencambuk dan memukul, terus memukul
Sebuah jalan menuju neraka
Apakah kau akan mengantarnya ke neraka yang gelap?
Untuk domba-domba emas, untuk burung bulbul
Aku penasaran berapa banyak yang dimasukkannya dalam kantong kulit
Sebagai persiapan untuk perjalanan ke neraka
Musim semi datang, di hutan dan sungai
Bahkan di sungai dalam neraka yang gelap
Burung bulbul dalam sarang, domba dalam gerobak,
Ada air mata di mata lucu Tomino
ADVERTISEMENT
Menangis, burung bulbul terbang ke hutan yang hujan
Meneriakkan kerinduan pada adik perempuannya
Tangisannya bergema ke seluruh neraka
Bunga berwarna merah darah mekar
Mengelilingi tujuh gunung dan tujuh sungai di neraka
Tomino yang lucu berjalan sendirian
Untuk menjemputmu ke neraka
Jarum-jarum dalam neraka,
menancap ke dalam daging segar,
Sebagai tanda dari si lucu Tomino"