Konten dari Pengguna

Edisi Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia: TNI dan Makhluk Astral

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
17 Agustus 2017 15:39 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Edisi Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia: TNI dan Makhluk Astral
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Jogja.tribunnews.com
ADVERTISEMENT
Musuh para pahlawan revolusioner kita dalam merealisasikan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini tidak hanya sebatas musuh ‘politik’ dari luar maupun dalam negeri. Suatu kejadian ‘klenik’ pernah terjadi, pasca Agresi Militer II oleh Belanda, pada Angkatan Udara Republik Indonesia. Kejadian itu menjelaskan bagaimana misi perjuangan revolusioner untuk kemerdekaan juga mendapatkan hambatan dan tantangannya dari para ‘astral’.
Dilansir oleh militer.com, serdadu Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), yang kini disebut TNI AU, pernah mengalami kejadian mitis di pedalaman daerah Trenggalek provinsi Jawa Timur. Waktu kejadian yaitu pada bulan Januari 1949. Serdadu itu, yang dipimpin oleh H AS Hanandjoeddin, ditugaskan untuk memutus sebuah jembatan tua di Lembah Watulimo dengan menggunakan peledak. Pemutusan jembatan tersebut bertujuan untuk menghambat laju tentara Belanda. Hal aneh terjadi ketika, setelah mengalami beberapa percobaan, peledak yang ditanam tak kunjung meledak. Serdadu yang ditugaskan terpaksa kembali ke markas untuk melapor pada Hanandjoeddin.
ADVERTISEMENT
Hanandjoeddin yang mendengar laporan dari para serdadunya, akhirnya mendatangi seorang ‘pemuka’ desa setempat. Ia bertanya pada tokoh desa tersebut tentang kemungkinan adanya spesies ‘astral’ yang melindungi jembatan itu. Tokoh desa itu ternyata meng-iyakan, dan ia segera menasihati Hanandjoeddin untuk berpuasa dan berdoa pada Allah SWT jika ingin misinya dapat terselesaikan.
Secara mengejutkan, Hanandjoeddin tidak memperhatikan nasihat sang tokoh desa dan justru menganggap bahwa apa yang dikatakan oleh tokoh desa itu tidak masuk akal. Dengan kesadaran seperti itu, ia akhirnya memutuskan untuk langsung mendatangi lokasi jembatan tersebut. Di perjalanan menuju jembatan itu, hawa ngeri yang aneh langsung menghantamnya dan para prajurit yang mengiringinya. Suasana yang mencekam itu pada akhirnya membuat salah seorang prajuritnya (bernama M Yahya) untuk memberi masukan pada Hanandjoeddin untuk mengurungkan rencana malam itu.
ADVERTISEMENT
Mendengar masukan semacam itu membuat Hanandjoeddin menjadi berang. Ia pun merespon dengan menyatakan bahwa jika prajurit-prajurit yang mengirinya takut, maka biarlah ia sendirian mendatangi jembatan itu. Mendapati respon seperti itu, para prajurit hanya bisa melanjutkan perjalanan dengan berat hati. Namun, hendak saja mereka melanjutkan perjalanan, tiba-tiba suatu kejadian yang menyeramkan terjadi.
Tiba-tiba muncul sejumlah besar pasukan ‘terdahulu’ (berseragam militer Jawa kuno dan sangat mistis sekali) berbaris dan memoncongkan senapan kunonya kea rah Hanandjoeddin dan para prajuritnya. Para prajurit Hanandjoeddin yang melihat kehadiran musuh yang secara tiba-tiba itu lari terpontang-panting karena ketakutan. Sadar bahwa ia telah ditinggal kabur oleh para prajuritnya, Hanandjoeddin ikut gentar juga. Di dalam hatinya ia berpikir bagaimana bisapara prajuritnya yang tidak pernah gentar melawan tentara manapun tiba-tiba kabur ketakutan.
ADVERTISEMENT
Dalam ketakutan yang sangat, Hanandjoeddin pada akhirnya memberanikan diri untuk maju dan berseru pada sekolompok pasukan tersebut.
“Assalamualaikum! Saya Hanandjoeddin, Komandan Pertahanan di wilayah Watulimo. Kami bermaksud baik menyelamatkan rakyat dan alam daerah ini dari penjajah Belanda. Bantulah perjuangan kami menegakan kemerdekaan Indonesia. Saya yakin kalian di pihak kami karena perjuangan sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang. Saya meminta kalian memaklumi kami memutus jembatan penghubung desa demi keselamatan rakyat Watulimo. Assalamualaikum!”
Beberapa saat kemudian, pasukan ‘astral’ tersebut hilang secara tiba-tiba. Esoknya rencana pelepasan jembatan kembali dilakukan. Untungnya hasil percobaan itu berakhir dengan sukses.