Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Hantu Korporat
31 Maret 2017 17:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Korporasi Dihantui (Foto: fastcompany.com)
Ternyata yang butuh jadi budak korporat bukan cuma kita-kita. Setan juga. Sampai mencuri identitas salah satu karyawan segala.
ADVERTISEMENT
“Si Octa masih suka maen gak sih ke kampus?”
“Ah, dia mah uda jadi budak korporat.”
Biasanya, kalau ada yang dapet kerja kantoran, yang mana adalah lahan kerja paling umum dewasa ini, anak-anak di kampus gue akan melabelidoi “budak korporat”. Barangkali semacam guyonan sinis, dari yang sebelumnya akademisi kekirian yang selalu menganalisis dan mengkritik hegemoni, eh malah nyari makan di sana. Atau bisa jadi sirik aja karena si doi uda enak nih mapan ada kerjaan makanya malah diceng-cengin haha.
Tapi ternyata yang butuh jadi budak korporat bukan cuma kita-kita. Setan juga. Sampai mencuri identitas salah satu karyawan segala. Konspirasiooooonnngg!!
Ini terjadi di sebuah kantor di Green Garden, di Jalan Panjang, daerah Jakarta Barat. Di kantor ini, ada anak traffic. Anak traffic ini kerjaannya mastiin presensi karyawan. Ini penting banget di kantor tersebut karena mereka ngejar target setiap harinya, jadi kalau ada yang gak masuk, kerjaan si karyawan gak masuk dipindahin ke orang lain.
ADVERTISEMENT

Hari itu, si anak traffic merasa diri sangat optimis. Hari itu akan jadi hari yang baik menurut si anak traffic. Doi memantau setiap karyawan yang datang dan menyapa dengan penuh semangat mereka semua. Hari itu tidak ada yang absen. Luar biasa. Sudah si anak traffic duga, itu akan jadi hari yang baik.
Besoknya, editor marah-marah lantaran ada kerjaan yang gak dikerjain. Pas dicek, mestinya itu kerjaan anak baru, namanya sebut saja Handoko. Dipanggillah si Handoko dan disemport abis. “Pak, ‘kan kemarin saya sakit, gak masuk. Saya uda ngabarin di grup WA juga Pak sebelumnya, bahwa saya bakal absen…” Si anak traffic bengong. Dia mengingat-ngingat hari sebelumnya.
Demi apapun, demi apapun, demi apapun dia menyapa Handoko sehari sebelumnya, menyapa dia dengan semangat. Demi apapun dia liat sendiri si Handoko dateng, dan di rekaman CCTV juga ada gitu.
ADVERTISEMENT
Jadi kalau itu bukan Handoko, itu siapa?

Nyelip satu tukang curi identitas akh! (Foto: blueprintreview.co.uk)
Emang dasar setan, mending kalau kerjaannya dikerjain.