Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Kamar 13 (Part 1)
16 Mei 2020 22:26 WIB
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kali ini ada cerita menarik yang dibawakan oleh penulis cerita horor yang ulung. Untuk lebih detailnya Sobat Dukun bisa mengunjungi media sosialnya langsung.
ADVERTISEMENT
Baik, langsung saja kita mulai ceritanya.
Suatu ketika saat itu aku...
[Tok tok tok] aku mengetuk pintu itu beberapa kali.
"Permisi permisi,"
"Sebentar" kudengar suara wanita dari rumah, sembari menunggu aku melihat hp yg sedang aku genggam memastikan kalau ini adalah alamat tujuan yang benar.
[Srek, Ngeeeek] suara pintu itu mengalihkan perhatianku kepada sosok wanita paruh baya.
"Ibu Cita ya ?," tanyaku memastikan.
"Bener de, dengan siapa ya?," ucap ibu Cita sambil menjulurkan tangannya kepadaku.
"Saya Anisa bu, yang barusan menelpon," ku julurkan juga tanganku menyalam tangannya.
"Mari, mari masuk dulu," tawar ibu Cita padaku, dengan disuguhi air dingin kami memulai perbincangan kami yang sebelumnya sudah dibahas melalui telepon.
"Jadi kapan kamu pindah kemari?," tanya bu Cita.
ADVERTISEMENT
"Kalau bisa sekarang bu, soalnya saya sudah membawa barang pindahan," jawabku pada ibu kost baruku ini.
"Kalau begitu mari ibu antarkan ke kamar kamu," sembari mengambil kunci dari atas meja ibu Cita membawaku ke kamar yang akan menjadi tempat tinggalku nanti.
"Anisa, ini kamarnya," tunjuk ibu Cita ke arah kamar yang letaknya ada dipojokan. Aku melihat kamarnya sudah dibersihkan, kamar ini lumayan bagus dengan ubin keramiknya.
"Maa, maa, maa!,"
Pandanganku dan bu Cita dialihkan teriakan yang berasal dari rumah.
"Bentar ya de, ini kunci kamarnya, kamu masuk duluan, saya mau lihat anak saya sebentar," ucap ibu Cita sambil memberikan dua buah kunci.
[Ceklek, ceklek] kuputar kunci pintu kamarku kearah kiri dua kali, setelah itu kudorong pintu yang ada dihadapanku ke arah depan.
ADVERTISEMENT
"Wah bagus juga ya kamarnya, sepertinya kamar ini bekas cewe yang rapih," ucapku sambil berkaca pada lemari pakaian.
[Cerita ini diadaptasi dari Twitter/deffrysrc]
[Brruuuk]
Seperti ada orang yang terjatuh dari arah kamar mandi, "Siapa didalam?," tanyaku. Begitu lama aku menunggu tidak ada satu patah kata pun yang menyahut. Kubuka perlahan pintu kamar mandi.
"Anisa," suara bu Cita mengagetkanku, "Huft," kuhela nafasku begitu panjang. "Eh iya bu?,"
"Maaf de, ibu lupa ngasih tau. Itu satunya kunci pager depan," jelas ibu kost baruku ini.
"Oh iya bu, makasih bu," balasku.
Setelah bu Cita kembali kerumah, aku yang lelah memutuskan istirahat di atas kasur yang empuk. Tiba - tiba ada seorang anak kecil datang duduk disebelahku.
ADVERTISEMENT
"Adek namanya siapa?," tanyaku polos.
"Maria kak" jawab anak kecil yang sepertinya sepantaran dengan adikku kelas 2 SMP.
"Halo aku Anisa," ucapku memperkenalkan diriku.
"Kak aku boleh minta tolong ga? Ambilin bonekaku di kamar mandi," ucap Maria sambil menunjuk ke arah kamar mandi.
"Boleh, sebentar ya," aku menuju kekamar mandi, mungkin bonekanya ketinggalan saat renovasi kamar ini, pikirku.
Kubuka perlahan kamar mandiku, "Hah?" aku melihat boneka yang penuh berlumuran dengan darah.
"Bonekanya kok berdarah?," kuarahkan pandanganku ke arah sebelumnya Maria, dia sudah tidak ada pergi entah kemana tanpa suara sedikit pun.
Kuambil boneka itu dan kubersihkan dengan air bersih, tengah membersihkan boneka itu kurasakan seperti boneka itu seakan hidup, boneka itu menggenggam tanganku.
ADVERTISEMENT
Kulemparkan segera boneka itu ke dalam ember yang berisi penuh air.
"Tolong, tolong!," boneka itu minta tolong seakan dia hidup. Aku langsung bergegas keluar dari kamar mandi karena ketakukan.
"Sekarang saatnya kamu yang mati!," kata seorang pria yang membawa pisau menuju kearahku. Pria itu menusukkan pisaunya ke arah dada kiriku "Haaaaaakkkkh"...
Aku terbangun dari mimpi burukku,
"Huft, untung saja cuma aku hanya bermimpi" gumamku dalam hati. Semua pakain yang kukenakan basah karna rasa takut dari mimpi buruk itu.
"Lebih baik aku beres beres kamar, lalu mandi dan mencari makan malam," setelah kususun rencana aku memutuskan untuk menyusun pakainku kedalam lemari dulu.
Satu per satu kupindahkan pakaianku dari koper ke dalam lemari, "Awww.." sebuah paku menggores tanganku, goresannya sangat dalam sehingga membuat tanganku terluka mengeluarkan sedikit darah.
Hendak membersihkan sedikit darah yang menetes pada alas pakaianku, kuangkat sedikit alasnya agar darahnya tidak mengalir ke pakainku. Kulihat seperti ada sepucuk surat yang tertimpa dibawah alas pakain ini.
ADVERTISEMENT
"Surat apa ini ? Nanti saja aku baca, setelah selesai beres - beres," sembari meletakkan surat itu disudut mejaku yang mepet tembok kamarku. Setelah beres - beres, kuhidupkan air dengan maksud menampungnya terlebih dahulu.
"Aaaaaaaaaa!," teriakku kaget.
Bukan air yang mengalir dari keran itu, tapi darah. Suara teriakanku membuat tetangga sebelah kamarku menghampiriku. "Ada apa?," tanya tetanggaku padaku.
"Tolong aku kak, keranku kamar mandiku mengeluarkan darah," ucapku sambil terisak isak menangis ketakutan.
"Mana coba aku lihat?," tetanggaku langsung masuk.
"Mana ? Tidak ada apa apa disini" ucap wanita itu padaku.
"Bener kak, tadi aku melihat darah," ucapku sambil mengusap pipiku yang sudah dibanjiri air mata.
Bersambung...