Konten dari Pengguna

Kerja Malam II: Truk Gaib (Part 3)

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
6 Mei 2021 17:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bekerja malam, dok: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bekerja malam, dok: pixabay
ADVERTISEMENT
Mamat dan satu orang lagi temanya hanya ternganga melihat kejadian yang baru saja dialaminya. Akhirnya Mamat dan yang lain segera pergi dari tempat tersebut, sementara cerita berbeda dialami Rio.
ADVERTISEMENT
Di saat tengah membuang sisa cat di ember, ia membuangnya tanpa peemisi dan langsung menumpahkan di tengah ruangan pembatas jalan. Sama seperti waktu able tertidur, dia tertinggal cukup jauh dari teman-temanya.
Saat sedang berjalan santai menghampiri temanya di kejahuan tiba-tiba Rio melihat ada seorang pekerja tengah duduk membelakanginya.
"Woy lagi apa," Rio berteriak kepada sosok tersebut namun ia hanya diam tak menjawab.
Ketika Rio menepuk pundaknya sosok tersebut memperlihatkan wajahnya yang terbela dengan rahang yang turun ke bawah dengan darah yang memenuhi wajah. Rio jatuh kebelakang dan berteriak sangat kencang membuat teman-temanya segera menghampirinya.
Rio tampak shock, tubuhnya gemetaran dan wajahnya pucat, temanya bertanya perihal apa yang terjadi namun Rio tak menjawab hanya gemetar dan keringat yang terlihat di tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara kisah berbeda datang dari Alung, dia bertugas bersama pak Anton untuk mengalihkan arus kendaraan agar tak menabrak rambu yang kami pasang. Nampak mudah memang dan tidak terlalu berat namun memiliki resiko dan tanggung jawab yang besar, belum lagi Alung harus ditinggal di belakang jaraknya dengan pak Anton memang lumayan jauh, Alung berada di garis paling belakang kami.
Saat tengah mengalihkan arus kendaraan alung sempat istirahat karena memang jalanan yang sudah sepi.
[Cerita ini diadaptasi dari Twitter/demozyen]
Selesai beristirahat, ia berjalan menuju pak Anton yang berada jauh di depanya namun tiba-tiba sorot lampu yang redup mengalihkan pandanganya ke belakang. Tak disangka truck barang besar berada hanya beberapa meter di belakangnya, sontak ia kaget, tubuhnya kaku tak bisa digerakan, untuk menghindar pun rasanya sulit karena kakinya terasa begitu berat.
ADVERTISEMENT
Ia melihat truk merah dengan penyok di depan kap kemudinya, Alung seakan hanya pasrah saat truck tersebut menabrak dirinya namun tiba-tiba
"Huuuuuuusssshhhhhh," truk tersebut menembus dirinya dan hilang begitu saja, seakan hanya hologram yang nampak begitu nyata untuknya.
Alung jatuh lemas dengan mulut membisu dan gemetaran di sekujur tubunya. Banyaknya perihal yang menyeramkan yang terjadi selama ini membuat kami melayangkan protes kepada mandor.
Namun mandor hanya mengelak dia beralasan bahwa kami hanya berhalusinasi dan tidak fokus saja dalam bekerja ucapnya, yah memang mandor selama ini tampak tenang. Nampaknya ia belum bertemu para penghuni di tempat ini.
Hantu jalanan, dok: pixabay
Tak terasa sudah hampir seminggu kami bekerja di sini, hal-hal yang di luar nalar sering terjadi, mulai dari hanya suara-suara sampai bentuk solid wujudnya, semua makhluk seakan ingin menunjukan keberadaannya kepada kami.
ADVERTISEMENT
"Badjing*n, a*jing, m*nyet!," pak mandor berlari sembari mengumpat.
Wajahnya nampak menyembunyikan ketakutan ketika menghampiri saya yang sedang bekerja. Sangat keras teriakanya sampai mengundang perhatian para pekerja lain untuk berkumpul.
"Hahahahahahaha," melihat ekspresi ketakutanya kami semua tertawa.
Kami semua paham bahwa pak mandor baru saja diperlihatkan sosok mahkluk penunggu di sepanjang jalan ini.
"Giman ndor enak?, cantik gak yang nakutin tuh," tanya seseorang
dari kami.
"T*i, nyeremin, sampe kaget tau-tau turun dari atas," Mandor menceritakan apa yang baru saja ia alami.
Saat sedang istirahat di jauh di depan, Mandor sedang duduk santai di bawah jembatan sambil menikmati rokok dan minuman teh kemasan botol yang ia bawa. Terlihat suasana begitu sepi bahkan suara serangga malam pun tak terdengar.
ADVERTISEMENT
Tiba-tiba dari atas jembatan ia dikagetkan dengan sosok tubuh perempuan menggantung, terjerat tali tambang di lehernya. Wajahnya pas menghadap ke arah mandor dan tersenyum dengan senyuman yang begitu mengerikan. Sontak pak mandor segera lari kalang kabut melihatnya seraya mengumpat kejadian yang baru saja dialaminya.
Ilustrasi ketakutan, dok: pixabay
Setelah kejadian itu esok harinya pak mandor pun akhirnya membuat keputusan yang melegakan untuk kami semua. Kami sekarang akan bekerja pada siang hari saja, ia pun mengajukan kepada kantor cabang dan pusat dengan sedikit perdebatan akhirnya disetujui lah bahwa pekerjaan akan dilakukan pada siang hari.
Kurang lebih tinggal 3 minggu lagi kontrak kami bekerja di sini, kami akan bekerja pada lusa nanti karena mengambil libur seharian untuk menyesuaikan jadwal dan kondisi tubuh. Aktivitas selama libur hanya diisi dengan menjelajahi lingkungan di sekitar sini tak ada aktivas yang berarti.
ADVERTISEMENT
Lusa datang, semua persiapan sudah matang kami berangkat untuk menyambung pekerjaan kemarin malam yaitu kilometer 70-122 itulah yang harus kami selesaikan untuk beberapa minggu ke depan.
Di sepanjang jalan pemandangan begitu memanjakan mata, terlihat dengan jelas daerah khas perbukitan yang begitu indah, jalanan yang menanjak dan menurun begitu serasi dengan pemandang ini.
Pemandangan yang tak kami dapatkan ketika malam hari, mungkin pemandangan inilah penyebab pengendara terlena dibuatnya sehingga tidak fokus ke jalan yang ada di depanya, belum lagi jalanan yang naik dan turun serta tikungan yang cukup tajam membuat banyak terjadi kecelakaan.
Sama seperti sebelumya ketika sampai di tempat tujuan yaitu menurunkan rambu dan traffic cone pembatas jalur kami. Saat bekerja jujur saya pun tidak fokus, selalau ingin melihat pemandangan di sekitar yang begitu indahnya, ini jauh lebih baik ketimbang malam hari yang di mana kami banyak diganggu para makhluk ghaib di sini.
ADVERTISEMENT
Hari demi hari berlalu, tak ada yang ganjil atau aneh saat kami bekerja, dan akhirnya saya pun tiba di sebuah bukit yang terdapat beberapa kepala patung berbentuk hewan. Saya tidak ingat di kilo meter berapa, tapi seingat saya itu sudah masuk KM 90 lebih tol Cipularang arah Jakarta.
Saya sempat menanyakan ke beberapa orang namun tak ada yang tau, bahkan pak Anton yang merupakan senior di sini dan pak mandor pun hanya diam tak menjawab.
Nampak aneh, mengapa ada orang yang membuat kepala patung di sini, namun setelah saya telusuri lewat mesin pencari akhirnya saya tau alasanya.
Ya mungkin banyak dari kalian yang mengetahuinya juga atau pernah mengalami hal yang ganjil ketika lewat tol ini boleh share pengalamanya.
ADVERTISEMENT
Bersambung...