Kisah Mbah Dipo Sang Juru Kunci Gunung Semeru

Ilustrasi Kakek, dok: Pixabay

Sudah menjadi hal biasa apabila salah satu lokasi atau wilayah memiliki sesepuh atau tetua yang menjadi juru kunci atau setidaknya dihormati, termasuk Gunung Semeru juga memiliki seorang yang dihormati dan dituakan.

Adalah Mbah Dipo namanya, sosok lelaki yang mendapatkan amanat yang sangat berat menjadi sumber informasi masyarakat mengenai aktifitas dari Gunung Semeru, oleh karena itu masyarakat memberi hormat kepada lelaki tersebut.

Penghormatan tersebut tentu saja bukan orangnya yang meminta, melainkan diberikan oleh masyarakat sekitar. Meski Mbah Dipo sudah gugur pada tahun 2007 jauh sebelum ketusan Gunung Semeru yang terjadi saat ini, masyarakat masih mengenang kebaikan dari sosok beliau.

Gunung Semeru, dok: Pixabay

Mbah Dipo ini konon dahulu tinggal di Dusun Kamar Kajang, yakni merupakan dusun yang sangat rawan terkena dampak erupsi dari Semeru.

Konon kisahnya, Mbah Dipo ini memiliki kemampuan bisa meramal atau memprediksi kapan terjadinya erupsi yang akan terjadi pada Gunung Semeru. Kemampuan ini tentu saja tidak ia miliki secara instan begitu saja.

Masa muda Mbah Dipo dikenal rajin bertapa di Mahameru atau puncak dari Gunung Semeru. Lamanya waktu bertapa beliau, konon membuat rambutnya panjang hingga menutupi bokongnya.

Semasa hidupnya, ada kebiasaan yang unik yang sering dilakukan oleh Mbah Dipo. Biasanya, jika ada seorang tamu yang berkunjung ke rumahnya, ia akan menentukan si tamu tersebut kapan harus pulang. Bahkan, jika ada tamu yang dilarang menginap, maka si tamu harus segera pulang.

Gunung Semeru, Dok: Pixabay

Belum diketahui secara pasti memang kenapa Mbah Dipo melakukan hal itu. Namun, banyak yang meyakini jika aturannya dilanggar, maka si tamu akan mendapatkan teguran berupa kejadian yang janggal.

Pasca wafatnya Mbah Dipo, amanat juru kunci Gunung Semeru ini ia berikan kepada istrinya yang bernama Mbah Suparti. Hal ini sesuai dengan wasiat yang disampaikan oleh sang legenda tersebut.