Lembuswana, Makhluk Mitologi Penjaga Sungai Mahakam

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
Konten dari Pengguna
25 Juni 2020 19:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penjaga, dok: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penjaga, dok: pixabay
ADVERTISEMENT
Berbelalai bukan gajah, bertaring bukan harimau, bertaji bukan ayam. Legenda kemunculannya di Sungai Mahakam ratusan tahun silam menjadikannya simbol Kerajaan Kutai Kartanegara.
ADVERTISEMENT
Sosok berwarna keemasan nan berkilau ditempa matahari itu menjadi ikon penanda di halaman depan Museum Mulawarman, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Patung satwa itu berbadan kuda yang berisisik dan bertaji.
Taringnya yang menghunus ganas yang mengapit belalai itu muncul dalam legenda masyarakat setempat. Namanya Lembuswana, sang penguasa Sungai Mahakam yang bersemayam di palung sungai itu.
Patung Lembuswana tersebut merupakan karya seniman Burma pada pertengahan abad ke-19, tetapi baru menghias pelataran kedaton Kutai Kartanegara sejak awal abad ke-20.
Kemunculan Lembuswana ini kerap dihubungkan dengan kisah lahirnya Putri Karang Melenu yang muncul bersama satwa mitologi itu dari dasar Sungai Mahakam. Kelak sang putri menikah dengan Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti. Dari sang putri itu dilahirkan penerus dinasti raja-raja Kutai Kartanegara.
ADVERTISEMENT
Leluhur warga Kutai memercayai bahwa Sang Lembuswana merupakan tunggangan Mulawarman, yang bertakhta sebagai raja Kutai sekitar 1.500 tahun silam.
Lembuswana, dok: pixabay
Tampaknya mirip dengan sebagian besar penganut Shiwa di Nusantara bahwa lembu merupakan kendaraan Dewa Shiwa: Raja Majapahit pun dilambangkan sebagai Shiwa pula.
Satwa mitologi ini telah menjadi simbol keperkasaan dan kedaulatan seorang penguasa. Unsur belalainya menandakan bahwa satwa ini juga perlambang sosok Ganesha, Dewa Kecerdasan.
Lembuswana, dok: pixabay
Selain di Museum Mulawarman, patung Lembuswana raksasa juga menghiasi Pulau Kumala, tempat rekreasi di tengah Sungai Mahakam. Lembuswana telah meretas masa dari zaman kerajaan Hindu tertua sampai kasultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, tetapi makna bagi warga Kutai tetap tidak berubah bahwa sosok ini mengikhtisarkan pula pemimpin yang mulia seharusnya juga mengayomi rakyat.
ADVERTISEMENT
Sumber: kaskus