Mengenal Tradisi Grebeg Syawal di Yogyakarta

Tradisi grebeg Syawal yang digelar di lingkungan keraton. Dok: menpan

Halo Sobat Dukun! Sebelumnya, pernahkah kalian mendengar tradisi grebeg Syawal yang ada di Yogyakarta? Atau bahkan pernah menyaksikan kemeriahan acara tersebut secara langsung?

Jangan khawatir bagi Sobat Dukun yang masih belum mengetahui tentang tradisi grebeg Syawal di Yogyakarta ini, karena mbah akan menjelaskannya di artikel ini.

Gunungan berisi hasil bumi berupa sayur-sayuran yang disusun layaknya sebuah gunung. Dok: pixabay

Tradisi grebeg Syawal merupakan tradisi keraton sebagai wujud syukur setelah berakhirnya puasa bulan Ramadhan. Tradisi yang ada di Yogyakarta memang sangat kental dengan pengaruh Islam. Saat grebeg Syawal dimulai, biasanya keraton akan mengeluarkan gunungan berupa hasil bumi.

Kemudian, prajurit keraton akan melakukan iring-iringan sebagai prosesi pelepasan gunungan. Hal ini tentunya menjadi salah satu daya tarik dari tradisi yang sudah berlangsung selama ratusan tahun ini. Selanjutnya, gunungan dibawa ke Masjid Gedhe Kauman, Pura Pakualaman, dan Kantor Kepatihan untuk didoakan. Setelah prosesi di atas selesai, barulah gunungan tersebut diperebutkan oleh warga.

Keseruan saat memperebutkan gunungan. Dok: flickr/Arum Tresnaningtyas

Bagian inilah yang dianggap seru oleh banyak orang. Masyarakat berlomba-lomba untuk mengambil hasil bumi sebanyak mungkin yang ada pada gunungan. Makna dari kegiatan ini bukanlah seberapa banyak makanan yang berhasil diperebutkan, tetapi seberapa berkah dan manfaatkan hasil bumi yang diperoleh dari gunungan tersebut.

Namun, pada tahun ini tradisi grebeg Syawal ditiadakan sebagai bentuk upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Sekian pembahasan mengenai tradisi grebeg Syawal yang ada di Yogyakarta, semoga artikel ini dapat menambah informasi bagi Sobat Dukun Sekalian.