Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Tradisi Nginang
1 Juni 2020 18:41 WIB
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tradisi nginang merupakan kegiatan mengunyah kinang yang terdiri dari pinang, sirih, gambir, tembakau, kapur, dan cengkih. Nginang merupakan sebuah tradisi warisan yang dahulu biasa dilakukan oleh orang yang suka memakan kudapan. Kalau saat ini bisa diibaratkan seperti permen atau makanan ringan lainnya.
ADVERTISEMENT
Konon kebiasaan menginang telah tercatat para musafir Tiongkok sejak dua abad sebelum Masehi. Kemudian, sirih pinang juga merupakan simbol bagi adat Melayu. Hal ini dibuktikan berdasarkan tradisi lisan Melayu berupa sastra, misalnya sirih pembuka pintu rumah, sirih pembuka pintu hati.
Menginang awalnya dilakukan orang agar aroma mulut menjadi lebih sedap, namun hal ini malah menjadi kebiasaan yang menimbulkan rasa nikmat yang kemudian menjadi candu sehingga sulit untuk dilepaskan. Di sisi lain, menginang ternyata bagus untuk alternatif perawatan gigi. Menginang juga dapat menyembuhkan luka di mulut, menghentikan pendarahan gusi, dan bagus dijadikan obat kumur.
Masyarakat Jawa masih sangat percaya terhadap dampak positif dari tradisi nginang. Hal ini dapat dibuktikan masih banyak nenek-nenek masyarakat jawa yang masih melakukan tradisi nginang, mereka yakin bahwa dengan melakukan nginang maka gigi akan terasa sehat dan kuat.
Tradisi nginang rupanya memiliki filosofi yang diambil dari beberapa bahan yang digunakan, berikut penjelasannya:
ADVERTISEMENT
Sekian pembahasan seputar tradisi nginang, semoga artikel ini bisa menambah wawasan Sobat Dukun sekalian.