Konten dari Pengguna

Misteri Pulo Majeti (Bagian 2)

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
16 Agustus 2017 20:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang patih yang setia, kini sedang memikirkan rencana pengkhianatan.
Misteri Pulo Majeti (Bagian 2)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ki Selang Kuning Beserta Para Abdi Istana (Foto: Agussiswoyo.com)
ADVERTISEMENT
Tahun demi tahun, wilayah Pulo Majeti semakin maju saja. Hingga suatu ketika Ki Selang, yang selalu bersemangat memerintah wilayah tersebut sebagai perwakilan dari Sang Prabu, bermurung hati. Tidak seperti biasanya, Ki Selang terlihat murung dan sering melamun. Nampaknya, perubahan tersebut disadari oleh keluarga dekat Ki Selang. Namun yang paling cepat menyadarinya ialah istrinya, Gandawati, yang dengan segera bersepakat dengan kedua orangtua Ki Selang untuk menanyakan langsung pada Ki Selang tentang apa yang terjadi padanya.
Saat Malam tiba, Gandawati dan kedua orangtua Ki Selang pergi menghadap Ki Selang untuk menanyakan apa yang membuatnya bermuram hati. Betapa terkejutnya mereka saat mendengar jawaban dari Ki Selang, tak pernah terbersit sedikit pun di hati mereka bahwa Ki Selang ternyata sedang memikirkan rencana pengkhianatan pada sang Prabu.
ADVERTISEMENT
Dengan perlahan-lahan, Ki Selang menjelaskan bagaimana ia merasa ia dan para penduduk di Pulo Majeti seolah diperlakukan sebagai sapi perah saja oleh sang Prabu. Mereka bekerja dari nol, dari membuka lahan hingga sekarang maju dan sejahtera, sedangkan sang Prabu hanya diam di istana dan menerima upeti secara cuma-cuma. Atas dasar pertimbangan itu, Ki Selang menyatakan pada keluarganya bahwa ia ingin Pulo Majeti menjadi kerajaan yang independen, yang tidak lagi terbelenggu oleh kuasa kerajaan Galuh. Ia pun mengajukan dirinya sebagai raja dari Pulo Majeti kelak. Sang Ayah yang bersikeras untuk meluluhkan niat Ki Selang tidak dapat berbuat banyak, pada akhirnya ia memasrahkan segala keputusan pada Ki Selang.
Esoknya, Ki Selang memanggil semua menteri di Pulo Majeti dan ia membeberkan niatnya. Pada awalnya para menteri merasa berat hati dengan niat Ki Selang, khususnya Ki Kalindu yang merupakan asisten kepercayaan Ki Selang. Para menteri berpendapat bahwa hanya keturunan raja lah yang berhak menjadi raja. Mendengar pendapat para menteri, Ki Selang teringat akan cerita Ayahnya yang mana ia juga merupakan keturunan raja Galuh, hanya saja ia bukan dari garis keturunan lelaki dari dinasti kerajaan Galuh. Maka diceritakanlah hal itu pada para menteri. Mendengar penuturan tersebut, spontan para menteri pun tidak lagi merasa berat hati akan niat Ki Selang.
ADVERTISEMENT
Dengan segera, diadakan acara pengukuhan Ki Selang sebagai raja dari Pulo Majeti. Dengan begitu, sah lah sudah Pulo Majeti sebagai suatu kerajaan independen yang baru. Dalam pidato saat pengukuhannya sebagai raja, Ki Selang mengamanatkan pada seluruh penghuni Pulo Majeti untuk tidak menceritakan soal independensi Pulo Majeti sebagai suatu kerajaan yang baru. Ki Selang berpesan bahwa biarlah pihak luar dengan sendirinya mengetahui keterbentukan kerajaan Pulo Majeti.
Bersambung..........................