Mitos Kesaktian Keris Naga Kikik, Bisa Tingkatkan Karisma

Ilustrasi keris, dok: Youtube/Ethnic Indonesia Channel

Indonesia memang terkenal memiliki banyak warisan adat dan budayanya yang beragam. Budaya dan adatnya tersebut bahkan mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung ke tanah pertiwi ini.

Banyaknya adat budaya juga sebagian sering dikaitkan dengan hal-hal mistis, sehingga banyak juga masyarakat Indonesia yang meminati hal-hal yang tak kasat mata dan terkesan horor seperti film, ramalan, tabir mimpi, bahkan benda pusaka.

Salah satu bentuk pusaka yang banyak diminati masyarakat yang percaya ilmu gaib adalah keris. Selain berguna untuk senjata tajam, perang atau bentuk perlindungan, keris juga tidak lepas dengan kaitan ilmu gaib seperti salah satu keris yang lumayan terkenal karena kekuatannya yakni keris Naga Kikik.

Keris Indonesia, dok: Pinteres/Catawiki

Keris Naga Kikik merupakan sebuah keris lurus tanpa lekuk yang dianggap sebagai senjata pusaka salah satu raja terdahulu dan menjadi populer di kalangan pecinta keris. Konon katanya keris ini memiliki sebuah kekuatan yang bisa meningkatkan karisma si pemiliknya.

Meski secara bentuk terlihat seperti keris pada umumnya, akan tetapi sebagian orang mampu menilai kekuatan keris Naga Kikik ini lumayan hebat terutama pengaruh dalam ilmu pengasihan atau pengaruh perasaan lawan.

Dengan kekuatannya yang mampu meningkatkan karisma seseorang, biasanya naga ini diincar oleh para pebisnis yang meyakini peruntungannya melalui benda pusaka.

Ilustrasi dukun pesugihan, dok: pixabay

Selain dari misteri kekuatannya, keris ini juga diyakini mengandung sosok khodam pendamping yang mampu melakukan tipu muslihat kepada manusia yang tertarik dengan keris ini, oleh karena itu tidak aneh biasanya jika ada seseorang yang menyukai keris ini maka ia akan totalitas untuk mendapatkannya karena hal itu adalah pengaruh jin khodam benda itu.

Keris Naga Kikik sering juga di sebut dengan Singa Kikik atau Gana Kikik, memang bukanlah satu-satunya keris yang paling di cari dan diminati. Namun untuk itu kita selaku manusia alangkah baiknya mengedepankan akal pikiran dan nalar untuk meyakini sesuatu sehingga kita tidak tersesatkan oleh pemahaman-pemahaman yang berseberangan dengan keyakinan agama kita.