Mitos Macan Gaib di Gunung Guntur

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
Konten dari Pengguna
13 November 2021 9:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penampakan Harimau minum, dok: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan Harimau minum, dok: pixabay
ADVERTISEMENT
Gunung Guntur memang selalu menyimpan banyak kisah mistis dan misteri yang sulit dipecahkan dengan logika manusia. Bahkan, baru-baru ini gunung yang berlokasi di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut ini sempat viral karena ada kasus pendaki yang hilang.
ADVERTISEMENT
Gibran, seorang pendaki yang hilang tersebut berhasil ditemukan tim pencari setelah beberapa hari dan banyak orang meyakini bahwa ada campur tangan gaib dalam musibah tersebut.
Selain itu, masih banyak sekali mitos dan kisah misteri yang ada di Gunung Guntur salah satunya yakni mitos larangan meniup suling atau bersiul di area gunung.
Ilustrasi pendaki gunung, dok: pixabay
Mitos ini diyakini masyarakat sekitar bahwa jika dilanggar bisa menimbulkan musibah yang lebih lanjut. Bunyi suling atau siulan diyakini bisa memancing macan penunggu Gunung Guntur datang dan jika hal ini terjadi tentu saja akan sangat berbahaya.
Kisah mengenai mitos macan ini bukan membahas soal macan biasa pada umumnya melainkan sosok macan gaib yang berasal dari dunia jin yang dipercaya sebagai makhluk penunggu Gunung Guntur yang senantiasa "berpatroli" menjaga kawasan gunung ini.
ADVERTISEMENT
Masyarakat yang masih mempercayai adanya mitos larangan meniup suling dan macan gaib ini meyakini bahwa keduanya ada sangkut pautnya dengan sejarah gerakan DI/TII yang berhasil ditumpas oleh pemerintahan presiden Soekarno pada kisaran tahun 60an lalu.
Ilustrasi penyergapan, dok: pixabay
Penumpasan gerakan radikal tersebut dilakukan di Gunung Geber yakni bersebelahan dengan Gunung Guntur. Pada kejadian berdarah tersebut konon ada sebuah larangan meniup suling bagi masyarkat yang bermakna jangan berisik karena pada saat itu kondisi sangat mencekam, sehingga bagi siapa saja yang berisik konon akan mendapat ancaman dari kelompok radikal.
Pada cerita versi lain, keberadaan macan gaib ini diyakini sebagai bagian dari pasukan harimau kerajaan Padjajaran yang dimiliki oleh Prabu Siliwangi karena menurut sebagian masyarakat meyakini bahwa pasukan harimau dan macan gaib di Jawa Barat memiliki pertalian darah dengan harimau kerajaan Padjajaran.
ADVERTISEMENT