Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perbedaan Mendasar pada Ritual Ruwat dengan Rukiah
20 Mei 2021 20:55 WIB
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat digegerkan dengan meninggalnya seorang siswa Sekolah Dasar yang diduga karena proses ritual Ruwatan atau membuang sial di Temanggung, Jawa Tengah. Siapa yang tak kaget, sang korban yang ditemukan tulang tengkoraknya tersebut diyakini karena ulah praktik dukun.
ADVERTISEMENT
Menyikapi fenomena ini, Dukun Millenial turut berbela sungkawa se dalam-dalamnya karena hal tersebut bukan hanya menjadi evaluasi kita bersama dalam menjaga anak, melainkan juga memberikan sebuah tamparan keras bagi mereka yang menyalahgunakan sebuah adat istiadat setempat dengan mengatasnamakan keyakinan hidup.
Lalu sebenarnya apa sih tradisi Ruwatan tersebut? Apakah memiliki konsep yang sama dengan Rukiah yang selama ini sering diyakini sebagai alternatif mengusir gangguan jin dan makhluk gaib lainnya?
Secara tujuan utama antara Ruwat dan Rukiah memang memiliki tujuan dan maksud yang sama yakni diperuntukan mengusir serba kesialan terutama berkaitan dengan gangguan makhluk gaib, sihir dan lain sebagainya yang serba tak kasat mata.
Namun, perlu diketahui juga bahwasanya seiring berkembangnya peradaban, ada beberapa pokok utama yang mungkin diabaikan oleh manusia, yakni faktor keselamatan dan akal pikiran. Pada awalnya memang kedua tradisi ini bertujuan yang baik dengan cara yang baik pula tanpa memberatkan si pasien.
ADVERTISEMENT
Pada tradisi Ruwat, secara singkat tradisi ini hanya sebuah proses memandikan pasien (biasanya mandi kembang) lalu diberikan sebuah solawat atau rapalan yang menjadikan air untuk mandi tersebut sebagai media utama mengusir makhluk gaib karena sejauh ini air diyakini menjadi medium yang kuat dalam hal dunia gaib.
Akan tetapi, banyak yang memaksakan tradisi ini ke sisi gelap dengan menyiksa si tubuh pasien dengan dicelupkan ke air mandi karena beranggapan makhluk gaibnya pun akan tersakiti.
Selain itu, tradisi Ruwat ini diyakini tidak bisa dilakukan secara mandiri, padahal pada nyatanya hal tersebut sangat memungkinkan karena medium utama adalah airnya bukan si pemberi ruwatnya.
Hal tersebut juga terjadi pada pemahaman rukiah yang dinilai mampu mengusir keberadaan jin yang berada di dalam tubuh pasien dengan cara meminum air putih dan mendengarkan bacaan doa-doa.
ADVERTISEMENT
Jadi sejauh ini, kesimpulannya adalah baik ruwat maupun rukiah keduanya memiliki kekuatan yang efektif jika dilakukan secara baik dan benar dan tentu saja bukan mengandalkan seseorang atau bahkan mengandalkan medium air, semuanya berasal dari kekuatan Tuhan sang pencipta alam semesta.