Konten dari Pengguna

Si Merah, Nyali, Dan Sapu Lidi

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
14 Agustus 2017 16:11 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Si Merah (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Si Merah (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Untuk melawan hantu, sesungguhnya tidak perlu ritual-ritual dan pengakalan-pengakalan yang kompleks. Pada dasarnya semua hantu yang mengganggu dapat diatasi hanya dengan nyali saja, sebesar apa nyalimu menentukan tingkat keberhasilanmu dalam mengusir hantu. Percaya? Jika masih tidak percaya, mungkin cerita di bawah ini (yang merupakan kisah nyata dari salah satu temen gue bernama Arif) akan memberikan bukti.
ADVERTISEMENT
Alkisah, saat Arif masih berusia 7 tahun ia tinggal bersama keluarganya di sebuah perkampungan yang terpelosok di daerah Sumatera (kampung itu bernama ‘Kandang Limun’). Rumah yang keluarga tersebut huni adalah sebuah rumah kontrakan kecil yang, sebagaimana rumah-rumah pada umumnya di kampung itu, 70 % materialnya merupakan anyaman bambu.
Di depan rumah Arif terdapat 2 petak sawah berukuran kecil. Sedangkan bagian belakang rumahnya langsung menghadap ke hutan. Konon, menurut Arif, saat ia kecil ia sering melihat penampakan-penampakan berupa hewan jadi-jadian. Dari letak kampungnya yang masih di tengah hutan, wajar saja daerah itu dibilang angker.
Suatu malam, hujan deras mengguyur kampung ‘Kandang Limun’. Pada masyarakat yang masih di tengah hutan itu, akses listrik memang masih sulit. Aksesnya memang ada, namun selalu riskan saat terkena gangguan alam semacam hujan deras. Al hasil, matilah listrik di seluruh ‘Kampung Limun’.
ADVERTISEMENT
Derasnya hujan dan ditambah gelapnya malam membuat Ibu Arif dengan sigap mencari selimut dan lilin untuk menghangatkan dan sedikit menerangi kegelapan mereka. Saat sang Ibu mencari-cari lilin ke dapur, dilihatnyalah sesosok kuntilanak dengan gaun warna merah. Kuntilanak itu terbang dan masuk ke rumah dengan gaya khasnya, yaitu menembus pintu rumah. Ibu Arif yang melihat makhluk itu spontan langsung memanggil-manggil suaminya seraya berlari ke kamar dengan ketakutan.
“Bapak!!! Ada Kuntilanak Bapak!!!” teriak Ibu Arif
Ayah Arif yang mendengar teriakan itu langsung pergi ke dapur, tempat di mana Ibu Arif melihat kuntilanak dengan gaun merah. Melihat Si Merah di dapur, Ayah Arif spontan mengambil sapu lidi dan berlari mengejar Si Merah. Si Merah, mengetahui bahwa ia dikejar Ayah Arif, langsung menembus pintu dapur kembali untuk kabur ke hutan.
ADVERTISEMENT
Ayah Arif dengan sangat heroik (bagai seorang pahlawan dari Romawi berbalutkan hanya kaos kutang dan sarung serta sapu lidi di tangan kanan) membuka pintu dapur dan mengejar Si Merah ke hutan. Begitulah kisah keluarga Arif dan Si Merah.
Gue, sebagaimana manusia yang berakal budi, pertama kali mendengar cerita itu langsung terheran-heran. Pertama, si merah masuk dan keluar dengan cara menembus pintu (itu artinya dia tidak bias disentuh benda fisik), terus kenapa Ayah Arif membawa sapu lidi? Apakah maksudnya hendak memukul si merah? Kedua, terus kenapa si merah itu kabur juga?! (Sebal!!!) Bukannya dia sudah tahu kalo benda fisik tidak bisa melukainya?!!
Setelah melalu perenungan tentang dua pertanyaan itu, gue pun akhirnya menemukan jawabannya. Ya, permasalahannya bukanlah pada bagaimana hantu itu bisa dipukul sapu lidi atau tidak. Permasalahannya yaitu bahwa Ayah Arif tidak cukup penakut untuk terus diganggu si merah. Jadi, sobat dukun, bagi kalian yang merasa sering diganggu hantu-hantu bisa coba introspeksi dulu apakah kalian begitu penakut sehingga para astral senang mengganggu kalian.
ADVERTISEMENT