Sudut Pandang Orang Jawa Terhadap Jimat

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
Konten dari Pengguna
30 Juni 2020 19:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kalung jimat. Dok: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kalung jimat. Dok: pixabay
ADVERTISEMENT
Pernahkah anda mendengar istilah jimat? Atau bahkan pernah melihatnya secara langsung? Itulah hal yang akan dibahas pada kesempatan kali ini. Dukun Millennial akan membahas apa itu jimat menurut sudut pandang masyarakat Jawa tradisional.
ADVERTISEMENT
Istilah jimat ternyata memiliki arti "siji sing dirumat" yang berarti satu barang yang dirawat. Masyarakat Jawa menganggap bahwa jimat merupakan suatu barang yang mengandung unsur magis. Fungsi jimat tentunya berbeda-beda, tergantung tujuan si penggunanya.
Saat ini, jimat seringkali dijadikan media pengasihan. Dok: pixabay
Keberadaan jimat sudah dikenal masyarakat sejak dahulu kala. Seringkali jimat digunakan sebagai media perlindungan, daya tahan, atau keberuntungan. Saat ini, manfaat jimat yang dapat dirasakan oleh pemiliknya tentunya semakin beraneka ragam. Selain untuk keberuntungan dan keselamatan, saat ini jimat sering digunakan sebagai media pengasihan dan penglarisan.
Jimat merupakan sebuah benda yang disakralkan dan kemudian dipercaya mampu menjadi media untuk mengatasi berbagai macam permasalahan hidup. Hal yang perlu diperhatikan menurut keyakinan masyarakat Jawa, bahwa tuah yang dihasilkan dari jimat tentunya hanya berasal dari Tuhan semata.
Ilustrasi jimat. Dok: flickr
Berdasarkan keyakinan tersebut, bahwa bukan karena jimatlah seseorang menjadi seseorang selamat ataupun merasa dikasihi. Itu semua merupakan berkah dan ridho yang diberikan oleh Tuhan kepada umat manusia. Jimat disini hanya berfungsi sebagai media atau perantara.
ADVERTISEMENT
Demikian pembahasan sudut pandang orang Jawa terhadap jimat. Percaya atau tidaknya seseorang terhadap jimat, tentunya kembali pada pribadi masing-masing. Semoga artikel ini bisa meluruskan pemikiran orang yang telah salah kaprah dalam menilai jimat.