Suwuk, Pengobatan Tradisional Hanya Menggunakan Air dan Rapalan

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
Konten dari Pengguna
2 April 2020 19:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suwuk tradisi pengobatan hanya mengdandalkan air dan rapalan, dok: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Suwuk tradisi pengobatan hanya mengdandalkan air dan rapalan, dok: pixabay
ADVERTISEMENT
Ragam tradisi dan adat di Indonesia memang perlu dipertahankan sebagai warisan budaya yang nilainya tiada tara. Kekentalan tradisi ini juga mempengaruhi dunia kesehatan dan pengobatan seperti masih percayanya peranan dukun di era saat ini. Di Pasuruan, Jawa Timur misalnya, praktik pengobatan tradisional melalui dukun masih banyak digunakan oleh masyarakat. Pengobatan tradisional tersebut disebut dengan Suwuk.
ADVERTISEMENT
Melalui pengertian yang dikemukakan para pakar Antropologi Indonesia, Suwuk merupakan pengobatan tradisional yang telah lama ada di Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Pasuruan. Masyarakat yang tinggal di desa lokasi wisata Taman Safari Indonesia II ini masih menggunakan pengobatan tradisional Suwuk sebagai pilihan pengobatan. Dalam praktiknya, Suwuk biasa disisipkan sebagai mantra dalam setiap pengobatan.
Pengobatan suwuk dilakukan oleh dukun yang mana salah satu ciri pengobatan dukun adalah penggunaan doa-doa atau Rapalan-rapalan , air putih yang diisi rapalan doa-doa dan ramuan dari tumbuh-tumbuhan. Berbagai macam penyakit yang diderita oleh masyarakat pun dapat diobati melalui suwuk.
Buah mengkudu biasanya menjadi pelengkap Tradisi Suwuk, dok: shutterstock
Dalam pandangan ilmu antropologi kesehatan, dikenal istilah etnomedisin yakni kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit dan merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan eksplisit yang tidak berasal dari kerangka konseptual kedokteran modern. Sebuah metode pengobatan pun berkaitan erat dengan bagaimana konsep sehat dan sakit yang dipahami masyarakat. Penyebab penyakit masyarakat dibagi menjadi dua macam:
ADVERTISEMENT
Pertama, penyakit yang disebabkan oleh sistem-sistem medis personalistik, yakni penyakit disebabkan oleh intervensi dari suatu agen aktif yang berupa makhluk supranatural (makhluk gaib, hantu, roh, dewa) atupun berasal dari manusia seperti tukang tenung dan tukang sihir,
Kedua, penyakit yang disebabkan oleh sistem-sistem medis naturalistik, yakni penyakit yang diderita dapat dijelaskan dengan istilah-istilah sistemik dan sakit tersebut disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan tubuh manusia seperti karena panas, dingin, cairan tubuh (humor atau dosha), yin dan yang, sehingga tubuh menjadi sakit. Pengobatan tradisional suwuk tidak dapat dipungkiri lebih cenderung menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh hal-hal personalistik.
Nah, bagaimana dengan pengobatan suwuk pada masyarakat Jatiarjo yang tinggal di lereng Gunung Arjuna ini?
Pada dasarnya, dalam proses pengobatan tradisional Suwuk ini, dukun akan melakukan proses yang terdiri dua tahap: pertama, dukun akan mendiagnosa pasien terlebih dahulu, kedua, penerapan metode pengobatan dalam hal ini metode pengobatan suwuk.
ADVERTISEMENT
Di Jatiarjo, cara mendiagnosa pasien oleh dukun suwuk dapat dilakukan dalam beberapa teknik. Teknik tersebut seperti halnya pijatan-pijatan di ruas-ruas jari kaki dan tangan, analisis laporan medis dari pasien, penggunaan benda pusaka (misal keris), hingga komunikasi batin antara sang dukun dengan penunggu desa tempat pasien berasal. Seluruh teknik diagnosa tersebut dilakukan salah satu atau kombinasi oleh sang dukun.
Setelah dilakukan teknik diagnosa, tahap selanjutnya adalah penerapan dari metode pengobatan suwuk. Pengobatan suwuk di Jatiarjo dilakukan dengan kombinasi teknik pengobatan lain seperti pijat dan pemberian ramuan herbal. Setelah diketahui penyakit yang diderita, pasien dapat disembuhkan melalui teknik pijat dengan menggunakan minyak whisik. Ada pula pasien yang diberi ramuan berbahan tumbuhan obat yang diracik si dukun maupun diracik sendiri.
ADVERTISEMENT
Selain ramuan herbal tersebut dikonsumsi oleh pasien, ramuan tersebut juga dapat diusapkan (bobok) dibagian tubuh yang sakit. Seluruh proses pengobatan baik pijat maupun pemberian ramuan berbahan alami tersebut dilakukan sembari ditiupkan rapalan doa-doa oleh sang dukun. Rapalan doa-doa pun juga diberikan pada pasien dalam bentuk fisik yakni berupa tulisan-tulisan arab yang ditulis dilembaran kertas.
Pijatan juga biasanya digunakan dalam tradisi Suwuk, dok: pixabay
Pengobatan Suwuk dengan kombinasi ramuan herbal misalnya, digunakan oleh seorang dukun untuk mengobati pasiennya. Racikan ramuan herbal ini terdiri dari parutan dringu (lempuyang) yang diusapkan pada tubuh pasien. Racikan ini bahkan bisa dikonsumsi oleh segala jenis usia dari mulai bayi hingga manula.
Terdapat tiga elemen penting dalam sebuah proses pengobatan yakni: obat itu sendiri, mantra, dan menurut Malinowski, seorang tokoh antropologi kenamaan, adalah kondisi atau kemampuan pemberi obat. Di Jawa, aspek keadaan pemberi obat dianggap sebagai elemen yang penting sekali. Hal inilah yang menjadi alasan bahwa pengobatan tradisional seperti halnya suwuk ampuh dan masih menjadi pilihan bagi masyarakat di Jatiarjo.
ADVERTISEMENT
Kondisi pemberi obat inipun ditunjukkan dengan sikap yakin selama proses pengobatan. Selain itu, sang dukun mempercayai jika kesembuhan yang dirasakan pasien tidak hanya berdasarkan kemampuan dirinya, namun senantiasa atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
Perihal sikap dan kondisi pemberi obat ini secara ilmiah dapat dijelaskan sebagai faktor sugesti yang terjadi dalam proses pengobatan tradisional. Keampuhan pengobatan tradisional sejatinya terletak pada adanya faktor sugesti yang terjadi selama proses pengobatan.
Sugesti berasal dari keyakinan si penyembuh maupun si pasien. Selain itu, sugesti dibuat dengan memberikan Unen-Unen (komentar, saran) pada pasien yang dinyatakan secara implisit maupun eksplisit. Media air, doa, dan obat-obatan herbal menjadi upaya untuk meningkatkan sugesti pasien tentang penyembuhan.
Dengan demikian, pengobatan tradisional suwuk di Jatiarjo masih memiliki tempat dihati masyarakat sebagai salah satu piilihan pengobatan meski fasilitas medis telah memadai. Sejatinya pengobatan tradisional yang merupakan wujud keluhuran dan kekayaan budaya Indonesia masih diakui hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Pengobatan tradisional pun memainkan peranan penting dalam pengembangan kebangsaan nasional, karena ia melambangkan masa silam negara dan tingkatan kebudayaan yang tinggi di masa lalu. Bukan hanya pengobatan milik masyarakat Jawa saja, namun kekayaan itu mencakup keragaman sukubangsa yang ada di Indonesia, karena meski berbeda-beda cara pengobatannya, namun kesembuhan adalah tujuannya.