Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Wisata Hantu Jeruk Purut
16 Februari 2017 22:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hantu Jeruk Purut (Foto: forum.viva.co.id)
Kali ini gue mau cerita-cerita yang agak lebih populer. Hantu jeruk purut. Siapa coba yang nggak tau?! … buat yang gak tau, jadi hantu jeruk purut ini beken abis, dia pernah masuk film malah. Sebelumnya gue sempet juga cerita tentang seremnya proses produksi film Hantu Jeruk Purut ini. Doi ini hantu pendeta yang kepalanya buntung, kalau dateng bareng sama anjing penjaga (hantu juga). Rumahnya di kuburan Jeruk Purut daerah Pasar Minggu.
ADVERTISEMENT
Temen gue cerita, mereka berlima ke sana dalam rangka WISATA. Iya wisata. Udah diwisatain kuburannya, jadi semacam dijadiin tempat rekreasi uji nyali. Syarat kalau mau ‘wisata’ ke sana, kalian mesti dateng dalam jumlah ganjil. Karena pernah kejadian yang dateng genap… ilang satu. Gak balik. Dan harus lebih dari 3, jadi minimal 5. Karena kalau cuma bertiga terlalu sedikit. Setannya kebanyakan.
Hantu-hantu bermunculan di kuburan. (Foto: pinterest.com/lisalisewsky)
Selain itu, ada harga tiket masuknya. Eeee… mahar maksudnya. Ya istilah kuncennya mahar, kita iyain aja mahar, mahar! Ini bukan berbayar, melainkan bermahar! Kuncennya juga ngasih pesen ke temen-temen gue sebelum berangkat masuk, “Pokoknya kalau nanti liat, jangan nunjuk. Apalagi teriak. Jangan. Terusin aja jalannya dengan tenang.”
ADVERTISEMENT
Maka ‘berwisatalah’ mereka. Di jalan kuburan, mereka sama-sama lihat. Bersama-sama. Melihat. Ada yang duduk di atas batu nisan. Itu yang pertama kelihatan. Duduk aja. Mereka gak nunjuk gak teriak. Memekik dalam hati. Lalu melanjutkan perjalanan. Lalu semakin banyak. hantunya semakin banyak yang keliatan, sepanjang rute kuburan. Dan mereka tetep gak boleh nunjuk. Gak boleh teriak. Cuma boleh jalan sambil pegangan rame-rame dengan keringet dingin bercucuran saking takutnya, secara ini bukan rumah hantu biasa. Ini hantu beneran.
Di ujung rute, menjelang sampe ke tempat si kuncen lagi, di sini klimaksnya muncul. Hantu pendeta tanpa kepala, nenteng kepala, dipimpin anjing hitam bermata merah yang liurnya ke mana-mana. Mendekat. Gak tahan, larilah mereka sampe ke ujung gerbang, tetep tanpa nunjuk, tanpa tereak…
Final Boss, Hantu Jeruk Purut. (Foto: pinterest.com/james0686)
ADVERTISEMENT
Buat yang mau buktiin sendiri tapi gak kuat nahan nunjuk nahan teriak, jangan deh. Salah-salah wisatanya ‘berkelanjutan’.