Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Lagu Bernadya Menemani Galau Era Gen Z
11 November 2024 9:12 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Duwi Cahyati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belum ada satu bulan
Ku yakin masih ada sisa wangiku di baju mu
ADVERTISEMENT
Namun kau nampak baik saja, bahkan senyummu lebih lepas
Sedang aku disini hampir gila
Penggalan lirik diatas merupakan lagu karangan penyanyi muda bernama Bernadya, penyanyi muda berusia 20 tahun, berdarah Surabaya bersuara merdu yang sukses membuat galau siapapun yang mendengarkannya, terutama Gen Z yang patah hati karena cinta. Lagu tersebut seakan related dengan perasaan yang seakan turut larut dalam tiap bait lagu yang menggambarkan kecewanya memikirkan seseorang yang bahkan terlihat bahagia selepas perpisahan yang menyesakkan dada.
Gen Z dan lagu-lagu Bernadya seakan tak terpisahkan. Gen Z alias anak muda jaman sekarang dianggap sebagai generasi yang blak-blakan, spontan dalam menyampaikan perasaan, dan cenderung tidak mau ribet apalagi harus lelah-lelah melakukan hal yang merepotkan. Tetapi bukan berarti Gen Z tidak punya perasaan. Gen Zi ini merupakan golongan manusia yang ketika galau cenderung mencari lagu, quotes dan video-video yang bisa menggambarkan bagaimana perasaan mereka. Lalu hadirlah Bernadya dengan lagu-lagunya yang enak didengar telinga seperti lagu berjudul untungnya hidup harus berjalan, bercerita tentang sudut pandang seseorang yang melihat masalah dengan cara berbeda, hingga pada akhirnya menemukan sisi indah dari hasil percaya pada takdir yang Maha Kuasa. Lagu ini meledak dikalangan Gen Z, dan menjadi lagu yang paling sering diputar di Youtube, dengan jumlah viewers mencapai 26 juta hanya dalam kurun waktu dua bulan. Ini luar biasa bukan? Diurutan selanjutnya ada lagu Bernadya yang berjudul kata mereka ini berlebihan bercerita tentang seseorang yang rela melakukan apapun untuk kekasihnya hingga melawan rasa takutnya sendiri. Lagu ini juga banjir viewers dengan jumlah penonton mencapai 23 juta dalam kurun waktu 7 bulan. Lalu ada lagu berjudul apa mungkin dengan total viewers 22 juta, dan beberapa lagu milik Bernadya yang semuanya disukai dan diterima di kalangan masyarakat terutama bagi kalangan Gen Z tentu saja.
ADVERTISEMENT
Setiap kekurangan pasti ada kelebihan, Generasi Z adalah generasi yang unik dan berpotensi. Mereka memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya, seperti terbiasa dengan teknologi, memiliki pengetahuan yang luas, terbuka dengan perkembangan dan kesempatan, memiliki motivasi yang tinggi, toleran dan inklusif, serta tidak mudah puas. Meski begitu gen Z tetaplah hidup berdampingan dengan lagu-lagu, quotes dan video-video yang bisa dijadikan pacuan semangat, teman galau berat, atau hanya sekedar suka dengan liriknya saja.
Tahu gak sih? Ternyata Gen Z dianggap sebagai generasi yang sering kurang happy diantara semua generasi, seperti gampang terserang insecure, anxiety, trauma, healing, luka batin, Bahkan ada Ilmuwan yang sampai meneliti mengenai kebahagiaan Gen Z ini loh.
Dalam penelitiannya, Zach Hrynowski menjelaskan temuan dari hasil surveinya yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Sekitar 75% Gen Z mereka melaporkan setidaknya agak bahagia.
Kalau dari sudut pandang saya dapat diartikan jika Gen Z ini merupakan generasi yang tidak terlalu bahagia, hanya “agak”, atau tidak sepeunuhnya. Jelas saja jika lagu Bernadya yang sedih dan mellow selalu terasa related.
2. Faktor-faktor yang berkorelasi kuat dengan kebahagiaan Gen Z adalah waktu yang dihabiskan untuk tidur dan bersantai di akhir pekan.
Ya memang betul bukan? Libur akhir pekan memang paling enak digunakan untuk rebahan, dan bermalas-malasan.
3. Gen Z yang membandingkan dirinya dengan orang lain merasa cemas. Hilang semangat, cari lagu galau, lanjut scroll tiktok sambil galau berat. Dsb
Gus Baha, alias ulamanya Gen Z menyampaikan dalam salah satu tausiahnya yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
“Setan itu paling senang kalau melihat orang mukmin bersusah hati, orang itu kalau susah hati nanti pasti ngeluh, kalau mengeluh nanti menyalahkan Qadha dan Qadarnya Allah”
Menurut gus Baha adapun cara untuk melawan kekusahan dan melawan rasa untuk tidak mengeluh dalam hidup adalah dengan cara memaksa diri bahagia yaitu dengan mengimani (percaya) qada dan qadar. Pada intinya, kita harus percaya dan yakin bahwa apapun yang Allah takdirkan untuk kita adalah sesuatu yang memang terbaik.
Sejalan dengan Sains Psikiatri yang mengatakan bahwa orang yang bahagia itu energi auranya sangat tinggi diantara yang lainnya. Ada dua tipe manusia di dunia ini berdasarkan level energi:
Pertama, Orang yang positive vibes, atau orang yang dari wajah, cara tertawa, senyum atau gerak tubuh itu membawa rasa senang kepada orang yang berada di sekelilingnya.
ADVERTISEMENT
Kedua, Aura magrib bahasa gen Z nya (sedih, pasif, suka mengeluh dan mengutuk keadaan)
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa gen Z memanglah generasi yang gampang bersedih, makanya seringkali mencari pelarian atau hal-hal yang seakan dapat mengerti perasaan, atau turut mewakili keluhan dan isi hati si gen Z itu sendiri.