Konten dari Pengguna

Indomie Harga Mati Indonesia

2 April 2017 20:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Andri Yatmo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Indomie Harga Mati Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Indomie, Indomie seleraku
Indomie dari dan bagi Indonesia
Indomie seleraku....
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak hafal nglotok di luar kepala jingle iklan satu itu. Jingle iklan salah satu produsen mi instan terbesar di Indonesia. Ya, siapa lagi kalau bukan Indomie. Besutan PT Indofood CBP Sukses Makmur. Mi instan yang konon identik dengan bangsa Indonesia. Lha wong ada embel-embel “Indo” je. Asal tidak jadi Indocina saja.
Beberapa waktu kemarin ada berita yang mengabarkan bahwa nun jauh di sana negara benua Afrika, Nigeria. Mengklaim dengan seenak udelnya bahwasanya Indomie adalah miliknya. Helloow? Nigeria, kalian sehat? Bukan Indonesia namanya jika tidak secara militan menolak daku-dakuan orang Nigeria. Sepertinya Nigeria lupa kalau Indonesia pernah bereteru dengan Malaysia perihal klaim mengklaim secara sepihak batik dan reog. Padahal ini sektor seni dan budaya, orang Indonesia sudah beringas ingin mengganyang negeri Jiran tersebut. Apalagi ini permasalahan menyangkut hajat hidup orang banyak, Indomie. Makanan ratusan sejuta umat. Saya yakin jika diadakan demonstrasi besar-besaran pesertanya pasti ratusan juta. Aksi bela islam pun tak ada apa-apanya dalam hal jumlah. Mereka juga rela mati-matian mempertahankan Indomie sebagai salah satu produk asli Indonesia. Dan mayoritas yang demo adalah anak-anak kos perantauan. Saya yakin itu, karena saya pasti juga ikut.
ADVERTISEMENT
Usut punya usut, pengklaiman seenak jidatnya Nigeria lantaran pihak Indofood telah membuka 10 pabrik di sana. Satu dan lain hal, orang Nigeria sangat menyukai Indomie. Jadi tidak heran jika orang-orang sana beranggapan kalau Indomie adalah milik mereka. Ya sama, jika kamu punya pacar diklaim sama sahabat sendiri. Lebih baik kamu kaih dia Indomie. Sembari bilang “Mbadok Indomie luwih enak daripada mbadok konco!” Semua itu hanya titipan, bung dan nona. Titipan!
Orang Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan yang namanya mi instan. Tengok saja di sudut-sudut kamar kosan atau dapur rumah tangga, pasti tersedia mi instan. Mi instan di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh PT Lima Satu Sankyu (sekarang PT Supermi Indonesia) dengan merek Supermi di tahun 1968. Tahun 1972, PT Sanmaru Food Manufacturing Indonesia Ltd meluncurkan merek mi instan terkenal yaitu Indomie (sekarang produksi diambil alih oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur).
ADVERTISEMENT
Saking terkenalnya Indomie, orang Indonesia sering mengucapkan mi instan dengan sebutan “Indomie”, kendati yang dikonsumsi tidak bermerek Indomie. Meskipun banyak merek mi instan di Indonesia, hanya beberapa saja yang paling menguasai yaitu Indomie, Supermi, Sarimi dan Mie Sedaap.
Korea boleh berbangga punya Korean Ramyun dan Jepang boleh jumawa dengan Japanese Ramen. Di Indonesia, Indomie tidak hanya dipandang sebatas mi instan. Ia bisa bertransformasi sebagaimana kondisi yang ada. Jika tidak ada nasi, Indomie bisa jadi pengganti nasi. Subnaallah. Jika tidak ada lauk pauk, Indomie jawabannya. Bahkan bisa sekaligus merangkap sayur dengan kuahnya. Subnaallah. Malam-malam lapar tapi takut gendut jika makan nasi, Indomie datang sebagai penyelamat.
Teruntuk anak-anak kos (wabil khusus mahasiswa rantau), Indomie menjelma menjadi malaikat penolong. Di saat-saat genting seperti tanggal tua, Indomie hadir sebagai jawaban. Sembari menunggu kiriman dari kampung ditransfer. Maka tidak heran Indomie ibarat penyambung nyawa bagi anak perantauan. Bahkan Indomie seolah jawaban doa orang-orang yang tidak mampu dan yang tidak mau repot. Jika uang jajan habis lha kok pengen makan rendang, tenang kalian bisa menikmati Indomie rasa rendang. Lha kok pengen soto, ada juga kok varian Indomie rasa soto. Tiba-tiba pengen makan sate, tenang bung dan nona, Indomie selalu mengerti kita semua. Dan masih banyak lagi, capek nyebutin satu-satu. Persetan dengan berita-berita yang menyatakan kalau Indomie tidak baik untuk tubuh. Ndhiasmu.
ADVERTISEMENT
Bisa dibayangkan semisal Indomie dkk tidak pernah ada. Jangan heran jika setiap akhir bulan akan ada headline berita “Mahasiswa Mati Mengenaskan Lantaran Tanggal Tua”. Bisa habis para penerus bangsa ini. Sederhana memang tapi memberikan dampak yang sungguh signifikan bagi kelangsungan bangsa ini.
Beberapa waktu lalu di salah satu toko online milik negeri kominis, Lazada, menjual satu kardus (karton) Indomie Mi Goreng seharga 350 ribu. Duh gusti, penjulnya mau naik haji? Ini salah input harga atau gimana? Tetapi sekali lagi, ini yang saya suka dari orang-orang Indonesia. Mungkin efek mengkonsumsi terllau banyak Indomie juga. Orang Indonesia selalu kreatif, meski kadang tidak berpikir dahulu, dalam hal menanggapi Indomie yang dijual dengan harga sungguh-sungguh badjingan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Wuiih murah banget mie goreng harganya segitu... gw beli ditempat lain harganya sampe 10jt/dus. terimakasih lazada.. lazada memang yang terbaik dalam hal harga,"
“Akhirnya nemu juga mie ini diamna-mana habis dan harganya murah banget. Di warung biasa aja bisa 50ribu 1 bungkus. Thanks Lazada.”
Begitu krusial dan vitalnya peran yang diemban Indomie bagi kemaslahatan umat. Tidak heran, bilamana Kepala Suku Ex. Mojok, Puthut EA, sampai berpikir “Apakah Pembuat Indomie Kelak Masuk Surga?” saya rasa cukup adil lantaran tugas yang dipikul Indomie adalah tugas mulia. Penyambung hidup orang banyak. Dan tidak hanya pembuatnya saja yang layak masuk surga, orang-orang yang menjualnya di angkringan dan warung burjo dengan harga yang sungguh murah meriah. Pantas layak masuk surga setelah si pembuat Indomie.
ADVERTISEMENT
Saya yakin, seyakin-yakinnya, bahwa dalam tubuh mahasiswa seluruh Indonesia mengalir darah Indomie. Tetapi mereka kerap kali kurang mengapresiasi atas campur tangan Indomie dari masuk kuliah, galau diputus pacar, mengerjakan skirpsi sampai lulus. Hambok plis, sekali-kali mengucapkan terima kasih kepada Indomie, jika mengucapkan kepada pembuat Indomie takut dicap kapir. Bisa ditulis di dalam skripsi dalam halaman ucapan terima kasih atau kalau ndilalah kalian terpilih sebagai wisudan/wati terbaik bisa disisipkan dalam pidato.
“Terima kasih untuk keluarga, teman-teman seperjuangan, kalian sungguh asolole. Dan wabil khusus untuk Indomie. Karenamu kita semua bisa terselamatkan setiap tanggal tua menyerang. Menemani lapar ketika pas galau. Menemani begadang nonton bola. Menemani lembur skripsi yang selalu dicoret-coret para dosen bedebah. Terima kasih sudah mengantar kami sampai sekarang ini. Indomie, I Love You. Seleraku....”
ADVERTISEMENT
Indomie ya Indonesia. Indonesia ya Indomie. Tidak bisa dipisahkan. Mbokyo mas dan mbak di Nigeria pliss jangan mendaku-daku makanan penyambung hidup kami. Buat merek sendiri kek, Niggamie mislanya atau apalah terserah. Niggamie, cita rasa khas Afirka. Makan mi dengan sensasi gurun. Karena Indomie harga mati NKRI. Titik.
Setidaknya kita bolehlah berbangga karena Indomie kita bisa menginvasi negara-negara lain. Belanda dan Jepang boleh menjajah kita. Kita juga bisa menjajah dengan cita ras mi instan, Indomie. Tidak menutup kemungkinan kita kuasai dunia dengan persebaran Indomie.
Indomie mengajarkan kita bahwa jangan mudah percaya akan sesuatu. Katanya Indomie Mie Goreng lha kok masaknya dengan cara direbus. Maunya apa coba? Kadang kok kzl ya.
ADVERTISEMENT
Terima kasih Indomie. Jasamu tidak akan terbalaskan. Juga teruntuk anime Naruto yang harus tamat. Yang setia menemani kita sejak kecil. Juga untuk Yu Patmi, yang harus meninggal dalam memperjuangkan kehidupan anak cucuknya kelak. Pahlawan untuk orang-orang cilik. Semoga di akhirat ada Indomie. Kalau tidak ada salamkan buat malaikatnya untuk kolakan di Alfamart atau Indomaret terdekat.
NB: saya tidak menerima bayaran apa pun dari Indomie dalam menulis ini, tetapi tidak menolak jika dikasih