Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Secercah Harapan Warga Bukit Duri
7 November 2017 16:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari dwi herlambang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Penggusuran dan normalisasi Kali Ciliwung meninggalkan trauma bagi sebagian warga Bukit Duri. Parmin misalnya lelaki 39 tahun ini mengaku teringat kejadian 26 September setahun yang lalu saat penggusuran di daerah Bukit Duri, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Parmin sudah 23 tahun bertahan di sini bersama ratusan warga lainnya. Ada kurang lebih seribu pemukiman warga yang jadi korban normalisasi kali Ciliwung.

Pada awalnya warga RW 12 tidak mendapatkan sosialisasi atau musyawarah dari Pemerintah mengenai isu penggusuran normalisasi penggusuran ini.
"Kalau saya di sini ga ada tuh sosialisasi atau musyawarah gitu. Tahu tahu dari kelurahan survey datang langsung ngasih SP 1, SP 2, SP 3. Tiba-tiba saya bangun tidur tuh sudah ada tempelan," kata Parmin saat ditemui Kumparan (Kumparan.com) di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan (7/11).
Pada saat kejadian penggusuran, Parmin dan warga Bukit Duri hanya bisa pasrah melihat alat berat merubuhkan bangunan-bangunan yang sudah mereka tempati puluhan tahun lamanya.
ADVERTISEMENT

"Saat itu yaudah saya pasrah aja mau gimana lagi? Saat itu saya ada di tempat dan kalau ngomongin perasaan ya sedih banget ya soalnya saya kan di sini udah lama," katanya.
Setelah hampir setahun berjalan, banyak yang berubah dari kawasan Bukit duri, menurut Parmin daerah Bukit Duri yang sekarang menjadi lebih rapi dan sudah tidak terkena banjir.
Sambil mengenang masa lalu, Parmin mengaku jika hujan dengan intensitas tinggi di kawasan Bogor dalam beberapa hari akan membuat kawasan Bukit Duri kelelep dengan air. Tidak tanggung-tanggung banjir yang merendam kawasan Bukit Duri bisa sampai atap rumah.
"Paling parah ya tahun 2007 sama 2012 itu sampai atap rumah. Kita semua ngungsi. Sekarang alhamdulillah udah ga banjir lagi," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, Parmin mendukung program pemerintah dalam pembangunan. "Kita dukung kok normalisasi untuk pembangunan cuma ya ada kompensasinya lah."
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, memenangkan gugatan yang diajukan warga Bukit Duri terkait penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta pada 28 September 2016. Hakim memutuskan nilai ganti ruginya sebesar Rp 200 juta rupiah.
Mendengar keputusan hakim, Parmin menyambut dengan rasa syukur atas kemenang warga Bukit Duri tersebut. Namun, Parmin belum tahu kapan uang tersebut akan cair.
"Rasanya menang alhamdulillah seneng bersyukur juga bahagia. Kalau nanti uangnya turun ya uangnya akan buat bangun rumah entah itu di Jakarta atau di kampung yang penting jadi rumah aja lagi," katanya.
ADVERTISEMENT

Tidak lupa, Parmin sedikit menyelipkan harapannya untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru yaitu Anies Baswedan dan Sandiaga Uno untuk cepat merealisasikan keputusan hakim atas uang ganti rugi untuk warga Bukit Duri.
"Harapannya ya khususya buat kami nih semoga cepet direalisasi aja keputusan dari Majelis Hakim. Semoga Jakarta lebih baik dengan gubernur baru, kebijakannya juga baik untuk warganya janga mementingkan kepentingan pribadi," tutupnya.