Adakah Kaitannya Overthinking dengan Distorsi Kognitif?

Dwi Kurniati
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
14 Desember 2022 20:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Kurniati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/images/id-3193935/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/images/id-3193935/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelumnya, apakah kalian pernah mendengar istilah distorsi kognitif? Dan kenapa sih, sampai ada distorsi dalam pikiran kita? distorsi kognitif merupakan istilah psikologi yang mengacu pada pola pikir, rasa percaya pada sesuatu yang salah, dan tidak rasional. Tetapi, tanpa sadar kita selalu menerapkan distorsi kognitif untuk merespons lingkungan kita.
ADVERTISEMENT
Contoh sehari-hari yang tidak asing dan pastinya pernah kita rasakan seperti kalian mengalami di mana chat kalian dibaca doang terus berpikir, “apa aku salah bicara ya?”, “kayanya pada malas deh sama aku”, “jangan-jangan tidak seru diajak bicara” dan masih banyak lagi.
Nah, jika kalian ingin mengetahui selengkapnya apa arti distorsi kognitif yang sebenarnya dan bagaimana cara mengatasinya, yuk simak baik-baik penjelasan dibawah ini.
Apa Itu Distorsi Kognitif?
Distorsi kognitif adalah berpikir negatif yang disengaja meningkatkan kerentanan terhadap depresi dan paling umum berada dilingkungan sosial (Dozois & Beck, 2008). Individu memiliki respons otomatis terhadap suatu peristiwa yang berupa respons emosional dan perilaku. Pemikiran otomatis bekerja secara parallel dengan keyakinan inti seseorang tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia. Distorsi kognitif ditemukan oleh Beck, Rush, Shaw dan Emery (1979).
ADVERTISEMENT
(Burn, 1980) jelaskan 10 aspek kognitif dan sifat-sifatnya terdiri dari:
1. Membaca Pikiran
Seseorang membuat prediksi negatif tentang apa yang dipikirkan orang lain tanpa bukti.
2. Malapetaka
Seseorang selalu membuat prediksi negatif tentang masa depan tanpa bukti atau dasar yang jelas.
3. Pemikiran biner
Melihat sesuatu tanpa berpikir.
4. Pemikiran emosional
Seseorang terlalu emosional ketika menonton atau bereaksi terhadap sesuatu. Percaya pada sesuatu didasarkan pada respons emosional daripada peristiwa objektif.
5. Tanda
Misalnya, seseorang mengklasifikasikan dirinya secara negatif, melabeli dirinya sendiri tidak pantas, tidak mampu mementingkan diri sendiri setelah peristiwa.
6. penyaringan mental
Dalam hal ini kita fokus pada sisi negatifnya sambil mengabaikan sisi positifnya
7. Generalisasi berlebihan
Seseorang percaya dan berasumsi bahwa jika satu peristiwa negatif terjadi, hal buruk berikutnya akan terjadi.
ADVERTISEMENT
8. Personal
Seseorang menganggap bahwa orang lain atau dirinya sendiri adalah penyebab dari sesuatu buruk, dia merasa bertanggung jawab untuk itu. Meskipun hal itu bukan salahnya.
9. Pemikiran harus
Seseorang berpikir bahwa suatu kejadian pasti ideal atau seperti dirinya ingin.
10. Penolakan terhadap hal-hal yang positif
Seseorang selalu mengabaikan sisi positif dari suatu peristiwa.
Nah, setelah kalian mengetahui arti dari distorsi kognitif, selanjutnya adalah penjelasan bagaimana cara mengatasi distorsi kognitif itu sendiri, yuk simak.
Ada 5 Cara Mengatasi Distorsi Kognitif Menurut Akun Instagram Coretan_Psikologi
Tetapi perlu diingat butuh komitmen untuk bisa melawan distorsi kognitif ini, ada yang langsung berhasil ada yang perlu bersabar dan tetap berusaha.
1. Periksa buktinya
Daripada mengasumsikan bahwa pikiran negatif kamu itu benar, cari atau periksa bukti aktual terlebih dahulu untuk itu. Misalnya, jika kamu merasa bahwa kamu tidak pernah melakukan apapun dengan benar, kamu dapat membuat daftar beberapa hal yang telah berhasil kamu lakukan dengan sukses.
ADVERTISEMENT
2. Metode standar ganda
Biasanya kita lebih jahat kepada diri sendiri dibanding orang lain, daripada merendahkan dirimu sendiri dengan kata-kata yang kasar serta menyalahkan diri sendiri, cobalah untuk berbicara dengan dirimu sendiri dengan kasih sayang dan lebih lembut. Dengan begitu, kamu merasa lebih baik dan lebih berharga, tidak apa-apa kok salah, kita kan tidak se sempurna itu.
3. Metode survey
Tanyakan kepada orang-orang untuk mencari tahu apakah pikiran dan sikapmu sudah realistis. Contohnya: jika kamu percaya bahwa kecemasan ketika berbicara di depan umum adalah suatu hal yang abnormal dan memalukan, tanyakan pada temanmu apakah mereka pernah merasa gugup sebelum berbicara di depan umum, kalau ternyata teman-temanmu pernah merasakan hal yang sama, berarti kamu normal dan tidak bermasalah.
ADVERTISEMENT
4. Karakter ulang
Kita terkadang secara otomatis mengasumsikan diri kita buruk dan menyalahkan diri sendiri karena suatu masalah tanpa memikirkan solusinya, coba deh pikirkanlah faktor yang mungkin telah berkontribusi dalam masalah tersebut, daripada menghabiskan energi mu untuk menyalahkan dirimu sendiri dan merasa bersalah terus-menerus, cobalah untuk fokus pada pemecahan masalahnya bukan pada masalahmu.
5. Mendefinisikan istilah
Ketika kamu menyebut dirimu bodoh dan tidak berguna, tanyakan kembali apa definisi dari bodoh itu sendiri, nantinya kamu akan merasa lebih baik ketika kamu mengetahui bahwa tidak ada hal bodoh ataupun tidak berguna dalam dirimu.
Cara ini mungkin tidak selalu diterapkan, namun berusaha akan lebih baik daripada tidak sama sekali. Jadi, apabila kamu merasa yang kamu lakukan selalu negatif, maka bisa saja pemikiran kamu memang sedang didominasi oleh hal-hal yang negatif, kenapa bisa begitu? karena kamu memutarbalikkan atau keliru dalam menginterpretasikan informasi yang kamu dapat.
ADVERTISEMENT