news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenal Tumbuhan Alien

Dwi Novia Puspitasari
Pranata Humas Penyelia, Biro Komunikasi Publik, Umum dan Kesekretariatan, Badan Riset dan Inovasi Nasional
Konten dari Pengguna
13 Januari 2022 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Novia Puspitasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto (Tatang/Dwi): Contoh Tumbuhan Alien Species
zoom-in-whitePerbesar
Foto (Tatang/Dwi): Contoh Tumbuhan Alien Species
ADVERTISEMENT
Alien biasanya terkenal dengan sosok luar angkasa yang penampakannya menyeramkan sesuai ilustrasi yang sering kita lihat baik di televisi maupun media sosial. Namun belum banyak yang tahu jika ada tumbuhan alien di dunia ini dan penampakannya justru menarik dan banyak kita temui di sekitar kita yang dikenal dengan sebutan Invasif Alien Species (IAS).
ADVERTISEMENT
Invasive Alien Species (IAS) itu merupakan suatu jenis tumbuhan eksotik yang keberadaan/kedatangannya dapat menimbulkan dampak negatif pada ekosistem alami yang disinggahinya. Jenis tanamannya juga bermacam-macam, ada yang mengganggu dan ada yang bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias seperti bunga pacar air (Impatiens glandurifera). Sedangkan tumbuhan alien yang dianggap mengganggu yaitu eceng gondok (Eichhornia crassipes). Eceng gondok adalah salah satu tanaman yang keberadaannya telah dianggap merusak dan mengancam ekosistem di beberapa wilayah. Menurut ceritanya eceng gondok didatangkan dari Amerika Latin ke Indonesia pada zaman penjajahan Belanda.
Lama kelamaan eceng gondok hidup mendominasi dan tidak terkendali hingga hampir menutupi seluruh permukaan sungai seperti yang terjadi di Sungai Rawa Pening, Jawa Tengah dan beberapa sungai di daerah lain. Hal ini pun menjadi suatu permasalahan yang serius karena dianggap telah menimbulkan suatu dampak negatif terhadap ekosistem di daerah tersebut. Keberlangsungan hidup hewan dan tumbuhan air yang ada di sana menjadi terganggu. Pada kondisi inilah tumbuhan eceng gondok yang awalnya hanya sebagai tumbuhan eksotik, telah berubah bersifat menjadi invasif atau lebih dikenal dengan istilah Invasive Alien Species.
ADVERTISEMENT
Saat ini IAS sudah menjadi isu global, bahkan CBD (Convention of Biological Diversity) dan IPBES (The Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services), telah memasukkan IAS ke dalam daftar salah satu faktor ancaman yang mengakibatkan kepunahan keanekaragaman hayati dalam suatu ekosistem. Untuk itu, perlu dilakukan pengendalian IAS agar dapat dimaksimalkan potensi pemanfaatan (dalam rangka pengelolaan) dan diminimalisir potensi negatifnya. Karena bila tidak dikendalikan IAS dapat menjadi salah satu ancaman yang berakibat pada penurunan kualitas biodiversitas dan menjadi salah satu faktor penyebab kepunahan dari suatu jenis mahluk hidup di suatu daerah atau ekosistem.
Nah tumbuhan alien selain ada di sekitar kita juga ada di Kebun Raya Cibodas. Menurut peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional, Decky Indrawan Junaedi, Kebun Raya Cibodas memiliki beberapa koleksi tumbuhan eksotik yang didatangkan dari luar Indonesia dan memiliki potensi sebagai tumbuhan obat, tumbuhan pangan, tanaman hias, dan lainnya. Hanya saja dengan berjalannya waktu beberapa jenis tanaman eksotik tersebut saat ini sudah bersifat invasif di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Lokasi TNGGP sendiri berdampingan langsung dengan Kebun Raya Cibodas untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tumbuhan IAS Kebun Raya Cibodas. Selain itu penanganan IAS di TNGGP menjadi sangat penting karena TNGGP merupakan daerah konservasi alam yang bernilai internasional dan sudah ditetapkan sebagai cagar biosfer.
ADVERTISEMENT
Decky juga menyampaikan bahwa tujuan utama penelitian IAS yang dia lakukan bersama timnya di Kebun Raya Cibodas yaitu untuk meminimalisir dan menekan dampak negatif IAS, upaya tersebut melalui pengendalian potensi invasif dari koleksi eksotik Kebun Raya Cibodas serta berupaya mengelola jenis-jenis yang sudah bersifat invasif dan memaksimalkan potensi manfaat dari tumbuhan eksotik sesuai dengan tujuan awal kedatangannya.
Proses Terjadinya Invasive Alien Species
Secara umum proses suatu jenis eksotik menjadi invasif itu ada empat tahapan, yaitu:
ADVERTISEMENT
Contoh kasus IAS yang dianggap telah mengganggu di Kebun Raya Cibodas (KRC), yaitu bambu cina (Chimonobambusa quadrangularis). Secara proses introduksi, awalnya bambu cina ini ditanam sebagai pagar hidup/pembatas antara Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan Kebun Raya Cibodas. Kemudian ternaturalisasi dan secara tidak sengaja bambu tersebut tumbuh dengan cepat dan menyebar melalui karakter biologisnya yaitu perbanyakan melalui rizoma/rimpang.
Bambu cina dapat menyebar dengan cepat dan bisa menjangkau daerah yang jauh walaupun dibatasi oleh banyak faktor lingkungan, seperti cahaya, iklim, dan air. Sejauh ini bambu cina belum terlalu banyak menyebar ke dalam hutan TNGGP, namun di wilayah perbatasan TNGGP dengan KRC dianggap cukup bermasalah karena populasinya yang padat.
Pengelolaan Invasive Alien Species
ADVERTISEMENT
Pada prinsipnya pengelolaan IAS perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu:
Pengelolaan IAS juga dilakukan berdasarkan kondisi dari tahapan dan jenis invasifnya itu sendiri. Pengelolaannya dibagi menjadi empat yaitu:
ADVERTISEMENT
Selain itu dilakukan pengelolaan IAS berdasarkan kegiatannya yaitu:
(Fitri Kurniawati/Dwi Novia)