Nyawa Dipertaruhkan demi Menyelamatkan Keanekaragaman Hayati Flora

Dwi Novia Puspitasari
Pranata Humas Penyelia, Biro Komunikasi Publik, Umum dan Kesekretariatan, Badan Riset dan Inovasi Nasional
Konten dari Pengguna
6 Oktober 2022 15:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Novia Puspitasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Yudi Suhendi, salah satu tim mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan keanekaragaman hayati flora
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Yudi Suhendi, salah satu tim mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan keanekaragaman hayati flora
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perjalanan panjang dan penuh tantangan pun dilalui tim eksplorasi biji Kebun Raya Cibodas. Kang Efendi, Kang Yudi dan Teh Illa biasa saya memanggilnya memulai perjalanan panjangnya menyusuri 6 Kabupaten di Sumatera Barat pada akhir Agustus. Teriknya matahari, jauhnya lokasi, dinginnya air hujan yang mengguyur pun tidak menyurutkan niat mereka untuk mengkonservasi biji tanaman begonia. Hingga nyawa pun dipertaruhkan demi menyelamatkan keanekaragaman hayati flora Indonesia.
ADVERTISEMENT

Perjalanan yang menegangkan

Saat matahari mulai menyapa mereka sudah memulai aktivitasnya. Menyiapkan perbekalan, mental, fisik untuk melawan waktu. Perjalanan setiap hari yang mereka tempuh tidak mudah. Lebih dari 2 jam untuk mencapai tempat tujuan. Hampir tengah malam mereka baru kembali dari petualangan. Tidak berhenti di situ saja, karena setibanya di penginapan, mereka harus tetap melakukan penamaan dan pendataan tanaman hasil buruan mereka. Namun perjalanan kali ini memberikan suatu kepuasan tersendiri bagi mereka, walaupun banyak tantangan dan rintangan.
Perjalanan ini memberikan kesan yang berbeda bagi mereka. Jika eksplorasi yang mereka lakukan sebelumnya hanya di satu hutan saja namun kali ini tidak. Setiap harinya mereka harus menjelajahi hutan yang berbeda-beda yang ada di 6 Kabupaten di Sumatera Barat yaitu Padang, Solok, Sijunjung, Tanah Datar, Payakumbuh, dan Pasaman. Kondisi lokasi pun cukup menantang. Ada yang memang di lokasi penambangan emas, ada juga yang di dekat bukit kapur.
ADVERTISEMENT
Selain itu masih banyaknya lokasi yang sakral dan ada persyaratan tertentu untuk bisa masuk ke lokasi tersebut, seperti di Gunung Talamau. Wanita yang sedang haid tidak diperbolehkan masuk hutan tersebut. Wanita yang datang seorang diri tidak diperkenankan masuk. Harus ada teman wanita lainnya. Tidak diperbolehkan lama-lama di dalam hutan tersebut dan maksimal hanya 4 hari. Hal ini disebabkan karena hutan tersebut masih alami, masih banyak hewan endemik dan masih banyak pula tanaman endemik yang belum terkonservasi.
Selain itu mereka juga harus melewati jurang dan bukit kapur yang curam, terjal, hingga harus merayap 90 derajat untuk mencapai hutan yang diinginkan. Mereka bahkan tidak memiliki peralatan yang memadai untuk menaiki bukit kapur. Bahkan asuransi keselamatannya pun tidak ada. Mereka juga sempat dihadapkan pada situasi yang menegangkan. Saat tiba di sekitar Saniang Baka Solok, ada warga yang melakukan penodongan dengan bambu runcing ke arah mereka.
ADVERTISEMENT
Ternyata daerah tersebut merupakan penambangan yang tidak berizin. Tim tidak diperbolehkan masuk ke area tersebut. Mereka merasa terancam dengan kedatangan tim. Setelah melakukan negosiasi akhirnya tim memutuskan untuk beralih lokasi. Padahal di lokasi tersebut banyak jenis koleksi baru begonia yang perlu diselamatkan. Jika tidak diselamatkan dalam waktu dekat maka jenis-jenis tersebut akan habis dan hilang.

Hasil yang memuaskan

Walaupun rintangan banyak menerjang, namun tidak menyurutkan tim untuk tetap melanjutkan perjalanan. Mereka menyusuri lokasi yang benar-benar aman dan legal. Rasa lelah yang mereka rasakan akhirnya tergantikan. Mereka menemukan berbagai jenis tanaman dalam bentuk anakan, biji, dan herbarium. Mereka fokus pada pengambilan biji tanaman begonia namun ada tanaman jenis lain juga yang mereka bawa.
Mereka menemukan 61 nomor koleksi tanaman, lebih dari 31 nomor koleksi biji begonia, dan 198 nomor koleksi dalam bentuk herbarium. Saat ini tanaman dan biji hasil eksplorasi disesuaikan tempat tumbuhnya dan diuji kualitas bijinya sebelum nantinya ditanam. Eksplorasi ini merupakan program kerja sama dengan Kew Botanic Garden dalam program Threatened Biodiversity Hotspots. Adapun sub judul kegiatannya adalah eksplorasi biji begonia di Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Walaupun medan menantang, melewati sungai, bukit kapur, dan tebing, namun mereka merasa puas. Lebih dari 30 jenis begonia yang mereka bawa pulang. Sedangkan di Cibodas baru ada 3 jenis begonia. Sehingga begonia yang mereka bawa termasuk jenis begonia baru di Kebun Raya Cibodas.
Sumatra Barat mereka pilih sebagai lokasi tujuan eksplorasi mereka karena menurut catatan ada 38 dari 75 jenis begonia endemik Sumatra terdapat di Sumatra Barat. Dan kemungkinan jenis-jenis baru masih banyak di sini. Lokasi tumbuhnya begonia yang berada di daerah perbukitan kapur, lahan tambang, dan bukan daerah konservasi membuat tim merasa perlu untuk melakukan penyelamatan tanaman tersebut.
Tahun depan kegiatan ini akan terus berlanjut dan fokus ke Gunung Talamau. Karena kemungkinan besar jenis-jenis baru terdapat di situ. Mereka tetap berjuang dan tidak gentar untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati flora Indonesia walaupun nyawa menjadi taruhannya.
ADVERTISEMENT