Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Meresensi Novel "Langit dan Bumi Sahabat Kami" Karya Nh.Dini
25 Oktober 2022 11:19 WIB
Tulisan dari Dwi Puji Anggraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Novel Langit dan Bumi Sahabat Kami adalah buku ketiga dari seri Cerita Kenangan oleh Nh. Dini. Kisah novel ini mengambil tempat di kampung halaman Nh. Dini,di Semarang. Novel Langit dan Bumi Sahabat Kami menceritakan tentang kondisi yang dialami Nh.Dini dan keluarganya selama masa kolonial. Ini adalah kisah kenangan masa kecilnya yang harus hidup hidup sengsara dengan semua orang di setiap sudut negara ini. Makanan juga sangat sulit didapat pada saat itu, sehingga ia, keluarganya, dan bahkan semua penduduk kota terpaksa makan dengan hemat, meskipun mereka tidak bisa memakannya. Tetapi mereka bertahan seperti yang Ibu Dini katakan kepada anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Pada novel diceritakan Nh.Dini harus putus sekolah lebih awal sampai posisi Jepang diterima di Belanda. Berkat Belanda yang merebut hati dan pikiran rakyat, jalan yang sebelumnya tertutup akhirnya dibuka di perbatasan. Agar perekonomian kembali berkembang, petani pedesaan hanya bisa menjual produknya ke kota. Pada akhirnya Nh.Dini bisa kembali bersekolah. Pada saat ini lah Dini mendapat pelajaran etika dalam memiliki, berbagi dan sikap politik. Palang Merah Belanda membantu warga. Ayah Dini menolak menerimanya karena tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Tetapi Ibu Dini malah menerimanya.
Pembelaan Ibu Dini adalah bahwa barang-barang tersebut dapat diberikan kepada kenalan yang membutuhkan. Keluarganya kemudian dapat memenuhi kebutuhannya. Tidak ada salahnya membantu orang lain, apalagi kebutuhan keluarga sudah tercukupi, apalagi saat dipasang pompa air.
ADVERTISEMENT
Pak Dini terlibat dalam gerakan bawah tanah. Dini sering menemukannya berbicara diam-diam dengan orang asing di taman sekitar rumah pada malam hari. Paman Dini, Pak Sarosa, masuk ke Semarang dengan menyamar dan berjalan melewati jalan tikus. Anak-anak tidak diperbolehkan berbicara dengan orang lain tentang tinggal di rumah.
Ayah Dini karena ia dianggap pemberontak, ia ditangkap oleh NICA (Administrasi Sipil Belanda-India) tetapi dibebaskan setelah beberapa hari. Pada saat ini, wanita yang menjanda karena suaminya dipenjara dan harus berjuang sendiri untuk wanita yang tidak memiliki keterampilan menjadi pelacur.
Menjelang akhir pendudukan, rumah warga terbakar. Mereka diyakini sebagai mata-mata yang terlibat dalam penangkapan Bapak Dini dan lainnya. Kakak Dini, Teguh, bersyukur atas musibah yang menimpa mereka. Pada saat inilah Dini memperoleh etika bersikap adil. Ayahnya menegur Teguh karena sikapnya. Situasi perang yang membuat orang bekerja sama dengan musuh atau melanggengkan pemberontakan menanamkan rasa permusuhan atau persahabatan, tergantung pada signifikansinya.
ADVERTISEMENT
Kelebihan dari novel ini, meskipun menceritakan tentang sejarah tetapi penyampaian bahasanya tidak rumit, sehingga isi buku dapat dipahami. Tokoh dan penokohan yang ditulis tidak berlebihan dan menggambarkan realita sosial pada waktu itu.
Ada kelebihan pastinya ada kekurangan. Kekurangan dari novel ini cover buku yang kurang menarik, cover yang hanya digambar tujuh kepala memberikan kesan seram bagi saya pembaca sehingga jika dilihat cover pun bisa mengurangi rasa penasaran untuk membacanya. Lalu, ada beberapa kosa kata yang ditulis dalam bahasa Jawa, mesikpun disisipkan artinya tetapi tidak semua dijelaskan artinya, hal ini mengganggu pembaca yang bukan berasal dari ranah Jawa.
Tinjauan Pustaka :
Nh.Dini. Langit dan Bumi Sahabat Kami. Jakarta: Pustaka Jaya,1979.
ADVERTISEMENT
Sumber Gambar :
Hasil jepretan sendiri