Konten dari Pengguna

Pengaruh Didikan Orangtua: Antara Bijaksana dan Keras

Dwi Syarifatun Nisya'
Mahasiswa Universitas Airlangga
14 Mei 2024 10:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Syarifatun Nisya' tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Didikan yang membuat anak keras kepala. Sumber foto : Pexels/Joel Santos
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Didikan yang membuat anak keras kepala. Sumber foto : Pexels/Joel Santos
ADVERTISEMENT
Pendidikan yang diberikan oleh orangtua memiliki peran yang krusial dalam membentuk karakter dan perilaku anak-anak. Pendekatan yang diambil oleh orangtua, baik bijaksana maupun keras, memiliki dampak signifikan pada perkembangan anak. Artikel ini mengulas pengaruh kedua pendekatan tersebut dan implikasinya bagi anak.
ADVERTISEMENT
Orangtua yang mengadopsi pendekatan bijaksana cenderung menekankan komunikasi terbuka dan empati. Mereka mendengarkan dengan penuh perhatian, mengakui perasaan anak, dan memberikan dukungan yang memadai. Disiplin yang diberikan bersifat mendidik, dengan penjelasan yang masuk akal dan konsekuensi yang sesuai. Mereka juga menjadi model yang baik dengan menunjukkan nilai-nilai seperti kejujuran, kesabaran, dan penghargaan terhadap orang lain.
Di sisi lain, orangtua dengan pendekatan yang keras menggunakan kekuasaan dan kontrol dalam mendidik anak-anak mereka. Mereka menetapkan aturan yang ketat dan menerapkan sanksi yang keras. Disiplin sering bersifat otoriter dan kurang memberi ruang untuk dialog. Kritik yang keras dan kurangnya penghargaan terhadap usaha anak juga menjadi ciri dari pendekatan ini.
Pendekatan orangtua yang bijaksana cenderung menghasilkan anak-anak dengan kesejahteraan emosional yang lebih baik. Mereka belajar mengelola emosi, membangun hubungan positif, dan mengembangkan rasa percaya diri. Sementara itu, pendekatan yang keras dapat menyebabkan anak-anak merasa tertekan dan kurang percaya diri. Memilih pendekatan pendidikan yang bijaksana lebih baik dalam jangka panjang, membantu anak-anak menjadi individu yang mandiri, empatik, dan berdaya. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memperkuat komunikasi terbuka, memberikan dukungan yang memadai, dan menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka.
ADVERTISEMENT
Dwi Syarifatun Nisya' , Mahasiswa Universitas Airlangga