Konten dari Pengguna

Mengikis Ego Sektoral, Menguatkan Nilai Kolaboratif

Dwi Astuti Lathifah
ASN Pemkab Karawang, Analis SDM Aparatur
24 Februari 2025 12:38 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Astuti Lathifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto slogan ASN BERAKHLAK dalam aplikasi Absensi BKPSDM Karawang (sumber: dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Foto slogan ASN BERAKHLAK dalam aplikasi Absensi BKPSDM Karawang (sumber: dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
Core Values ASN BERAKHLAK resmi diluncurkan pada 27 Juli 2021 sebagai upaya menyederhanakan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tertuang dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN. BERAKHLAK merangkum tujuh nilai utama yang menjadi pedoman bagi ASN di seluruh Indonesia, yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Setiap nilai ini memiliki kalimat afirmasi dan panduan perilaku agar dapat diterapkan dalam keseharian ASN.
ADVERTISEMENT
Kolaboratif : Bagian Penting dari ASN BERAKHLAK
Salah satu nilai yang menarik untuk dibahas adalah kolaboratif. Sesuai Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara pasal 4 butir g menyebutkan kolaboratif berarti membangun kerja sama yang sinergis dengan panduan perilaku mencakup :
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
3. Memanfaatkan berbagai sumber daya secara optimal untuk kepentingan bersama.
Namun dalam prakteknya, penerapan nilai kolaboratif terkadang terhambat oleh ego sektoral, yaitu kecenderungan untuk lebih mengutamakan kepentingan unit kerja, bidang, atau institusi sendiri dibandingkan kepentingan bersama. Rasa memiliki dan kebanggaan terhadap unit kerja memang wajar, tetapi jika berlebihan, hal ini bisa memicu persaingan tidak sehat, retensi informasi, serta menghambat kerja sama antar unit atau instansi. Akibatnya, kualitas pelayanan publik menjadi tidak optimal.
ADVERTISEMENT
Sistem Kerja kolaboratif juga sesuai dengan implementasi Reformasi Birokrasi yang meliputi tiga hal, yaitu transformasi organisasi, transformasi SDM Aparatur dan transformasi sistem kerja. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 7 Tahun 2022 tentang Sistem Kerja pada Instansi Pemerintah untuk Penyederhanaan Birokrasi, sistem kerja meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi yang berorientasi pada percepatan pengambilan keputusan dan perbaikan pelayanan publik.
Penyesuaian sistem kerja yang lebih agile (lincah) dan dinamis, didukung dengan pengelolaan kinerja aparatur sipil negara (ASN) yang optimal mencakup penyederhanaan eselonisasi, serta pengembangan sistem kerja yang berbasis digital. ASN tidak bekerja dalam kotak-kotak tertentu melainkan fokus pada pencapaian tujuan organisasi serta dituntut untuk mampu berkinerja lebih optimal sesuai dengan kompetensinya.
ADVERTISEMENT
Hal ini sesuai dengan makna kolaboratif, yaitu bekerjasama sinergis tidak terbatas dalam sektor tertentu dengan syarat memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Sistem kerja kolaboratif juga memaksimalkan kemampuan individu untuk bekerja dengan sektor lain dalam suatu tim kerja tidak terbatas dalam unit kerjanya.
Peran Pemimpin dalam Mendorong Kolaborasi
Keberhasilan budaya kerja kolaboratif tidak lepas dari peran pemimpin suatu organisasi. Pemimpin memiliki tanggung jawab besar dalam membangun budaya kolaboratif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan pemimpin untuk mendorong kolaborasi antara lain:
1. Memberikan kesempatan yang merata.
Pemimpin seharusnya tidak membatasi peran hanya kepada anggota dalam unit kerjanya saja, tetapi juga membuka peluang bagi individu dari unit kerja lain untuk berkontribusi dalam suatu tim kerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
2. Mendistribusikan informasi secara terbuka.
Pemimpin memiliki akses untuk membagi informasi penting agar dapat dimanfaatkan oleh unit kerja lain sesuai dengan tugas dan fungsinya, sehingga membuka peluang individu/unit kerja lain untuk mengambil peran dalam suatu pekerjaan.
3. Mendorong kolaborasi lintas unit dan individu.
Kolaborasi bukan hanya antarunit kerja, tetapi juga antarindividu. Dengan bekerja sama, individu dapat lebih lincah dalam beradaptasi, meningkatkan kompetensi, serta bersama menghadapi tantangan dengan lebih baik.
Apa yang dapat kita siapkan sebagai ASN untuk bisa berkolaborasi ?
Selain peran pimpinan dalam mendukung budaya kerja kolaboratif, yang tidak kalah penting sebenarnya adalah kesiapan kita sebagai ASN untuk berkolaborasi. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan agar kita dapat berperan aktif dan efektif dalam tim lintas unit atau lintas sektoral:
ADVERTISEMENT
1. Meningkatkan kompetensi.
Seorang ASN harus terus mengasah kompetensinya, baik itu kompetensi manajerial, teknis, maupun kompetensi digital agar dapat lebih efisien dan efektif dalam kolaborasi dengan berbagai pihak dari sektor yang berbeda.
2. Mengembangkan jaringan atau jejaring.
Membangun jejaring dengan ASN lain dari berbagai unit atau instansi sangat penting untuk memperluas wawasan dan membuka peluang untuk kolaborasi.
3. Menunjukkan kinerja terbaik.
Saat dipercaya untuk berkolaborasi dalam suatu tim, ASN harus menunjukkan kinerja terbaik untuk memperlihatkan kompetensi individu dan meningkatkan kepercayaan antar anggota tim dan unit kerja yang berbeda.
4. Mengikis ego sektoral.
ASN perlu bekerja untuk mengesampingkan kepentingan pribadi atau unit kerja masing-masing dan fokus pada tujuan bersama untuk menciptakan suasana kerja yang lebih harmonis dan produktif.
ADVERTISEMENT
5. Fleksibilitas dan adaptasi.
Kolaborasi membutuhkan fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan dan cara kerja dan memiliki sikap terbuka terhadap perubahan dan siap untuk bekerja dalam berbagai tim dengan pendekatan yang berbeda-beda.
Mengikis Ego Sektoral, Kinerja Berdampak
Sudah bukan zamannya bekerja terkotak-kotak dalam satu sektor saja, merasa paling unggul, atau bahkan meremehkan hasil kerja unit lain. Kolaborasi bukan hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga menghasilkan kinerja yang lebih maksimal dan berkualitas. Dengan berbagi tugas dan tanggung jawab, beban kerja terasa lebih ringan, dan tantangan yang dihadapi menjadi lebih mudah diselesaikan bersama. Dengan kolaborasi, hasil yang dicapai dalam sinergitas antar individu, unit kerja, lintas sektoral akan lebih berdampak dan dirasakan hasilnya oleh semua pihak.
ADVERTISEMENT
Mari kita tingkatkan semangat kolaborasi di setiap lini, mulai dari lingkup terkecil hingga yang lebih luas. Dengan mengikis ego sektoral, kita tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis, tetapi juga mewujudkan pelayanan publik yang lebih optimal dan berdampak bagi masyarakat.