Konten dari Pengguna

Merti Dusun: Ritual Kuno yang Menghubungkan Manusia dengan Alam

Dwi Exsir Pamungkas
Mahasiswa Antropologi Sosial, Universitas Diponegoro
16 Januari 2025 17:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Exsir Pamungkas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tradisi Merti Dusun ( Sumber: Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Merti Dusun ( Sumber: Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda mengikuti sebuah tradisi yang menghubungkan manusia dengan alam? Di Candi Gedong Songo, Kecamatan Bandungan, tradisi Merti Dusun menjadi bukti nyata warisan budaya yang masih terjaga hingga kini. Di tengah era globalisasi, tradisi yang diwariskan para leluhur ini lambat laun mulai tergerus oleh zaman. Namun, Merti Dusun tetap bertahan dan menghadirkan makna mendalam bagi masyarakat desa.
ADVERTISEMENT
Mari kita simak lebih dalam tentang apa itu Merti Dusun dan bagaimana tradisi ini terus eksis hingga saat ini

Apa Sih Merti Dusun?

Merti Dusun adalah tradisi ungkapan rasa syukur atas hasil bumi serta kesejahteraan yang diterima masyarakat. Upacara adat ini diwariskan secara turun-temurun sejak zaman nenek moyang.
Secara etimologi, kata "merti" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "memelihara" dan "membersihkan". Tradisi ini bertujuan memelihara dan merawat budaya desa, sekaligus menjadi wujud syukur kepada Tuhan atas hasil alam.
Tujuan Merti Dusun:
Dalam tradisi ini, masyarakat bekerja sama untuk membersihkan desa, mencerminkan nilai gotong royong yang menjadi ciri khas kehidupan pedesaan.
ADVERTISEMENT

Pelaksanaan Merti Dusun di Gedong Songo

Ketika saya tiba di desa tempat pelaksanaan Merti Dusun, suasana desa begitu hidup. Semua orang sibuk mempersiapkan acara, dari pembersihan lingkungan hingga mempersiapkan sesaji. Saya bergabung dengan kelompok laki-laki yang bertugas membersihkan sumber mata air desa. Kami berjalan menuju mata air yang dikelilingi pohon-pohon tua.
Selama pembersihan, ada momen yang membuat saya terkesan. Para pria bekerja tanpa lelah, sementara kaum perempuan datang membawa makanan untuk kami. Makanan sederhana seperti nasi dan lauk pauk terasa sangat istimewa karena dimakan bersama di tengah suasana kebersamaan.
Setelah pembersihan, dua ekor ayam disembelih di dekat mata air. Saya menyaksikan prosesi ini dengan rasa penasaran dan hormat. Ayam-ayam tersebut dibakar di atas bara api tanpa bumbu tambahan. Ketika hati ayam diambil dan diletakkan di bawah pohon tua, saya merasa ada kekhidmatan yang sulit dijelaskan.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini mengingatkan saya betapa manusia sangat bergantung pada alam dan pentingnya rasa syukur.
Sesajen Merti Dusun (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Makna simbolis dari hati ayam dan bunga mawar adalah wujud penghormatan kepada leluhur. Merah melambangkan darah, sementara putih melambangkan tulang, sebagai pengingat perjuangan dan pengorbanan para leluhur.
Usai prosesi, ayam yang telah dibakar dicacah dan dimakan bersama oleh masyarakat. Sebelum makan bersama, doa bersama dipanjatkan sebagai ungkapan syukur atas keberkahan sumber air dan hasil alam yang melimpah.

Kirab Budaya

Salah satu momen paling menarik adalah kirab budaya. Semua warga mengenakan pakaian adat Jawa, termasuk saya yang diberi kesempatan memakai ikat kepala tradisional. Kami berjalan bersama mengelilingi desa dengan obor menyala di tangan. Tugas saya adalah membawa bunga yang akan ditaburkan di sepanjang jalan.
Prosesi Kirab Budaya (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ada seorang warga yang berjalan di depan rombongan, membawa sapu lidi dan menyapu jalan sambil menabur bunga. Saya sempat bertanya kepadanya tentang makna tindakan ini, dan ia menjelaskan bahwa menyapu jalan melambangkan pembersihan desa secara spiritual.
ADVERTISEMENT
Di sepanjang perjalanan, musik gamelan mengiringi langkah kami. Anak-anak kecil pun ikut mengiringi prosesi ini, sementara para sesepuh desa memberikan wejangan singkat tentang pentingnya menjaga tradisi ini.

Tradisi Merti Dusun Dalam Perspektif Victor Turner

Menurut Victor Turner, Merti Dusun adalah "ritual penyegaran" bagi masyarakat. Dalam konsep liminalitas, upacara ini menciptakan fase transisi di mana masyarakat meninggalkan rutinitas harian dan memasuki pengalaman spiritual kolektif. Hal ini memperkuat ikatan sosial dan identitas komunitas.
Simbolisme dalam ritual, seperti sesaji dan pembersihan lingkungan, mencerminkan nilai budaya dan solidaritas. Merti Dusun tidak hanya menjadi ungkapan syukur, tetapi juga sarana membangun solidaritas tanpa memandang status sosial.

Tantangan dan Ancaman Terhadap Tradisi Merti Dusun

Sebagai warisan budaya yang sarat makna, Merti Dusun menghadapi tantangan serius, seperti:
ADVERTISEMENT
Namun, tradisi ini dapat dilestarikan melalui:
Generasi muda memegang peran penting dalam menjaga kelestarian tradisi ini. Dengan kreativitas dan semangat inovasi, mereka dapat memperkenalkan Merti Dusun kepada masyarakat luas.
Merti Dusun adalah warisan nenek moyang yang penuh makna dan relevansi. Tradisi ini mengajarkan nilai gotong royong, rasa syukur, dan pelestarian budaya di tengah arus globalisasi. Jangan sampai kemudahan teknologi melunturkan rasa cinta kita terhadap budaya lokal Indonesia.
Sebagai seseorang yang pernah merasakan langsung keindahan tradisi ini, saya percaya bahwa Merti Dusun adalah simbol kekuatan budaya lokal yang harus terus dijaga. Mari kita bersama melestarikannya, agar tradisi ini tetap hidup dan menginspirasi generasi mendatang.
ADVERTISEMENT