Membedah Kepemimpinan Iti Octavia Jayabaya sebagai Bupati Lebak

Muhammad Dwiki Revanzha
Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
9 Desember 2021 21:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Dwiki Revanzha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Iti Octavia Jayabaya. Foto: instagram/@viajayabaya
zoom-in-whitePerbesar
Iti Octavia Jayabaya. Foto: instagram/@viajayabaya
ADVERTISEMENT
Selalu menarik jika kita bicara mengenai seorang pemimpin muda. Pemimpin muda diharapkan mampu memberikan inovasi dan pemikiran out of the box melalui program-programnya. Berbicara mengenai pemimpin muda, tentu Bupati Lebak tidak boleh luput dari pembahasan. Siapa sih Bupati Lebak itu?
ADVERTISEMENT
Betul! Beliau adalah Iti Octavia Jayabaya. Iti Octavia mengawali karir kepemimpinannya sejak tahun 2014. Saat itu, beliau masih berusia 36 tahun. Cenderung muda untuk seorang bupati yang harus menjadi tumpuan masyarakatnya. Menariknya, Iti Octavia merupakan wanita pertama yang menjabat sebagai Bupati Lebak.
Sebagai orang nomor satu di Kabupaten Lebak, tentu saja Iti Octavia memiliki legitimate power yang melekat dan bersumber dari posisinya selaku seorang pemimpin. Kekuasaan tersebut tentunya dimanfaatkan betul oleh Iti Octavia untuk memajukan Kabupaten Lebak. Prestasi dan pencapaian silih berdatangan kepada Iti Octavia dan Kabupaten Lebak. Contohnya, Iti berhasil merengkuh penghargaan pada perhelatan Asia Global Award 2019. Pada perhelatan tersebut, beliau berhasil meraih penghargaan bupati terbaik se-Asia tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Pencapaian tersebut tentu tidak terlepas dari model kepemimpinan yang melekat padanya. Oleh karena itu, menarik untuk menilik lebih lanjut mengenai kepemimpinan Iti Octavia Jayabaya sebagai Bupati Serang. Sebenarnya bagaimana sih kepemimpinan Iti? Mari kita simak!

Bagaimana Pendekatan Kepemimpinan Iti Octavia Jayabaya?

Jika berbicara mengenai pendekatan kepemimpinan, pendekatan yang tepat disematkan kepada Iti Octavia adalah behavioural theory yang mengacu pada task oriented behaviour. Pendekatan kepemimpinan ini dapat tecermin ketika beliau terus mengupayakan Pemerintah Kabupaten Lebak untuk menjalankan dan mengoptimalkan agenda reformasi birokrasi yang mengacu pada delapan area perubahan, khususnya pelayanan publik.
Di bawah kepemimpinannya, Pemkab Lebak berkomitmen untuk meningkatkan good governance. Iti menargetkan kepada perangkat daerah untuk harus terus membangun zona integritas menuju wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bebas melayani sehingga akuntabilitas kinerja pemerintahan dapat terus meningkat.
ADVERTISEMENT

Ternyata ini Gaya Kepemimpinannya!

Kabupaten Lebak merupakan daerah penunjang ibu kota negara yang berupaya untuk melepaskan diri dari predikat daerah tertinggal. Hal tersebut membuat Iti Octavia terus berupaya keras demi membangun dan mentransformasikan Kabupaten Lebak menjadi lebih baik. Sejalan dengan itu, Iti Octavia dapat dikatakan memiliki gaya kepemimpinan transformasional. Seperti apa sih kepemimpinan transformasional itu? Pemimpin dengan tipe ini memiliki gaya yang adaptif dan inovatif. Ia akan memberikan perhatian, arahan, serta motivasi demi membangun progresivitas dalam lingkungannya.
Kepemimpinan transformasional Iti Octavia dapat dilihat juga ketika beliau mengarahkan dan memotivasi ASN untuk terus berkomitmen dalam meningkatkan kinerja. Hasilnya, Iti Octavia dan Kabupaten Lebak tidak jarang meraih pencapaian dan penghargaan. Salah satu pencapaiannya adalah penghargaan bupati terbaik se-Asia 2019 yang didapat tidak terlepas dari kinerja para bawahannya. Program-program baru juga berhasil dicanangkan untuk kesejahteraan masyarakat, seperti Lebak Pintar, Lebak Sehat, serta Lebak Sejahtera.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Iti Octavia juga dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang tegas. Hal itu didukung dengan tindakan tegas Iti kepada oknum pejabat Dinas Sosial Lebak yang diduga menggelapkan dana bantuan korban bencana kebakaran di Kecamatan Cigemlong sebesar 341 juta rupiah. Iti secara terang-terangan akan menindak tegas pelaku tersebut dan tidak akan memberikan pelindungan apapun. Dari contoh tersebut, dapat kita lihat bahwa Iti Octavia juga memiliki gaya kepemimpinan birokratis. Kepemimpinan birokratis digambarkan sebagai pemimpin yang melakukan sesuatu sesuai peraturan dan prosedur yang ada serta bertindak tegas apabila ada yang melanggar.
Jika dilihat dari contoh di atas, ternyata Iti Octavia memiliki jiwa manajer sekaligus pemimpin, lho! Tidak hanya memberikan tindakan tegas kepada bawahannya layaknya seorang manajer, beliau juga tidak jarang memberi semangat dan motivasi kepada bawahannya untuk terus meningkatkan kinerjanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Iti Octavia juga pantas disandangkan sebagai pemimpin inovatif. Terbukti, berkat program inovasinya, beliau berhasil mendapatkan penghargaan Kepala Daerah Inovatif 2019 kategori Investasi dan Ekonomi Koran Sindo.

Efektifkah Gaya Kepemimpinan Iti Octavia Jayabaya?

Kepemimpinan Iti Octavia sejatinya sudah dapat dikatakan cukup efektif. Sederetan penghargaan telah berhasil diraih oleh Iti Octavia, seperti penghargaan Best Regional Leader pada Anugerah Women Obsession Award 2019, piagam penghargaan Kepala Staf Kepresidenan dalam pencegahan stunting, penghargaan Top Pembina BUMD 2021, Piagam Rekor MURI pelayanan KB implant serentak terbanyak tingkat Kabupaten, dan masih banyak lainnya.
Selain penghargaan, capaian lain juga berhasil diraih Iti Octavia, seperti dalam bidang pelayanan publik. Pada tahun 2017, Kabupaten Lebak berhasil membuat start up inovasi guna mencapai pelayanan publik yang berkualitas, yakni Lebak Smart City. Masih dalam bidang pelayanan publik, berbagai program telah digulirkan, antara lain adalah Lebak Pintar, Lebak Sehat, dan Lebak Sejahtera.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Iti Octavia juga berupaya untuk menumbuhkan sentra ekonomi baru dengan menyiapkan 3.000 hektar kawasan industri. Pembangunan kawasan industri diharapkan dapat mewujudkan sentra ekonomi baru sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan akses jalan tol Serang-Panimbang yang terhubung ke wilayah Jabodetabek.
Di bawah kepemimpinannya, Kabupaten Lebak berupaya untuk mendorong sektor wisata guna meningkatkan tingkat perekonomian Kabupaten Lebak. Hal itu tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berfokus pada sektor wisata. Hasilnya, sepanjang tahun 2020, tercatat terdapat 206.143 pengunjung wisatawan yang terdiri dari wisatawan domestik maupun mancanegara.
Bagaimana Menurut Anda? Apakah kepemimpinan Iti Octavia sudah efektif?

Referensi:

Lebakkab. (2019, April 24). Bupati Iti Ingatkan Apratur Untuk Hati-Hati Dalam Pengelolaan Keuangan. Retrieved December 9, 2021, from Lebakkab.go.id: https://lebakkab.go.id/2019/04/13/bupati-iti-ingatkan-apratur-untuk-hati-hati-dalam-pengelolaan-keuangan/
ADVERTISEMENT
Nazmudin, A. (2021, September 21). Profil Iti Octavia Jayabaya. Retrieved December 9, 2021, from Kompas.com: https://regional.kompas.com/read/2021/09/21/162624978/profil-iti-octavia-jayabaya?page=all
Northouse, P. G. (2018). Leadership: Theory and Practice, 8th Edition. Los Angeles: SAGE Publications.
Permana, Y. (2021, October 1). Tindak Tegas, Bupati Lebak Tidak Akan Melindungi Oknum Dinsos yang Gelapkan Bansos TT Rp341 Juta. Retrieved December 9, 2021, from Pos Kota: https://poskota.co.id/2021/10/01/tindak-tegas-bupati-lebak-tidak-akan-melindungi-oknum-dinsos-yang-gelapkan-bansos-tt-rp341-juta?view=all
Suryana, M. (2019, July 27). Penghargaan bupati terbaik se-Asia diraih Iti Octavia. Retrieved December 9, 2021, from ANTARA Banten: https://www.antaranews.com/berita/979484/penghargaan-bupati-terbaik-se-asia-diraih-iti-octavia
Suryana, M. (2021, September 9). Pemkab Lebak Dorong Wisata Tumbuhkan Ekonomi Masyarakat. Retrieved December 9, 2021, from ANTARA Banten: Kepemimpinan Ratu Tatu sejatinya sudah dapat dikatakan cukup efektif. Sejak awal kepemimpinannya, Ratu Tatu telah berhasil menumbuhkan
ADVERTISEMENT
Wijaya, J. H. (2019). Transformasi Kepemimpinan Bupati Iti Octavia dalam Memimpin Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018. Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, 3(2), 88-96.